Advertorial

Setia Dengan Profesi Bidannya, Walaupun Meninggalkan Kampung Halaman

Indrawaty selalu memberikan penyuluhan kepada pasien-pasiennya ketika mereka datang ke tempat praktiknya untuk selalu rajin memeriksakan kehamilannya

HO - Jakarta
Bidan Indrawaty saat bertugas sebagai memeriksa pasiennya. 

BERAU - Tidak ada yang bisa menebak nasib, termasuk untuk memilih tempat atau bidang pekerjaan yang diinginkan.

Begitu pula dengan Indrawaty, wanita asal Pare-pare, Sulawesi Selatan ini tak pernah menyangka, suatu saat dirinya harus meninggalkan tempat kelahirannya dan tinggal di Kabupaten Berau, wilayah paling utara Kalimatan Timur.

Indrawaty  meninggalkan kampung halamannya karena mengikuti suami. Saat itu, Indrawaty baru saja lulus sebagai bidan dan masih sempat melaksanakan tugasnya membantu persalinan sebelum berangkat ke Berau.

“Waktu itu masih gugup sekali, karena baru pertama kali melihat dan membantu proses persalinan,” ungkapnya.

Simulasi Pengamanan Pemilu 2019 di Samarinda Berakhir dengan Ledakan Bom

Valentino Rossi Tidak Ingin Bersantai Jelang Seri Kedua MotoGP Argentina 2019

Prakiraan Cuaca BMKG di Balikpapan Kamis (21/3/2019): Pagi Cerah, Malam Hujan Lokal

Padahal waktu itu, Indrawaty baru lulus dari D3 Keperawatan Departemen Kesehatan RI.

Saat itu, Indrawaty bertugas sebagai bidan dengan status Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Pare-pare.

Namun, pendidikan bidan yang ditempuhnya itu tidak sia-sia. Berkat pendidikan dan pelatihan yang didapatnya, semua ibu dan bayi yang dibantu persalinannya, sehat dan selamat.

Selain keterampilan, ketekunan Indrawaty membantu proses persalinan juga didorong oleh kecintaannya pada anak-anak.

“Itu salah satu alasan saya menjadi bidan. Karena saya sangat menyukai anak-anak,” kata ibu beranak tiga ini.

Bagi Indrawaty, pengalaman yang paling mengesankan dan masih diingatnya hingga sekarang adalah saat dirinya membantu persalinan bayi kembar.

“Saya kaget, begitu anak pertama lahir. Saya heran, kok perutnya masih besar, ternyata ada bayi kedua.

Dan orangtua si bayi juga tidak pernah tahu kalau mereka punya anak kembar. Karena mereka tinggal di kampung, tidak pernah memeriksakan kehamilan.

Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk memeriksakan secara rutin kehamilannya, karena untuk melahirkan bayi kembar direkomendasikan untuk di rumah sakit.” ungkapnya.

Indrawaty juga terkesan dengan keberanian para ibu-ibu di kampung kelahirannya.

“Orang sana berani-berani, mereka baru meminta bantuan ke bidan ketika sudah mau melahirkan.

Beda dengan di sini, mereka sudah memeriksakan kesehatan sejak pertama kali mengetahui sedang mengandung,” paparnya.

Singkat cerita, sesampainya di Kabupaten Berau, Indrawaty sempat membuka praktik kebidanan, sambil meneruskan pendidikan di Politeknik Kesehatan Kabupaten Berau.

Karena pengalaman kerja dan ketekunannya, Indrawaty akhirnya diangkat sebagai Aparatur Sipil Negara dan bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Rivai.

Indrawaty juga membuka praktik bidan di rumah pribadinya, di Jalan Pemuda, Gang 99, Kecamatan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau.

Menurut Indrawaty, dalam satu bulan, dirinya bisa membantu proses persalinan hingga 20 pasien.

“Itu belum  termasuk pasien yang datang ke rumah, rata-rata sebulan bisa 10 sampai 15 pasien. Jumlah pasiennya fluktuatif, tapi rata-rata di atas 10 pasien,” jelasnya.

Selama ini dirinya belum pernah menemui kasus bayi prematur maupun mengalami gizi buruk.

Di Hadapan Enggartiasto Lukita & Ridwan Kamil, Rizal Effendi Sebut Dirinya Nomor Satu

Jerman vs Serbia Berakhir Imbang, Joachim Loew Puji Mentalitas Joshua Kimmich dkk

Karena Indrawaty selalu memberikan penyuluhan kepada pasien-pasiennya ketika mereka datang ke tempat praktiknya untuk selalu rajin memeriksakan kehamilannya,

makan makanan bergizi dan minum susu hamil agar bayi dalam kandungan mendapatkan nutrisi yang lengkap sehingga tumbuh sehat hingga lahir.

Apalagi kepada setiap pasien yang baru melakukan persalinan dengannya, Indrawaty selalu memberikan pendampingan hingga bayi sudah dalam kondisi stabil sebelum dibawa pulang oleh keluarganya.

“Biasanya kami beri terapi breast care, memijat bagian payudara untuk menstimulasi, agar ASI (Air Susu Ibu) lancar,” kata Indrawaty.

Kepada para calon orang tua atau ibu yang baru melahirkan, dirinya berpesan agar orangtua bayi memberikan perhatian lebih kepada bayinya, memberikan kasih sayang, sehingga bayi lebih tenang.

Serta memperhatikan asupan nutrisi pada ibunya agar ASInya lebih lancar. Karena makanan apapun yang dikonsumsi sang ibu, akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak dan kecerdasan otak anak.

Ibu yang sehat akan melahirkan anak yang sehat sehingga ia bisa tumbuh dan berkembang dan memiliki potensi prestasi agar dapat menjadi generasi maju penerus bangsa.

Bagi masyarakat yang ingin mendapat pelayanan persalinan, bisa mendatangi RSUD Abdul Rivai dan tempat praktik di rumah pribadinya, di Jalan Pemuda, Gang 99, Tanjung Redeb, Berau.

Kata Mereka:

Dr. Emi Nurjasmi M.Kes, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
Dr. Emi Nurjasmi M.Kes, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) (HO - Jakarta)

Dr. Emi Nurjasmi M.Kes, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI)

Peran bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan strategis adalah memberikan pelayanan Kesehatan Ibu Anak, Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi perempuan mulai dari memberikan pelayanan atau edukasi pada masa sebelum nikah, pra hamil, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, asuhan masa nifas, asuhan bayi baru lahir sampai usia 5 tahun dan prasekolah serta pelayanan KB dan kesehatan reproduksi perempuan. 

Bidan bekerja pada setiap fasilitas kesehatan, baik pemerintah maupun swasta mulai dari fasilitas kesehatan tingkat primer (Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan jaringannya, klinik,  praktik mandiri bidan) di Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. 

Kebijakan penempatan bidan disetiap desa untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga bidan ada di tengah-tengah masyarakat dan bersama masyarakat.

Yuni Anggi. A (Ibu dari Aliak Naila Putri)

Yuni Anggi. A (Ibu dari Aliak Naila Putri) Pasien yang diberikan pelanan oleh Bidan Indrawaty.
Yuni Anggi. A (Ibu dari Aliak Naila Putri) Pasien yang diberikan pelanan oleh Bidan Indrawaty. (HO - Jakarta)

Hari kelahiran putri kecil saya merupakan hari yang menegangkan sekaligus menyenangkan bagi saya.

Saat di mana saya yang takut akan suntikan harus berjuang untuk kelahiran putri saya. Alhamdulillah ibu Bidan Indrawati sangat sabar dan telaten ketika membantu proses persalinan saya, sehingga saya bisa melewatinya dengan baik dan lega.

Bahkan ketika saya berteriak-teriak karena reflek saat disuntik pun, Bidan Indrawati selalu menyemangati dan menenangkan saya. Terima kasih Ibu Indrawati atas kebaikannya menolong persalinan saya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved