Lebih Enak jadi Wakil Jokowi atau SBY? Jusuf Kalla Jawab Blak-blakan, Sebut Ada Perbedaan Mencolok

Wakil presiden RI Jusuf Kalla tercatat sudah menjadi wakil presiden Indonesia sebanyak dua kali yakni pada masa kepemimpinan SBY dan Jokowi.

Editor: Doan Pardede
TRIBUNNEWS/MUHAMMAD FADHLULLAH
Wakil Presiden Jusuf Kalla hadir dalam acara Rapat Konsolidasi Nasional Jenggala Center di Jakarta, Minggu (3/2/2019). Acara tersebut menjadi momentum bagi Jenggala Center untuk menyatukan langkah operasional sebagai bentuk dukungan kepada Calon Presiden Joko Widodo dan Calon Wakil Presiden Maruf Amin. 

TRIBUNKALTIM.CO - Jusuf Kalla mengungkapkan dirinya satu-satunya orang Indonesia yang mengikuti tiga kali pemilihan presiden dan wakil presiden .

Wakil presiden RI Jusuf Kalla tercatat sudah menjadi wakil presiden Indonesia sebanyak dua kali yakni pada masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dan Jokowi.

 

Pertama, ia menjadi wakil presiden tahun 2004 hingga 2009 mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono SBY, kedua, Jusuf Kalla menduduki kembali jabatan tersebut di era kepemimpinan presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk periode 2014-2019.

Demo di Kantor Komnas HAM RI, Wapres Jusuf Kalla Sempat Lambaikan Tangan

Pernyataan Ketua PBNU Said Aqil Siradj Picu Pro Kontra, Ini Permintaan Wapres Jusuf Kalla

Tak Khawatir Elektabilitas Turun, Jusuf Kalla Sebut Alasan Kritik Kebijakan Jokowi demi Kebaikan

Ungkap Lahan HGU Prabowo Subianto Sudah Sesuai Aturan, Wapres Jusuf Kalla: Apa yang Salah?

Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (10/9/2018). (Dok Sekretariat Wakil Presiden)
Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (10/9/2018). (Dok Sekretariat Wakil Presiden) (Dok Sekretariat Wakil Presiden)

Dengan kata lain, Jusuf Kalla adalah orang pertama yang menjabat sebagai wakil presiden Indonesia sebanyak dua kali secara tidak berturut-turut.

Dalam pidatonya di Istana wakil presiden pada 2017 lalu, Jusuf Kalla sempat mengungkapkan bahwa ia adalah juara Indonesia.

"Saya itu juara Indonesia, tidak ada orang seperti saya!" kata Jusuf Kalla, Jumat (26/10/2017) silam.

Menurut Jusuf Kalla, ia adalah satu-satunya orang Indonesia yang mengikuti tiga kali pemilihan presiden dan wakil presiden (sebelum Prabowo resmi maju di Pilpres 2019).

Adapun Jusuf Kalla maju di Pilpres 2004, 2009, dan 2014.

Hasilnya, dua kali menang dan satu kali kalah.

Kekalahan Jusuf Kalla terjadi pada Pilpres 2009.

Kala itu, Jusuf Kalla maju sebagai calon presiden berpasangan dengan Wiranto.

Namun sayang, ia kalah suara.

Jokowi Dituding Sering Serang Prabowo saat Kampanye, Jusuf Kalla : Dia tak Pernah Mulai Duluan

Hotel Hakaya Balikpapan Kini Tinggal Cerita, Jusuf Kalla hingga Maruf Amin Pernah Menginap

Bontang Raih Adipura Ke-10, Wapres Jusuf Kalla Serahkan Langsung Piala ke Neni Moerniaeni

Bertandang ke Kediaman Pribadi Jusuf Kalla di Makassar, Ini Menu yang Dinikmati Jokowi

Jokowi dan Jusuf Kalla saat menghadiri acara Rakornas Jenggala Center di Hotel JS Luwansa, Minggu (3/1/2019).
Jokowi dan Jusuf Kalla saat menghadiri acara Rakornas Jenggala Center di Hotel JS Luwansa, Minggu (3/1/2019). (Tribunnews.com/ Dennis Destryawan)

Berbicara soal pengalaman Jusuf Kalla menjadi wakil presiden dengan pasangan berbeda, tentu ada kesan-kesan tersendiri dari pria asal Makassar tersebut.  

Dalam acara Satu Meja The Forum Kompas TV, Rabu (19/12/2018) lalu, Jusuf Kalla ditanya terkait pengalamannya sebagai wakil presiden Indonesia.

Adapun Jusuf Kalla ditanya lebih nyaman jadi wakil presiden SBY atau Jokowi.

Jusuf Kalla menjelaskan, bahwa menjadi wakil presiden SBY atau Jokowi itu sama saja secara umum.

Namun ada perbedaan mencolok antara era kepempimpinan SBY dan Jokowi.

Menurut Jusuf Kalla, perbedaan tersebut terletak pada kegiatan rapat.

"Sama saja. Walaupun pada zaman Pak SBY saya lebih banyak berbicara atau menangani masalah-masalah ekonomi. Rapatnya tidak terlalu banyak. Sekarang masalah politik, ekonomi, sosial itu dirapatkan. Sehingga saya ingin sekali lagi katakan itu keputusan bersama," kata Jusuf Kalla.

Adapun Jusuf Kalla mengungkapkan, hampir semua keputusan di era kepemimpinan Jokowi diambil dalam rapat bersama sehingga menjadi keputusan bersama.

Di era kepresidenan Jokowi, tambahnya, ia juga selalu ikut dalam rapat kabinet dan memutuskan persoalan bersama-sama.

Meski ia juga menggelar rapat bersama sejumlah menteri, hasilnya selalu ia sampaikan kepada Presiden Jokowi lalu diputuskan bersama dalam rapat besar.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudoyono bersama Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan usai melakukan petemuan tertutup di Kediaman Susilo Bambang Yudhoyono di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (21/12/2018). Dalam pertemuan tersebut partai Demokrat dan partai Gerinda bersepakat untuk memenangkan pemilu presiden dan legislatif pada pemilu 2019. Warta Kota/henry lopulalan
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudoyono bersama Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan usai melakukan petemuan tertutup di Kediaman Susilo Bambang Yudhoyono di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (21/12/2018). Dalam pertemuan tersebut partai Demokrat dan partai Gerinda bersepakat untuk memenangkan pemilu presiden dan legislatif pada pemilu 2019. Warta Kota/henry lopulalan (Warta Kota/henry lopulalan)

"Saya dengan Pak Jokowi selalu ikut rapat itu. Rapat di tempat saya juga ada. Tapi hasilnya juga saya sampaikan kepada Presiden. Nah, itu lah sehingga kami tidak beda pandangan pada suatu soal karena sudah diputuskan secara kebersamaan," lanjut Jusuf Kalla.

Pertanyaan serupa sebenarnya pernah ditujukan kepada Jusuf Kalla beberapa waktu lalu.

Dalam acara Mata Najwa Trans 7, Rabu (10/1/2018), Jusuf Kalla sempat ditanya soal kesannya menjadi wakil dari dua presiden di dua periode berbeda.

Pertanyaan tersebut berasal dari seorang warganet yang kemudian disampaikan ulang oleh host acara Mata Najwa, Najwa Shihab.

"@Pak JK: enakan mana pak, jadi wapresnya pak Jokowi atau wapresnya pak SBY? Dan apa kelebihan dan kekurangan dari kedua presiden tersebut?" tulis warganet bernama Agus Susanto.

Sontak, Jusuf Kalla langsung tertawa mendengar pertanyaan tersebut.

"Tidak etis untuk menilai atasan. Kalau saya menilai tentu tidak enak, tidak bagus, dan jangan begitu, " ujar Jusuf Kalla.

Najwa Shihab kemudian menimpali Jusuf Kalla yang enggan menjawab pertanyaan warganet tersebut.

"Kalau begitu memuji dua-duanya deh, Pak. Pujiannya harus beda tapi pak," potong Najwa Shihab.

Akhirnya Jusuf Kalla pun mau melontarkan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Menurutnya, pada era Presiden Joko Widodo, lebih banyak agenda rapat ketimbang era SBY.

"Rapat itu boleh 2 sampai 3 kali seminggu. Waktu Pak SBY paling tidak sekali seminggu," ungkap Jusuf Kalla.

"Semua dirapatkan, semua hal-hal dimusyawarahkan," tambahnya.

Adapun Jusuf Kalla menjelaskan, sering atau tidaknya rapat, punya kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya, semua hal bisa dimusyawarahkan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.

Sedangkan kekurangannya, ia menjadi tidak bisa pergi ke mana-mana.

 "Loh, saya ngiranya malah sebaliknya tuh pak? (maksudnya justru zaman Pak SBY yang lebih banyak rapat kabinet dibanding era Jokowi)," sela Najwa.

"Tapi zaman waktu SBY kurang rapat bagus juga, jadi bebas untuk ke mana-mana," kata Jusuf Kalla.

(Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Jusuf Kalla Blak-blakan Ungkap Perbedaan Mencolok Menjadi Wakil Presiden di Era SBY dan Jokowi)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved