Puisi Neno Warisman
Soal Puisi Neno Warisman, Fadli Zon Sebut Sebagai Kutipan Doa, Cek Profil Neno Warisman
"Saya kira puisinya Mba Neno itu adalah kutipan dari doa ya, doa perang badar, sama sekali enggak ada masalah dengan itu," kata Fadli Zon
TRIBUNKALTIM.CO - Komentar terkait Puisi Neno Warisman yang dibacakan di Malam Munajat 212 juga datang dari Fadli Zon.
Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini, menilai puisi Neno Warisman yang dibacakan pada saat Malam Munajat 212 di Monas, Jakarta, merupakan kutipan doa.
"Saya kira puisinya Mba Neno itu adalah kutipan dari doa ya, doa perang badar, sama sekali enggak ada masalah dengan itu," kata Fadli Zon saat dijumpai di Bekasi, Minggu, (24/2/2019), dikutip dari TribunJakarta.com
• CEK FAKTA- Video Viral Jika Jokowi Terpilih, Tak Ada Lagi Azan, Tanggapan Polisi hingga Ketua RW
• Mahfud MD hingga Nikita Mirzani Komentari Puisi Neno Warisman, Inul Tulis Aneh Wong Iki Rek
• 9 Obyek Wisata di Kabupaten Paser, Mulai Hamparan Alam Indah hingga Peninggalan Sejarah
Menurut Fadli, puisi tersebut sangat bagus dan tidak ada yang salah dengan isi puisinya, terlebih pembacaan puisi dilakukan di acara Malam Munajat 212.
"Saya kira itu sangat bagus kok dan itu kan disampaikan dalam acara munajat, munajat itu adalah tempat kita untuk memohon doa, memohon pertolongan, memohon bantuan dari Allah SWT," ungkap Fadli.
Dia juga tidak mempermasalahkan jika Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta mengusut dugaan pelanggaran pemilu yang terjadi pada acar malam Munajat 212 yang berlangsung, Kamis 21 Februari 2019 lalu.
"Silahkan saja, yang paling penting kan adil, itu yang camat-camat, Pak Tjahjo Kumolo, yang bicara juga bahwa dana desa itu karena Jokowi, jelas dong, bagi-bagi sertifikat, itu juga harus diusut, kalau itu mempunyai pesan-pesan apalagi ada bingkisan-bingkisan kepada paslon tertentu," papar Fadli Zo
• Seputar Piala Oscar, Sejarah hingga Deretan Film yang Didiskualifikasi dari Penghargaan
Sebagaimana ramai diberitakan, Neno Warisman membacakan puisi dalam acara Munajat 212, di Kawasan Monas, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Namun di bagian akhir dari puisi Neno Warisman menimbulkan berdebatan. Perdebatan tersebut dikarenakan banyak anggapan jika puisi tersebut seperti mengancam.
Profil Neno Warisman
Dilansir berbagai sumber, pemilik nama asli Titi Widoretno Warisman ini lahir di Banyuwangi, Jawa Timur pada 21 Juni 1964. Usianya saat ini menginjak 54 tahun.
Jauh sebelum dikenal sebagai aktivis, atau bisa juga sebagai politikus, Neno Warisman merupakan penyanyi dan bintang film era 1980an.
• Peserta Pawai Budaya HUT Kota Balikpapan Berjalan Kaki Sejauh 2 Kilometer
Darah seninya sudah terlihat sejak dini. Kecintaannya pada puisi dan deklamasi mengantarkan ia menjadi juara baca puisi se-Jakarta pada 1978.
Nama Neno Warisman melambung saat ia mengeluarkan albumMatahariku.
Ia juga menelurkan karya hasil kolaborasi dengan Fariz RM, Nada Kasih, yang cukup terkenal kala itu.
Namun di balik lagu popnya, Neno Warisman juga sempat mengeluarkan single religi yang bertajuk A Ba Ta Tsa.
Sementara itu, ia juga sudah tercatat membintangi berbagai film.
Melalui film Sayekti dan Hanafi yang ditayangkan di TVRI yang disutradai Irwinsyah, Neno Warisman diganjar penghargaan Piala Vidia, penghargaan untuk insan pertelevisian di bawah Festival Film Indonesia, tahun 1988.
Pada film selanjutnya, Semua Sayang Kamu (1989) ia masuk dalam nominasi aktris terbaik Festival Film Indonesia 1989.
Berikut sederet karya Neno Warisman.
Album
Neno (1983)
Matahariku (1983)
Matahatiku (1984)
Kulihat Cinta Dimatanya (1985)
Katakan Cinta Padaku (1986)
Pujaan Dewi (1987)
Sebuah Obsesi (1988)
Penampilan lain
1986 - Festival Lagu Populer Indonesia 1986 Lagu "GETAR ASMARA" karya Fifi Embut & Tb. Rudi F.
1987 - album Fariz RM "Do Not Erase" duet menyanyikan lagu "Nada Kasih"
1988 - album Karimata "Biting" menyanyikan lagu "Terjadi Lagi"
1988 - album "Hanya Satu Kamu" dari Fariz RM dan Deddy Dhukun menyanyikan lagu "Dan Senyum Itu" karya Sonny Soebowo
1989 - album Kompilasi Semua Sayang Kamu Dewi & Cipluk"
1989 - album Kompilasi 10 Vokalis Utama Bintang Khatulistiwa lagu "BIARKAN SAJA" karya Rezky Ichwan & Ferina
Memasuki tahun 1990-an, sosoknya semakin menghilang di industri hiburan.
Namun dengan berani, pada 1991, ia memutuskan mengenakan jilbab. Diketahui, kala pemerintahan Orde Baru, jilbab belum terlalu bisa bebas dikenakan.
Setelah memutuskan hijrah, Neno Warisman banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan sosial, pendidikan dan tentunya, dunia religi.
Di masa-masa transisi itu, ia juga aktif membantu sosialisasi program Pendidikan Anak Dini Usia (PAUD) Departemen Pendidikan Nasional. Sering diundang untuk berbicara di seminar-seminar para ibu.

Kehidupan pribadi
Neno Warisman menikah dengan Ahmad Widiono Doni Wiratmoko pada 1992. Kala itu usianya menginjak 28 tahun.
Dari hasil pernikahannya itu, Neno Warisman dikaruniai 3 anak yang kerap disapa Zaka, Maghfira, dan Ramadhani.
Namun sayang, pernikahannya itu kandas. Hingga kini,Neno Warisman menjadi orangtua tunggal untuk ketiga anaknya.
Setelah hilang dari industri hiburan dan berhijrah, Neno Warisman bekerja sebagai entrepreneur.
Ia diketahui membuka usaha biro perjalanan haji dan umrah.

Banting setir ke dunia politik
Neno Warisman belakangan justru terlihat sibuk di kancah perpolitikan negeri.
Namanya muncul lagi di media massa saat kasus penistaan agama oleh Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Thahaja Purnama.
Ia terlihat sebagai sosok yang aktif menyuarakan perlawanan terhadap Ahok, sapaan Mantan Gubernur tersebut.
Neno Warisman bahkan menginisiasikan Gerakan Ibu negeri (GIN), garda terdepan ibu-ibu dalam menentang Ahok.
Donatur terbesar #2019GantiPresiden
Karier politiknya makin terlihat setelah ia turut terjun dalam gerakan #2019GantiPresiden.
Inisiator gerakan, Mardani Ali Sera, menyebut gerakan tersebut didanai oleh relawan.
Namun, politikus dari PKS itu menyebut donatur terbesar berasal dari Neno Warisman.
"Sekarang ini (dananya) sekitar Rp 40 juta rupiah," ujarnya kepada Kompas.com di sisi selatan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (6/5/2018). (*)
Tanggapan Para Tokoh
Beberapa tokoh pun ikut menanggapi Puisi Neno Warisman tersebut.
Sebelum ke tanggapan para tokoh, ini isi lengkap Puisi Neno Warisman yang viral :
Bait yang jadi perbincangan adalah :
Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan
Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu
• Perjalanan Karir Neno Warisman, Dari Artis, Entrepreneur Perjalanan Haji & Umrah hingga ke Politisi
• Ketua Umum PPP Anggap Puisi Neno Warisman Berpotensi Adu Domba
• Soal Puisi Neno Warisman, Wapres Jusuf Kalla Anggap Kampanye yang Keliru
Tanggapan Para Tokoh dikutip dari beberapa sumber :
1. Jusuf Kalla
Jusuf Kalla berikan tanggapan usai menghadiri acara Forum Silaturahmi Gawagis Nusantara di Hotel Wyndham Surabaya, Sabtu (23/2/2019).
Pada awak media, Jusuf Kalla mengatakan, lebih baik menggunakan metode kampanye yang benar, terlebih puisi Neno Warismanberisi cukup keras dan menyinggung masalah agama.
"Saya rasa keliru. Ya namanya kampanye, tapi kampanye yang keliru," kata Jusuf Kalla.

2. Romahurmuziy
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sekaligus Ketua Dewan Pembina Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam, Romahurmuziy, menyebut puisi yang dibacakan oleh Neno Warisman dalam Malam Munajat 212 di Monas belum lama ini berpotensi mengadu domba umat.
Hal ini diutarakan Gus Romi, sapaan Romahurmuziy, seusai menghadiri Forum Halaqoh Alim Ulama DIY dengan tema 'Merawat Ukhuwah Islamiyyah Melawan Hoax dan Fitnah' di Ponpes Pandanaran, Ngaglik, Sleman, Sabtu (23/2/2019).
"Bahaya dari puisi ini tentu mengadu domba, seolah-olah di sana penyembah Allah dan di sini (pendukung 01) bukan penyembah, di sana seolah-olah pembela Islam dan di sini bukan," kata Romi saat ditemui awak media di lokasi acara.

Padahal, kata Romi, yang benar-benar mendukung dan menghormati ulama dan Islam adalah pasangan calon nomor urut 01 atau pasangan Joko Widodo dan Kyai Maruf Amin.
"Padahal yang menghormati ulama kan disini, dengan meletakkan Kyai Maruf Amin sebagai cawapres, di sana ijtimak ulama saja ditolak," lanjutnya.
3. Fahri Hamzah
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengomentari puisi yang dibacakan Neno Warisman di acara Munajat 212 itu.
Hal tersebut disampaikan Fahri Hamzah melalui akun Twitter pribadinya @Fahrihamzah pada Jumat (22/2/19).
Dalam cuitan tersebut, Fahri menilai bahwa puisi dan harapan peserta acara Munajat 212 mengetuk pintu langit.
"Bener2 mengetuk pintu langit," tulisnya.

4. Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Kutip Gus Dur Saat TanggapiPuisi Neno Warisman di Munajat 212 Kubu Prabowo-Sandiaga Uno
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berkomentar soal puisi yang dibacakan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Neno Warisman, saatMunajat 212 di Monas, Kamis (21/2/2019) malam.
"Saya pikir tidak benarlah berdoa mengancam Tuhan," ujar Luhut saat menanggapi puisi Neno Warisman di sela acara 'Mengapa Harus Memilih' di Hotel Alila, Jakarta Pusat, Sabtu (23/2/2019).

Luhut kemudian mengutip perkataan mantan presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat tanggapannya terkait puisi Neno Warisman di Munajat 212.
"Kata Gus Dur begini ‘Pak Luhut, Tuhan itu tak perlu dilindungi, yang perlu dilindungi itu kita.' Itu Gus Dur yang bilang saya temenan dengan beliau," tutur Luhut.
5. Budiman Sudjatmiko
Menurut Budiman Sudjatmiko, seharusnya kita sadar bahwa fasis-fasis sedang menebar racun dan prasangka.
Budiman Sudjatmiko mengajak netizen melawan hal tersebut.
"Mari kita sadar bhw fasis2 ini sdg menebar racun & prasangka. Kita lawan! Bgm dgn sebagian kenalan2 liberal yg sekarang bersama mereka membangun persekutuan melawan koalisi pemerintahan progresif moderat & konservatif moderat ini? Kita lawan juga," tulis Budiman Sudjatmiko.
