Berjuang Ajukan Abdoel Moeis Hassan Pahlawan Nasional Pertama Asal Kaltim, Semnas Dihelat 24 April
Proses pengajuan Abdoel Moeis Hassan sebagai pahlawan nasional pertama dari Kalimantan Timur berjalan positif.
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Nalendro Priambodo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Proses pengajuan Abdoel Moeis Hassan sebagai pahlawan nasional pertama dari Kalimantan Timur berjalan positif.
Setelah sempat kesulitan mendapatkan sokongan dana mengadakan seminar nasional (semnas) pengajuan pahlawan nasional, angin segar datang.
Pimpinan PT Bankaltimtara, sebagaimana disampaikan Sekertaris Kota Samarinda, Sugeng Chairuddin, berkomitmen membantu anggaran acara yang merupakan salah satu rangkaian proses pengajuan pahlawan nasional.
"Untuk percepatan pelaksanaan Seminar Nasional nanti, kami sudah dapat dana CSR (coorporate sosial responsibility). Sponsor utamanya nanti PT Bankaltimtara," kata Sugeng, usai rapat bersama Pemkot Samarinda, perwakilan Bankaltimtara, dan pengusul, Lembaga Studi Sejarah Lokal Komunitas Samarinda Bahari (Lasaloka-KSB), Selasa (19/3/2019) sore.
Sugeng Optimistis pengajuan tokoh yang dikenal mempelopori demokratisasi dan pembentukan provinsi Kaltim ini di disetujui pusat.
Sebab, jasa dan persyaratan administrasi telah lengkap.
"Beliau ini nyata jasanya, bukan dongeng," katanya.
Terpisah, Koordinator Lembaga Studi Sejarah Lokal Komunitas Samarinda Bahari, Sarip, menambahkan, saat berjalannya rapat, perwakilan PT Bankaltimtara mengutarakan mereka perlu berkontribusi pada proses ini karena Abdoel Moeis Hassan merupakan inisiator pembangunan badan usaha milik daerah yang kini dimiliki Pemprov Kaltim dan Kaltara saat Moeis menjabat Gubernur Pertama Kaltim, 1962-1966.
Dari laman resmi PT Bankaltimtara disebutkan, perbankan ini mulai beroperasi pada tanggal 14 Oktober 1965, diresmikan oleh Gubernur KDH Tk. I Kalimantan Timur Bpk. A. Moeis Hasan.
Payung hukumnya berupa Peraturan Daerah Tingkat I Kalimantan Timur No. 3/PD/64 tanggal 19 September 1964 yang mendapat pengesahan Menteri Dalam Negeri melalui surat keputusan No. 9/10/8-45 tanggal 01 April 1965, dan Ijin Usaha dari Menteri Urusan Bank Sentral/ Bank Indonesia No.Kep. 95/PBS/65 tanggal 21 September 1965.
Baca juga:
Gusti Randa Ditunjuk Menjadi Plt Ketua Umum PSSI; Ini Dua Tugas Besar yang Menanti
ILC Ubah Judul soal OTT Romy, Andi Arief: Karni Ilyas Sudah Luar Biasa Perlakukan Saya dan 02
TKN Mengaku Tak Pernah Minta Agum Gumelar Bicara soal Prabowo, Begini Sorotan Politisi Demokrat
Belum Berhasil di SNMPTN? Masih Ada Peluang, Ini Cara Daftar dan Jadwal UTBK SBMPTN 2019
UAS Ceritakan Kronologi Ibunya Meninggal Dunia Setelah Sahur; Kenang Harapan yang Kerap Terucap
Nihil Penghormatan, Benarkah FA Lakukan Sikap Standar Ganda terhadap Teror Christchurch?
"Fakta ini, baru kami ketahui juga. Besar kontribusi beliau (Abdoel Moeis Hassan). Selain bangun Unmul dan beberapa sekolah, juga membangun Bankaltimtara," kata Sarip.
Rencana, lanjut Sarip, seminar nasional itu akan berlangsung 24 April 2019 nanti di Aula PT Bankaltimtara.
Dalam seminar nanti, akan diundang perwakilan Kementerian Sosial, Sejarawan Nasional, regional, dan lokal.
Dari sejarawan nasional, mereka berencana mengundang Sri Margana dari Universitas Gadjah Mada yang sudah banyak berpengalaman dalam proses pengajuan beberapa tokoh.
Sebagai alternatif, sejarawan Universitas Indonesia, Burhan Djaber Magenda, yang terkenal dengan buku sejarahnya, salah satunya berjudul East Kalimantan : the decline of a commercial aristocracy masuk dalam radar, karena Burhan pernah mewawancarai langsung Abdoel Moeis Hassan.
Sementara dari sejarawan regional, Pegawai Balitbangda Kalimantan Selatan, Wajidi akan diundangkan. Wajidi dikenal banyak mengulas sejarah Kalimantan. Terakhir, sejarawan lokal, diundang Dosen Pendidikan sejarah Unmul, Slamet Diyono yang juga menjabat Kabid Sejarah dan Tradisi, Dinas Kebudayaan Samarinda.
Dalam seminar nasional itu, pakar sejarah yang diundang akan mempresentasikan makalah tentang jejak perjuangan Abdoel Moeis Hassan.
Hasil dari seminar akan dibuat risalah yang dilampirkan dalam dokumen usulan oleh Pemkot ke Pemprov dan diusulkan ke Kementerian Sosial untuk dikaji.
Sarip yakin, usulan Abdoel Moeis Hassan sebagai pahlawan nasional pertama dari Kaltim disetujui.
Sebab, dari penelitian sejarah yang ia buat, belum ditemukan celah kekurangan dari tokoh yang dikenal anti kolonial ini.
Apalagi, berkaca pada banyak usulan, banyak calon yang diusung banyak gugur karena dinilai tak konsisten dalam berjuang mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Kalau beliau (Abdoel Moeis Hassan) tidak pernah menyerah. Contohnya, sempat ditawari pemerintah kolonial membentuk Federasi Kaltim beliau menolak. Dan beliau ditawarkan ikut konfrensi di Bandung, membentuk negara boneka Van Mook, beliau menolaknya. Jadi tidak ada sisi menyerah dalam perjuangan dari beliau," tutur Sarip.
Jika nantinya Abdoel Moeis Hassan berhasil dikukuhkan sebagai pahlawan nasional, Sarip yakin cerita tentang Moeis akan memperkaya perbendaharaan sejarah perjuangan tokoh nasional.
Bahkan, bisa saja dimasukan dalam kurikulum sejarah nasional dan lokal Kaltim.
Bagi generasi muda, hal ini merupakan kebanggan dan bagian untuk tak melupakan sejarah.
"Kami perjuangkan supaya kami (generasi muda) tak durhaka. Karena tokoh yang satu ini, banyak berjuang bagi provinsi dan bangsa. Sangat sedikit yang mengetahuinya," tandasnya. (*)