Banjir di Sulsel

Begini Perjuangan Para Relawan Terobos Banjir di Wilayah Terisolir Bencana Longsor Gowa

Puluhan relawan berusaha menorobos lokasi longsor di wilayah Dusun Kampung Beru, Desa Buakkang, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

KOMPAS.com/ABDUL HAQ
Proses evakuasi warga BTN Sigma Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Selasa, (22/1/2019). 

Begini Perjuangan Para Relawan Terobos Banjir di Wilayah Terisolir Bencana Longsor Gowa

TRIBUNKALTIM.CO, GOWA - Puluhan relawan berusaha menorobos lokasi longsor di wilayah Dusun Kampung Beru, Desa Buakkang, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, yang masih terisolir.

Mereka berjalan kaki dua hari dua malam membawa perlengkapan medis dan makanan siap saji, menorobos longsor dan melawan arus deras sungai untuk sampai ke tujuan.

Mereka berangkat dengan jumlah 20 orang sejak Kamis (24/1/2019), dari Dusun Pattiro, Desa Pattallikang, Kecamatan Manuju, menuju Dusun Kampung Beru.

"Kami sadar bahwa akses ke sana sangat berbahaya dan hanya ditempuh dengan berjalan kaki. (Tapi) Di sana terdapat puluhan korban yang membutuhkan pertolongan medis dan mereka sudah kelaparan karena persediaan sudah habis," kata Muhammad Zarkawi Yahya, relawan Ikatan Alumni (IKA) Pondok Pesantren Sultan Hasanuddin, pada Sabtu, (26/1/2019).

Meski Banjir, Para Pemilik Warung Ini Pilih Tetap Berjualan, Alasannya Sudah Terlanjur Belanja Bahan

Nenek Nur Meninggal Dunia; Viral Foto Dirinya Selamatkan Cucu saat Banjir Terjang Gowa

Zarkawi menungkapkan, hingga saat ini mereka masih dalam perjalanan dan terpaksa bermalam di hutan dengan kondisi cuaca buruk yang tidak menentu.

Sejumlah sungai dengan arus yang deras telah mereka lewati dan berharap tiba di tujuan untuk melakukan pertolongan kepada korban.  

Puluhan Relawa IKA Pondok Pesantren Sultan Hasanuddin tengah bertarung nyawa menerobos derasnya arus sungai demi menjangkau wilayah korban longsor Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang masih terisolir. Sabtu, (26/1/2019).
Puluhan Relawan IKA Pondok Pesantren Sultan Hasanuddin tengah bertarung nyawa menerobos derasnya arus sungai demi menjangkau wilayah korban longsor Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang masih terisolir. Sabtu, (26/1/2019). (KOMPAS.com/ABDUL HAQ)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tembus Wilayah Terisolir Bencana Longsor Gowa, Para Relawan Ini Nekat Bertaruh Nyawa", https://regional.kompas.com/read/2019/01/26/10364741/tembus-wilayah-terisolir-bencana-longsor-gowa-para-relawan-ini-nekat.
Penulis : Kontributor Bone, Abdul Haq

5 Fakta Terbaru Banjir dan Longsor di Sulsel, Ribuan Warga Bertahan di 13 Titik Lokasi Pengungsian

TRIBUNKALTIM.CO -- Warga korban banjir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menceritakan, banjir datang begitu cepat dan merendam tempat tinggal mereka.

Warga pun tak sempat menyelamatkan harta benda mereka karena harus segera menyelamatkan diri.

Seperti diketahui, bencana banjir bandang di Kabupaten Gowa disebabkan curah hujan tinggi.

Selain itu, dua pintu air Bendungan Bili-Bili terpaksa dibuka karena air bendungan sudah melebihi batas normal.

Berikut ini sejumlah fakta baru terkait bencana banjir di Sulawesi Selatan:

1. Kesaksian warga Gowa saat banjir bandang melanda

Warga Perumnas Antang Makassar, Sulawesi Selatan, terkejut ketika banjir datang tiba-tiba.

Mereka tidak sempat menyelamatkan barang berharga dari rumah karena banjir datang dengan cepat hingga merendam kawasan itu.

"Tidak sempat lagi kami menyelamatkan barang berharga karena air langsung tinggi. Kalau tanda-tandanya setinggi mata kaki kemudian meninggi, kami masih bisa menyelamatkan barang-barang berharga," kata Muh Jihadul Arifin, seorang warga Blok VIII Perumnas Antang Makassar, di Makassar, Rabu (23/1/2019).

Jihadul menuturkan, banjir kali ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Banjir kali ini datang secara tiba-tiba dari belakang rumah warga dengan kondisi air sudah tinggi.

Menurut Jihadul, banjir di perumahannya sudah mencapai atap rumah, sedangkan untuk rumahnya sendiri air baru setinggi di atas 1,5 meter.

2. Kerahkan anjing pelacak untuk sisir korban banjir dan longsor

Laporan warga yang hilang pascalongsor dan banjir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan terus bertambah. Aparat kepolisian mengerahkan 713 personel serta anjing pelacak untuk mengevakuasi korban yang saat ini dinyatakan tertimbun longsor, Kamis, (24/1/2019).

Unit K9 Polda Sulawesi Selatan dikerahkan dengan satu ekor anjing pelacak ke Dusun Pattiro, Desa Pattallikang, Kecamatan Manuju, untuk membantu evakuasi belasan korban yang diyakini masih tertimbun longsor.

"Jumlah personel kami turunkan secara maksimal termasuk bantuan anjing pelacak dari Unit K9 Polda Sulawesi Selatan," kata Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga, Kamis (24/1/2019).

Hingga saat ini, bencana longsor dan banjir di Kabupaten Gowa mencapai 29 korban jiwa.

Puluhan korban lainnya dinyatakan hilang yang tersebar di sejumlah titik longsor di Kecamatan Manuju, Kecamatan Bungaya, Kecamatan Parigi, dan Kecamatan Tinggimoncong.

Sejumlah titik longsor masih masih terisolir lantaran minimnya peralatan dan kondisi medan yang sulit.

Nenek Nur Meninggal Dunia; Viral Foto Dirinya Selamatkan Cucu saat Banjir Terjang Gowa

Diusir Wakil Ketua DPRD saat Mengungsi ke Rumah Jabatan, Korban Banjir di Maros Ini Kecewa

Kisah Nenek Nur Janna yang Meninggal Usai Peluk Pohon & Gendong Cucunya 3 Jam saat Banjir di Sulsel

UPDATE - Banjir Melanda 53 Kecamatan di Sulsel; 8 Tewas, 4 Hilang, Ribuan Warga Mengungsi

Makassar dan 6 Kabupaten di Sulsel Banjir, Poros Bone-Makassar via Camba dan Pangkep Lumpuh Total

3. Ribuan warga bertahan di 13 titik lokasi pengungsian

Nenek Nur Janna Djalil saat menyelamatkan cucunya, Waliziab Muhammad Nur (2), Rabu (23/1/2019). Beberapa saat setelah diselamatkan dan dirawat di rumah sakit, nenek Nur Janna meninggal dunia.
Nenek Nur Janna Djalil saat menyelamatkan cucunya, Waliziab Muhammad Nur (2), Rabu (23/1/2019). Beberapa saat setelah diselamatkan dan dirawat di rumah sakit, nenek Nur Janna meninggal dunia. (Istimewa)

Luapan Sungai Jeneberang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mengakibat 2.121 warga korban banjir mengungsi di sejumlah titik pengungsian yang disediakan pemerintah, Rabu (23/1/2019).

Total ada 13 lokasi pengungsian dan jumlah pengungsi terbanyak yakni di Pasar Sungguminasa dengan jumlah 600 pengungsi.

Para pengungsi ini masih bertahan dengan bekal seadanya mau pun dari pemberian warga lantaran pihak pemerintah baru menyiapkan dapur umum hari ini.

"Jumlahnya ada dua ribu lebih, dan hari ini kami menyiapkan dapur umum" kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Kabupaten Gowa, Sirajuddin, Rabu.

4. Seorang balita meninggal karena kedinginan

Petugas berupaya menyelamatkan para korban banjir di Kabupaten Gowa, yang merendam salah satu perumahan di wilayah tersebut.

Bencana banjir membuat seorang balita bernama Akram Al Yusran (3) meninggal dunia karena kedinginan saat menunggu untuk dievakuasi.

Berdasar informasi yang diterima Kompas.com, saat banjir datang, Akram bertahan di atas seng rumah bersama orangtuanya di tengah guyuran hujan dan suhu yang dingin.

Setelah berhasil dievakuasi, Akram segera dibawa ke rumah sakit untuk dirawat.

Namun, kondisi Akram sudah sangat lemah karena kedinginan.

"Akram meninggal kedinginan karena hujan terus mengguyur dan setelah dievakuasi langsung dibawa ke rumah sakit" kata Bupati Gowa Adnan Yasin Limpo, Rabu (23/1/2019). 

Proses evakuasi warga BTN Sigma Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Selasa, (22/1/2019).
Proses evakuasi warga BTN Sigma Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Selasa, (22/1/2019). (KOMPAS.com/ABDUL HAQ)

5. Helikopter yang membawa bantuan logistik diserbu warga

Saat mendarat, helikopter milik TNI AU yang mengangkut bantuan logistik langsung diserbu oleh ratusan warga.

Hal tersebut membuat petugas kewalahan.

Helikoper jenis NAS-332 Super Puma, nomor registrasi H-3211 milik TNI AU tiba di Lapangan Sapaya, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (24/1/2019) pukul 15.00 Wita.

Helikopter tersebut mengangkut 950 kilogram logistik berupa sembako dan makanan cepat saji.

"Sedianya heli ini akan mulai beroperasi mengantar bantuan logistik pada pukul 10.00 Wita, namun ada peringatan cuaca buruk dari BMKG hingga pihak TNI AU membatalkan penerbangan.

Tapi setelah cuaca dinilai membaik, maka dilakukan penerbangan pada sore hari," kata Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo, Kamis (24/1/2019).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Bencana Banjir dan Longsor di Sulsel, Balita Meninggal Kedinginan hingga Helikopter Bantuan Diserbu Warga", https://regional.kompas.com/read/2019/01/25/07300011/5-fakta-bencana-banjir-dan-longsor-di-sulsel-balita-meninggal-kedinginan.

Penulis : Michael Hangga Wismabrata

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved