Pilpres 2019

Survei Litbang Kompas Sebut Elektabilitas Prabowo Naik Tajam, Ada Hal Menarik di Kalangan Atas

Survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan kenaikan suara signifikan untuk pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Editor: Doan Pardede
TRIBUN KALTIM / NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Prabowo Subianto menyapa warga Kaltim di kawasan GOR Segiri jalan Kusuma Bangsa Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (17/3/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO - Survei terbaru Litbang Kompas pada 22 Februari 2019-5 Maret 2019 menunjukkan kenaikan suara signifikan untuk pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 itu naik 4,7 persen dalam enam bulan, dari 32,7 persen pada Oktober 2018 menjadi 37,4 persen pada survei kali ini.

Sebaliknya, elektabilitas rivalnya Joko Widodo-Ma'ruf Amin turun 3,4 persen, dari 52,6 persen pada Oktober 2018 menjadi 49,2 persen.

Baca juga :

Ariel NOAH Tampak Emosi saat Dijodoh-jodohkan dengen Sere Kalina, Netizen Langsung Bereaksi

Peneliti Litbang Kompas, Bestian Nainggolan, mengungkapkan, setidaknya ada tiga indikasi yang menopang besaran dukungan ke Prabowo-Sandi.

Pertama, jika sebelumnya pendukung Prabowo-Sandiaga cenderung bertumpu pada kalangan menengah ke atas, pada survei kali ini penguasaan kalangan menengah atas itu semakin solid.

Prabowo-Sandiaga tidak hanya berhasil menjaga basis pendukung kalangan menengah ke atas, tetapi juga memperluas kuantitas dukungan dari karakteristik kelompok itu.

"Di sisi kategori pendidikan responden, misalnya, mereka yang berpendidikan menengah ke atas tampak semakin bertumpu pada Prabowo-Sandi. Saat ini, proporsi terbesar dari kalangan berpendidikan tinggi (46,1 persen) memilih Prabowo-Sandi. Pada survei sebelumnya, hanya 38,4 persen," ulas Bestian, seperti dikutip dari harian Kompas, Rabu (20/3/2019).

Kondisi demikian paralel dengan kategori sosial ekonomi responden.

Pada survei sebelumnya 34,5 persen responden berkategori sosial ekonomi menengah memilih Prabowo-Sandi, tetapi kali ini menjadi 40,5 persen.

Di kalangan atas, dari sebelumnya 32,6 persen menjadi 41,9 persen.

"Kedua, sekalipun tidak terlalu masif, perluasan dukungan terhadap Prabowo-Sandi juga tampak di kategori responden lapis bawah sosial ekonomi. Di kalangan ini, mereka mampu meningkatkan dukungan dari 28,9 persen menjadi 32,5 persen," tulis Bestian.

Ketiga, perluasan dukungan terhadap Prabowo-Sandi juga ditopang oleh loyalitas dan agresivitas para pendukungnya.

Pemilih Gerindra, PKS, Demokrat, dan PAN semakin loyal dan terfokus pada Prabowo-Sandi.

Di antara keempat partai itu, hanya PAN yang terkecil. Sebanyak 63,2 persen pemilih PAN memilih Prabowo-Sandi.

Namun, proporsi itu masih relatif lebih besar dibandingkan dengan besaran loyalitas dukungan para pemilih partai pesaingnya.

Hasil survei juga menunjukkan, pendukung Prabowo-Sandi lebih aktif dan militan.

Ekspresi dukungan pemilih pasangan ini tak hanya ditunjukkan dengan sekadar mengikuti pemberitaan terkait pasangan dukungannya.

Baca juga :

7 Fakta Mengejutkan 5 Napi Anak Kabur dari LPKA di Tenggarong, Ahli Borgol hingga Punya Anak & Istri

Brimob Asal Nunukan Gugur dalam Baku Tembak dengan KKSB di Papua, Polda Kaltara Duka Cita

Ada 28 Stan Pameran Wisata Investasi dan Perdagangan di Kaltim, Catat Lokasi & Jadwalnya

Jadwal Wajib Militer Seungri Resmi Ditunda, Pendaftarannya akan Diputuskan Lagi Bulan Juni

Mereka juga lebih banyak bereaksi dalam membela sosok pilihan mereka jika terdapat informasi yang dipandang merugikan.

"Bahkan, dari sisi pengorbanan materi, para pemilih Prabowo-Sandi lebih banyak yang menyatakan siap memberikan sumbangan," tulis Bestian.

Dibalik survei Litbang Kompas
Harian Kompas kembali mengeluarkan hasil survei terbaru terkait elektabilitas pasangan capres dan cawapres yang bertarung pada Pemilihan Presiden 2019.
Hasil survei dipublikasikan pada Rabu (20/3/2019). Survei elektabilitas Litbang Kompas selalu ditunggu-tunggu karena dipercaya memiliki tingkat keakuratan yang tinggi.
Pada Pemilihan Presiden 2014, Litbang Kompas merilis hasil survei elektabilitas capres cawapres saat itu, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Saat itu, hasil survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Prabowo-Hatta berada pada kisaran 43-47 persen.
Sementara elektabilitas Jokowi-Kalla berada pada kisaran 52-56 persen. Perolehan suara Pilpres 2014 yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan 46,85 persen suara, sementara Jokowi-Kalla 53,15 persen.
General Manager Litbang Kompas Harianto Santoso seperti dikutip dari Kompas.id, Rabu (20/3/2019), mengatakan, survei yang dilakukan Kompas tunduk pada ilmu statistik.
"Ini bukan menunjukkan penyelenggara surveinya yang hebat, melainkan karena penyelenggara survei, dalam hal ini Kompas, tunduk pada ilmu statistik," ujar Harianto.
Dari 2007 hingga jelang Pilpres 2019 ini, Litbang Kompas telah melakukan 15 kali survei elektabilitas.
Lantas, bagaimana proses dan cara kerja Litbang Kompas dalam melakukan survei?
Cerita di balik layar Kisah mengenai kerja yang di Litbang Kompas diceritakan Manajer Database Litbang Kompas Ignatius Kristanto.
Persiapan survei elektabilitas terbaru pada 22 Februari-5 Maret 2019 telah dilakukan sejak Januari 2019.
Menurut Litbang Kompas Logistik, kuesioner, dan perekrutan tenaga survei adalah beberapa persiapan yang dilakukan.
"Persiapan yang matang dan patuh kepada ilmu statistik merupakan hal yang selalu kami pegang dalam melakukan survei," ujar Kristianto.
Litbang Kompas merekrut 250 tenaga survei dan memberikan mereka upah selama masa bekerja.
Mereka yang direkrut sebagai tenaga survei adalah mahasiswa semester IV ke atas dari perguruan tinggi negeri ataupun swasta.
Sebelum terjun ke lapangan, para mahasiswa ini akan mendapatkan pelatihan komprehensif dari Litbang Kompas.
Seorang tenaga survei mendapatkan tugas mewawancarai delapan responden. Survei terbaru melibatkan 2.000 responden dari desa-desa yang tersebar di 34 provinsi Indonesia.
Dari satu desa, dipilih acak sebanyak empat responden.
Hasil survei terbaru Litbang Kompas
Hasil survei terbaru Litbang Kompas(KOMPAS)
Penentuan jumlah responden setiap provinsi dilakukan berdasarkan jumlah penduduk dan daftar pemilih tetap (DPT) terbaru serta data potensi desa menurut data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS). Contohnya, di provinsi A terdapat 5 persen dari total DPT.
Maka, di provinsi itu akan dicari responden sebanyak 5 persen dari 2.000 responden yang ditetapkan Litbang Kompas.
Dari tingkat provinsi, papar Kristianto, pencarian responden akan dipersempit ke tingkat kabupaten/kota, kelurahan, hingga RT. Pada tingkat kelurahan, Litbang Kompas memilih acak sebanyak dua RT, lalu Litbang Kompas meminta izin mendata seluruh kartu keluarga (KK) di sana.
Setelah memperoleh data KK, Litbang Kompas akan memilih acak lagi sebanyak empat orang dari dua keluarga. Dari masing-masing keluarga itu, akan dipilih satu laki-laki dan satu perempuan yang sudah berusia 17 tahun ke atas.
"Apabila dalam pemilihan secara acak itu keluar nama ibu, si ibu lagi ke ladang atau ke pasar, ya tenaga survei kami harus menunggu dan mewawancarai ibu itu," ujar Kristianto.
Setelah berhasil menemui responden, tenaga survei meminta responden itu untuk menjawab 150 poin pertanyaan terkait pemilu.
Jenis pertanyaan bervariasi, mulai dari pernyataan tertutup, terbuka, semitertutup dan semiterbuka.
Proses wawancara biasanya memakan waktu 30-40 menit. Selain itu, si responden akan melakukan simulasi pemungutan suara. Responden diminta memilih salah satu pasangan calon. Hasilnya akan dimasukkan ke dalam amplop yang disegel.
Simulasi pencoblosan ini dilakukan karena pertanyaan seputar pilihan capres-cawapres termasuk pertanyaan sensitif.
Dengan simulasi itu, tingkat akurasi jawaban meningkat dibandingkan tanpa simulasi. Untuk mengecek kinerja tenaga survei dan menjaga kualitas jawaban responden, Litbang Kompas bakal menghubungi responden kembali untuk memastikan penyurvei benar-benar melakukan wawancara.
"Jika berbohong, hasil wawancara dengan responden itu akan kami hapus dan tidak kami pakai. Jadi hasil survei harus betul-betul mencerminkan data di lapangan," ujar Kristianto.
Setelah itu, seluruh data hasil survei dikumpulkan serta diolah oleh Litbang Kompas untuk kemudian dipublikasikan.
Jangan lupa follow Instagram tribunkaltim:


Subscribe channel YouTube newsvideo tribunkaltim:

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Naik, Ini Tiga Penyebabnya Menurut Litbang "Kompas" dan  Kompas.id "Di Balik Survei Litbang Kompas"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved