7 Fakta Video Viral Aksi Bunuh Diri Loncat dari Atap Gedung Transmart, Direkam Sambil Tertawa
Aksi nekat pria bunuh diri loncat dari atap gedung itu disaksikan banyak orang, bahkan sampai ada yang sempat merekamnya
Penulis: Syaiful Syafar |
TRIBUNKALTIM.CO - Video viral yang merekam aksi bunuh diri seorang pria loncat dari atap gedung pusat perbelanjaan jadi bahan perbincangan publik.
Aksi nekat pria bunuh diri loncat dari atap gedung itu disaksikan banyak orang, bahkan sampai ada yang sempat merekamnya.
Videonya beredar luas di media sosial WhatsApp hingga Instagram.
Diketahui lokasi kejadian berada di Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Indonesia.

Dari rekaman video yang beredar, tampak pria itu mengenakan setelan jaket hitam dan celana jeans.
Ia nekat menjatuhkan dirinya dengan posisi membelakang.
Para warga yang tampak menyaksikan peristiwa tersebut sontak berteriak.
Identitas korban akhirnya terungkap. Lantas, apa motif pria itu nekat menghabisi nyawanya sendiri?
Berikut fakta-fakta kasus video viral pria loncat dari atap gedung mal.
1. Identitas korban

Dikutip dari Tribun Lampung, pria yang loncat dari atap gedung tersebut bernama Tyas Sancana Ramadhan.
Usianya baru 21 tahun dan berstatus sebagai mahasiswa semester enam prodi Geofisika di Institut Teknologi Sumatera (Itera).
Korban juga diketahui alumni SMA Negeri 5 Bandar Lampung.
2. Lokasi bunuh diri
Gedung pusat perbelanjaan tempat pria itu loncat adalah Transmart Lampung.
Aksi bunuh diri terjadi pada Jumat (22/2/2019).
Kapolsek Sukarame, Bandar Lampung, Kompol Mulyadi mengatakan, korban diketahui sudah berada di atas gedung Transmart Lampung sekitar pukul 15.30 WIB.
Menurut penuturan saksi mata, Fauziah (40), warga Tanjung Senang, Bandar Lampung, korban datang ke Transmart Lampung mengendarai sepeda motor.
Korban mengendarai sepeda motor Suzuki Satria FU 150 warna hitam merah bernopol BE 4729 VP.
Sebelum peristiwa menggegerkan itu, Fauziah mengaku sempat melihat korban berada di atas gedung.
Persisnya di lantai lima Transmart Lampung, dengan ketinggian 40 meter.
Pihak Transmart Lampung masih mencari tahu bagaimana korban bisa mencapai atap gedung sebelum melakukan aksi bunuh diri.
Lokasi tersebut memang memiliki akses yang biasa digunakan petugas, misalnya untuk membersihkan area tersebut.
Namun, pihak Transmart Lampung juga masih menyelidiki apakah korban menuju rooftop melalui akses tersebut atau melalui jalan lain.
Vice President Corporate Communications Transmart Carrefour Satria Hamid mengatakan, pada dasarnya setiap area di gedung Transmart Lampung berada dalam pengawasan petugas.
Satria menambahkan, pihaknya juga akan membuka informasi yang sebesar-besarnya dan bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam kasus ini.
Termasuk bila dibutuhkan rekaman kamera pengawas (CCTV) atau sumber lainnya.
3. Sempat dicegah
Saksi mata, Fauziah (40), mengaku sempat membujuk korban untuk turun dari atas gedung.
"Tapi kayaknya gak mau. Kemudian dia lompat," katanya.
Hal senada diungkapnya Zaenal (50).
"Saya kebetulan sedang lewat di Jalan Arif Rahman Hakim. Lihat ada orang di atas atap gedung Transmart. Saya langsung berhenti dan parkir di depan Transmart," ujar Zaenal, Jumat, dikutip dari Tribun Lampung.
"Saya turun dan lari ke halaman Transmart, mau nangkap," katanya.
"Posisinya dia sudah berdiri dan kakinya sudah setengah dinding," imbuhnya.
Zaenal pun mengaku, sekitar lima menit, korban langsung melompat.
"Niat mau nangkap gak jadi. Malah saya yang jadi korban. Saya langsung berbalik," katanya.
"Dia (korban) melompat di posisi belakang. Jadi bruak. Punggung dulu yang jatuh," tambahnya.
Zaenal pun mengaku hendak mengambil korban untuk memberi pertolongan.
"Tapi gak boleh sama satpam," tuturnya.
4. Meninggal dunia
Jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek, Bandar Lampung.
Jenazah korban tiba di rumah sakit sekitar pukul 17.30 WIB.
"Kondisi sudah meninggal dunia," ungkap Amri, teknisi forensik instalasi kamar mayat RSUD Abdul Moeloek.
5. Sosok korban di lingkungan kampus
Korban dikenal sebagai sosok yang pendiam.
Salah seorang rekan korban, Yoga, mengungkap terakhir kali bertemu korban di kampus seminggu lalu.
Yoga juga mengungkapkan, pada semester ini korban jarang masuk kuliah.
"Dia jarang ke kampus," katanya.
"Dia gak pernah cerita apa-apa. Tahu-tahu ada kejadian ini. Saya kaget juga," imbuh Yoga.
6. Diduga karena cekcok dengan kekasih
Jenazah Tyas Sancana Ramadhan tiba di rumah duka, Jalan Raden Saleh, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan pada Jumat (22/2/2019) malam.
Dari informasi yang diperoleh Tribun Lampung, sebelum melompat dari lantai lima gedung Transmart Lampung, Tyas sempat cekcok dengan sang kekasih.
Sejumlah warga yang datang melayat menyebut, ketika itu Tyas sempat nonton di bioskop CGV Transmart Lampung.
Namun, keduanya sempat cekcok.
"Berantem sama pacarnya. Orang pacarnya juga ada di sana. Mereka habis nonton bioskop," kata seorang warga yang enggan menyebutkan namanya saat ditemui di rumah duka.
7. Direkam sambil tertawa
Sebelum Tyas Sancana meloncat dari atas gedung, orang-orang yang ada di sekelilingnya sempat merekam aksi nekatnya.
Peristiwa tersebut sempat direkam video oleh seseorang dari dalam mobilnya dan terdengar suara si perekam tertawa-tertawa sambil mengatakan "Loncat, loncat".
Dalam rekaman tersebut, sejumlah suara perempuan sempat berteriak, "Kan dia loncat beneran, pas gue lagi midioin. Kan gara-gara ngejerit dia loncat beneran," kata sumber suara dalam rekaman yang beredar itu.
Heni, salah seorang saksi mata mengatakan, ia sudah berupaya minta pertolongan pada petugas keamanan swalayan tersebut.
Bahkan ia meminta pegawai toko untuk menyediakan matras-matras dagangannya agar korban bisa diselamatkan.
Sayangnya upaya tersebut tidak membuat orang sekitarnya segera bergerak.
"Bahkan saya melihat dari atas itu juga ada laki-laki yang berpakaian hitam, saya pikir dia bernegosisasi (dengan korban) supaya tidak bunuh diri tetapi malah ikutan mengambil gambar," kata Heni kepada Kompas.com, Jumat (22/2/2019).
Yang paling memprihatinkan, menurutnya lagi, setelah korban betul-betul terjatuh, tubuhnya langsung ditutup kardus.
"Ada seorang lelaki juga mengkomandoi untuk cari koran, cari kardus seraya mengatakan jangan disentuh, kita tunggu polisi," katanya lagi.
Heni sangat menyayangkan kejadian tersebut justru tidak menimbulkan empati orang yang melihatnya.
"Mereka sibuk untuk mendokumentasikannya bahkan menyebarkan di sosial media," tuturnya lagi.
Heni menyesal tidak bisa menolong korban dan tidak bisa menggerakkan orang lain untuk menolong.
Jangan lupa follow Instagram tribunkaltim:
Subscribe channel YouTube newsvideo tribunkaltim:
(TribunKaltim.co/Syaiful Syafar)