Dilantik di Kantor Gubernur, Donna Faroek Enggan Bahas Kadin Kaltim Tandingan
Menurutnya, Kadin versi OSO bakal menghilang dengan sendirinya, seperti yang terjadi selama ini.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dualisme akhirnya terjadi di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim.
Akhir pekan lalu, pengurus Kadin Kaltim, versi Oesman Sapta Odang (OSO), yang diketuai Andika Hasan, resmi dilantik.
Pelantikan berlangsung di Kantor Gubernur Kaltim. Sebelumnya, di Kaltim hanya ada satu Kadin yang dipimpin Dayang Donna Faroek.
Dikonfirmasi mengenai pelantikan Kadin versi OSO di Kaltim, Donna enggan banyak menanggapi.
Menurutnya, Kadin versi OSO bakal menghilang dengan sendirinya, seperti yang terjadi selama ini.
"Sebenernya menghabiskan energi saja menanggapi Kadin 'sebelah', itu. Kan mereka tak jelas. Tak melalui mekanisme Musprov yang diatur dalam UU No.1 1987 tentang Kamar dagang dan industri. Anggap saja heboh munculnya, tapi sebentar lagi juga tenggelam sendiri," kata Donna, Minggu (10/2/2019).
Unsur politis, menurut Donna, sangat kental dalam kepengurusan Kadin Kaltim, versi OSO, tersebut.
Masyarakat pun, kata Donna, bisa menilai mana Kadin yang asli, dan tidak.
"Terus kita lihat yang hadir (pelantikan), rata-rata orang partai tertentu. Terlihat sangat jelas unsur politik sudah lengket di tubuh Kadin 'sebelah', ini. Dan masyarakat jelas melihat pelantikan kemarin, ada gak Gubernur dan FKPD (forum komunikasi pimpinan daerah) yang hadir? Tak ada satupun kan," katanya lagi.
Putri mantan Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak ini mengaku tak begitu khawatir dengan kehadiran Kadin lainnya di Kaltim.
Baca juga:
Ridwan Kamil Ungkapkan Peribahasa Negeri Matador, Marc Marquez Tak Bisa Tahan Tawa
Susul Langkah Sang Istri Lindswell, Achmad Hulaefi Pensiun sebagai Atlet Wushu
Inter Milan Perpanjang Kontrak Defender yang Diincar Manchester United dan Barcelona
Ole Gunnar Solskjaer Janjikan Gelar Bagi Manchester United jika Dipermanenkan
Marc Marquez Akui Menyesal Jalani Sesi Tes Pramusim Secara Agresif
Jaime Absen Lawan Newcastle Jets Gara-gara Urusan Kitas, Marko Simic Kehilangan Partner Motivasi
Pasalnya, asosiasi pengusaha yang bernaung di bawah Kadin pimpinannya, solid.
"Asosiasi di bawah kami sangat solid. Begitu pula pengurus Kadin Kabupaten/Kota, masih sangat solid," ungkapnya.
Sejatinya, kata Donna, pihaknya tak menghalangi sekelompok orang untuk berserikat. Namun, yang menjadi persoalan lanjut Donna, adalah penggunaan nama dan logo Kadin.
"Kadin itu dibentuk melalui mekanisme dan didasari oleh UU. Jadi jelas hanya ada satu di Indonesia dan di Kaltim yaitu Kadin yang dipimpin oleh saya sendiri. Silahkan mereka mau mempergunakan nama apa, asal jangan Kadin Kaltim. Dan yang terpenting logo. Logo kami sudah dilandasi oleh hukum. Jadi jangan sembarangan mempergunakan logo kami," tegasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Bidang Organisasi Kadin Kaltim, Saiful Anwar menjelaskan, sejatinya masalah dualisme Kadin Kaltim ini mulai mencuat sejak beberapa tahun lalu. "
"Mulai pimpinan Pak Zulkifli Shahab, Mudiyat Noor, Imam Mundjiat, mereka sudah ada. Hanya tak bisa eksis. Barulah saat pergantian Gubernur ini, mereka mulai bergaung, karena diakomodir," ujar Saiful.
Saiful berpendapat, jika tak diberi ruang, tak mungkin bisa terjadi dualisme di Kaltim.
Contohnya Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang kini coba disatukan.
"KNPI yang empat-lisme saja bisa kok disatukan asalkan kepala daerahnya mau," kata Saiful. (*)