Breaking News

Upah yang Ditawarkan Perusahaan Dinilai Terlalu Rendah, Puluhan Buruh Mengadu ke Disnaker

Puluhan buruh ini menyebut pihak kontraktor menolak menerapkan standar upah pekerja bangunan yang ada di Kota Bontang.

Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM/ICHWAL
Puluhan buruh mendatangi kantor Disnaker Bontang, Selasa (22/1/2019). 

Upah yang Ditawarkan Perusahaan Dinilai Terlalu Rendah, Puluhan Buruh Mengadu ke Disnaker

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Ichwal Setiawan

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG — Puluhan buruh kasar menyambangi Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Bontang di Jalan Awang Long, Kelurahan Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara, Selasa (22/1/2019).

Para buruh ini mengadukan PT Sasmito, kontraktor pelaksana proyek pembangunan lanjutan Pasar Rawa Indah senilai Rp 90 miliar lebih.

Puluhan buruh yang dipimpin Muslimin Yahya (50) ini menyebut pihak kontraktor menolak menerapkan standar upah pekerja bangunan yang ada di Kota Bontang.

“Kami kan datang ke sana pak, sudah dua kali kami minta supaya diterima kerja. Mereka mau, tapi upahnya itu jauh dari harga standar Bontang,” keluh Muslimin saat mengadu ke Disnaker Bontang.

Menurut Muslimin, upah di PT Sasmito terlalu rendah bila dibandingkan dengan upah para buruh kasar di Bontang.

Perusahaan menawarkan upah per harinya untuk buruh atau tukang sebesar Rp 95 ribu dan buruh kasar atau helper sejumlah Rp 90 ribu.

Padahal para pekerja di Bontang biasanya menerima upah harian Rp 130-135 ribu untuk tukang dan Rp 100 ribu untuk buruh kasar.

“Mereka ini pakai standar Pulau Jawa pak, nah kondisi di sini kan berbeda. Biaya hidup di Bontang tinggi ketimbang di Jawa sana,” ujar dia.

 

Cegah Penuaan Pada Kulit di Bawah Mata, Jangan Pernah Lupa Pakai Pelembab

Pastikan Barang yang Dikonsumsi Warga Aman, Loka POM Balikpapan Diminta Perkuat Pengawasan

Sementara itu, Kepala Bidang Pelatihan, Produktivitas dan Penempatan Tenaga Kerja (P3TK) Disnaker, Usman mengatakan perusahaan harus menyesuaikan upah minimal sesuai dengan Upah Minimum Kota (UMK) Bontang, yakni Rp 2,9 juta per bulan.

Upah yang ditawarkan bagi pekerja dinilai tak sesuai dengan UMK Bontang.

Hal itu dianggap melanggar jika tetap diterapkan perusahaan.

Selain itu, dia juga menyoroti perusahaan yang tak melaporkan kebutuhan tenaga kerja kepada Disnaker Bontang.

Padahal sebelumnya, pihaknya telah mengimbau agar segala rekrutmen tenaga kerja melalui Disnaker.

“Kami sudah  menemui mereka di lokasi proyek, kami minta supaya melaporkan jumlah tenaga kerja. Dan seluruh perekrutan harus melalui satu pintu di Disnaker. Tapi sampai sekarang mereka belum juga melapor,” ujar Usman.

Minum Air Es Setelah Olahraga Bantu Bakar Lemak Lebih Banyak, Mitos atau Fakta? Ini Penjelasannya

Lepas Prajurit dan Heli Bersenjata ke Papua, Danlanud Dhomber Balikpapan : Hati-hati dan Waspada

Tanggapan PS Sasmito :

Manajer Proyek PT Sasmito, Ridho membenarkan pihaknya menolak usulan besaran upah yang ditawarkan oleh sejumlah calon pekerja buruh kasar asal Bontang.

Menurut Ridho, upah sebesar Rp 90-95 ribu yang sudah ditawarkan kepada para pekerja, tapi ditolak.

Secara akumulasi satu bulan, kata dia, dengan upah yang ditawarkan tersebut, pekerja bakal menerima Rp 2,7-2,8 juta per bulan.

Tetapi, jumlah itu belum dihitung lembur.

Upah lembur ditetapkan sebesar satu hari kerja atau Rp 90-95 ribu.

“Loh mas, kalau dihitung sama lembur mereka bisa terima upah itu di atas Rp 3 juta lho sebulan,” kata dia saat dikonfimasi di lokasi proyek, Selasa (22/1/2019) petang.

Dia menambahkan, progress kerja saat ini tengah dikebut.

Pemerintah menuntut agar bangunan senilai Rp 90 miliar ini harus rampung tahun ini.

Maka dipastikan pekerjaan akan dilakukan secara maraton (siang-malam).

Pekerja yang bekerja di atas 8 jam pasti akan dikenai bayaran lembur.

Untuk saat ini, jumlah pekerja yang beraktivitas di lokasi proyek sebanyak 30an orang, yang mayoritas didatangkan dari pulau Jawa, hanya sekitar 10 orang warga lokal.

“Kami memang belum laporan ke Disnaker, tapi sudah kami rekap hanya belum dikirim. Nah, kebutuhan pekerja kita sih sebanyak 200 orang tapi semuanya masuk secara bertahap,” pungkas Ridho.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved