Hari Air Sedunia: Inilah 11 Kota Terancam Krisis Air Bersih, Ada Karena Sungainya jadi Muara Sampah
Hari Air Sedunia (World Day for Water) salah satunya bertujuan menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih.
Penulis: Doan Pardede |
Pihak berwenang China mencoba mengatasi masalah tersebut dengan menciptakan proyek penanganan air besar-besaran.
Mereka juga membangun program-program pendidikan, serta kenaikan harga bagi penggunaan air untuk keperluan bisnis.
4. Kairo (Mesir)
Sungai Nil yang pernah begitu penting untuk pembentukan salah satu peradaban terbesar di dunia, kini mengalami masalah besar di zaman modern.
Sungai Nil adalah sumber dari 97 persen kebutuhan air Mesir tetapi juga merupakan muara dari sampah pertanian dan sampah rumah tangga yang tidak diolah.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, dalam hal jumlah kematian terkait dengan pencemaran air, Mesir berada di antara urutan tertinggi di antara negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah.
PBB memperkirakan negeri itu akan mengalami kelangkaan air pada 2025.
Baca juga :
50.000 Warga Sipil Masih Terjebak dan Dihantui Krisis Air Serta Kebutuhan Lainnya di Raqa
Krisis Air Bersih, Seorang Ibu Terpaksa Memandikan Bayi dengan Kubangan Air Hujan
Perlu IPA Portabel untuk Atasi Krisis Air Bersih di Dusun Tertua Ini
Krisis Air Bersih, PDAM Justru Larang Pembuatan Sumur Bor
5. Jakarta (Indonesia)

Kendati banyak warga kota tak menyadari, Jakarta adalah kota pesisir.
Dan seperti banyak kota pesisir lain, ibu kota Indonesia ini menghadapi ancaman kenaikan permukaan air laut.
Tapi di Jakarta, masalah ini diperparah dengan ulah manusia secara langsung.
Karena kurang dari separuh dari 10 juta penduduk yang memiliki akses terhadap air leding, terjadi penggalian sumur secara serampangan.
Praktik ini menguras cadangan kantung air bawah tanah, hampir secara harafiah mengempiskannya.
Akibatnya, menurut perkiraan Bank Dunia, sekitar 40 persen wilayah Jakarta sekarang ini berada di bawah permukaan laut.