Harga Tiket Pesawat

INACA Sepakat Turunkan Harga, Tapi Mengapa Tiket Pesawat Lion Air Masih Mahal?

Harga tiket pesawat sejumlah rute penerbangan masih dikeluhkan mahal oleh masyarakat. Padahal pada Januari 2019, INACA sepakat turunkan harga.

haloindonesia.co.id
INACA Sepakat Turunkan Harga, Tapi Mengapa Tiket Pesawat Lion Air Masih Mahal? 

Pengamatan Tribunkaltim.co, sekitar pukul 12.00 Wita, saat berada di deretan stan check in maksapai penerbangan Lion Air dan Batik Air di lantai tiga Bandara SAMS Balikpapan nampak sepi. 

Terlihat pelayanan chek in maskapai penerbangan tersebut hanya membuka satu stand, itu pun tidak ada antrean panjang yang mengular, hanya terlihat ada satu dua orang penumpang yang melakukan check in.

Soal Pencabutan Remisi Pembunuh Wartawan, Dahnil Anzar Nilai Jokowi Ada Baiknya Minta Maaf

Viral Video Interogasi Jambret dengan Ular Piton, Polda Papua Sampaikan Permintaan Maaf

Soal Urusan Gaji, Lionel Messi Kalahkan Cristiano Ronaldo

Setelah dua orang selesai chek in, datang lagi satu sampai tiga orang. 

Saat Tribunkaltim.co menemui Rahimsyah, Asisten Manager Lion Air Balikpapan di beranda lantai tiga Bandara SAMS Balikpapan, ungkapkan, suasana sepi penumpang karena memang sedang masuk musim sepi, atau low season. 

“Kondisi musim sepi ini bukan saja terjadi di Balikpapan, hampir semua terjadi dibandara mana pun di Indonesia. Ini tidak dialami sama kami saja, tetapi maskapai penerbangan yang lain merasakan hal yang sama,” kata Baim, sapaan akrab Rahimsyah. 

Dia menegaskan, sepinya penumpang tidak bisa dilihat dari faktor karena naiknya harga tiket pesawat atau pun penerapan bagasi berbayar. Jika ingin melihat indikator pergerakan penumpang bisa dilihat saat nanti ketika masuk ke musim ramai, atau fix season.

“Kita belum bisa nilai apakah ini faktor tiket mahal atau bagasi berbayar. Kita harusnya nanti lihat pas musim ramai seperti liburan sekolah, atau lebaran. Sekarang belum bisa kita lihat, kan masih masuk low season,” ujar Baim. 

Berdasarkan catatan dari managemen Lion Air, lonjakan penumpang itu terjadi per tanggal 13 Desember hingga 13 Januari.  Lalu sampai masuk ke 14 Januari sudah dinyatakan musim sepi.

“Kami disini (kantor Balikpapan) sudah diberikan catatan, bahwa kita akan masuk ke musim sepi penumpang,” ungkapnya. 

Baim membeberkan, saat masuk musim sepi ini bisa dikatakan laju bisnis yang normal, dalam artian masih ada yang naik pesawat terbang, bukan berarti masuk musim sepi itu tidak ada sama sekali. 

“Sekarang punya saya (Lion Air) ada 215 kapasitas untuk tujuan Ujung Pandang. Sudah mencapai sore ini ada 186 penumpang ke Ujung Pandang. Begitu yang Surabaya ada 215 kapasitas, siang saja sudah ada 174 penumpang. Memang begini, normal saja,” katanya.  

Deretan Keputusan Kontroversial Wasit di Kemenangan Real Madrid Atas Atletico

Tarif Bagasi Berbayar Turun, Kepala Otban : Banyak Keluhan Masyarakat Sampai ke Pak Menteri

Tarif Bagasi Berbayar Turun, Kepala Otban : Banyak Keluhan Masyarakat Sampai ke Pak Menteri

Soal masuk musim ramai, Baim menyatakan, sebentar lagi akan masuk musim ramai. Beberapa bulan akan masuk bulan puasa Ramadan. Umumnya, satu minggu sebelum puasa sampai 14 hari setelah puasa masuk musim ramai. 

Lalu setelah 14 hari puasa, situasi berubah lagi masuk ke musim sepi. Bangkit lagi kala menjelang masuk liburan lebaran Idul Fitri dan Idul Adha. 

“Secara nasional mau cari musim ramai itu saat ada musim sekolah libur, natal dan tahun baru. Yang paling banyak itu pas lebaran,” ungkap Baim. 

Saat ditanya mengenai harga tiket pesawat Lion Air yang masih dianggap mahal, Baim enggan memberikan jawaban sebab dirinya merasa bukan pihak yang berwenang untuk menanggapi. Kebijakan harga tiket pesawat ranahnya ada di kantor pusat dan Kementerian Perhubungan. 

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved