Sejarah Hari Ini

17 Maret, 56 Tahun Lalu Gunung Agung Meletus Paling Mematikan, Hari Ini Meletus Lagi

Sejarah hari ini, 56 tahun lalu tepatnya 17 Maret 1963 terjadi letusan paling dahsyat dari Gunung Agung di Bali.

Penulis: Syaiful Syafar |
Tribun Jabar via qubicle
Foto letusan Gunung Agung di Bali pada tahun 1963. Letusan tersebut dianggap paling mematikan dan yang terkuat di abad ke-20. Setelah 56 tahun, hari ini (17/3/2019) Gunung Agung kembali erupsi. 

Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung diminta waspada terhadap potensi bahaya dari aliran lahar.

Tahun 2019:

Gunung Agung mengeluarkan asap terlihat dari Denpasar, Bali, Jumat (22/2/2019). Terjadi dua kali letusan Gunung Agung pada Jumat (22/2/2019) pukul 16.31 Wita dan 17.01 Wita yang mengeluarkan asap kawah hingga setinggi 700 meter.
Gunung Agung mengeluarkan asap terlihat dari Denpasar, Bali, Jumat (22/2/2019). Terjadi dua kali letusan Gunung Agung pada Jumat (22/2/2019) pukul 16.31 Wita dan 17.01 Wita yang mengeluarkan asap kawah hingga setinggi 700 meter. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Gunung Agung kembali meletus pada Minggu (17/3/2019) pukul 08.30 Wita, tepat 56 tahun dari tragedi letusan dahsyat 17 Maret 1963.

Saat terjadi letusan pagi tadi, Gunung Agung mengeluarkan abu berwarna kelabu yang bergerak condong ke arah timur.

Asap letusan ini dapat terlihat dari wilayah Sanur, Denpasar.

"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5 mm dan durasi sekitar 39 detik," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Agung, I Dewa Mertayasa saat dihubungi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Minggu pagi.

Menurut dia, berdasarkan pengamatan, tinggi kolom abu teramati sekitar 500 m di atas puncak.

Puncak berada di ketinggian 3.642 meter di atas permukaan laut.

Letusan kali ini sama sekali tidak diawali kemunculan gempa vulkanik sebagaimana biasanya.

"Tidak disertai gempa vulkanik ya, hanya kemarin sekali ada gempa vulkanik," kata Dewa.

Saat ini, Gunung Agung berstatus level III (siaga) dengan radius bahaya 4 kilometer dari puncak kawah.

"Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung," ucap Dewa.

(TribunKaltim.co/Syaiful Syafar)

Follow Instagram tribunkaltim:

Subscribe channel YouTube newsvideo tribunkaltim:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved