Hari Air Sedunia: Inilah 11 Kota Terancam Krisis Air Bersih, Ada Karena Sungainya jadi Muara Sampah

Hari Air Sedunia (World Day for Water) salah satunya bertujuan menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih.

Penulis: Doan Pardede |
(Kompas.com/ Syahrul Munir)
ILUSTRASI - Petugas dari BPBD Kabupaten Semarang melakukan dropping air bersih ke desa yang kekurangan air beberapa waktu lalu 

Keadaannya lebih buruk, kantung-kantung air itu tidak mengalami pengisian ulang meski turun hujan lebat karena seantero kota penuh beton dan aspal, sehingga lapangan terbuka pun tak bisa menyerap curah hujan.

6. Moskow (Rusia)

Seperempat cadangan air tawar dunia ada di Rusia, namun negara ini mengalami masalah pencemaran peninggalan industri era Soviet.

Hal ini secara khusus mengkhawatirkan Moskow, yang 70 persen pasokan airnya bergantung pada air tanah.

Badan resmi terkait mengakui bahwa 35 sampai 60 persen dari cadangan air minum di Rusia tidak memenuhi standar sanitasi.

7. Istanbul (Turki)

Menurut data resmi pemerintah, Turki secara teknis sedang mengalami masalah air, karena pasokan per kapita turun hingga di bawah 1.700 meter kubik pada 2016.

Para pakar negeri itu memperingatkan bahwa pada 2030, situasi itu dapat memburuk menjadi kelangkaan air.

Dalam beberapa tahun belakangan, pada bulan-bulan kering, kawasan berpenduduk padat seperti Istanbul yang berpenduduk 14 juta jiwa bakal mengalami kekurangan air.

Tingkat persediaan air di dalam waduk kota turun 30 persen dari kapasitasnya pada awal 2014.

8. Mexico City (Meksiko)

Kekurangan air bukanlah hal baru bagi sebagian besar dari 21 juta penduduk ibu kota Meksiko ini.

Satu dari lima penduduk hanya mendapatkan air keran selama beberapa jam setiap pekannya dan 20 persen lainnya memperoleh air mengalir hanya beberapa jam setiap harinya.

Kota tersebut mendatangkan 40 persenn kebutuhan air dari sumber yang jauh.

Namun tidak memiliki operasi skala besar untuk mendaur ulang air limbah.

Pemborosan air karena masalah pada jaringan pipa juga diperkirakan mencapai 40 persen.

9. London (Inggris)

Dari semua kota di dunia, London bukanlah yang pertama muncul dalam ingatan ketika orang membayangkan kekurangan air.

Kenyataannya sangat berbeda.

Dengan curah hujan tahunan rata-rata sekitar 600mm (kurang dibanding rata-rata Paris dan hanya sekitar setengah dari New York).

London memperoleh 80 air bersihnya dari Sungai Thames dan Lea.

Menurut otoritas London, penggunaan air kota ini sudah nyaris mendekati kapasitas maksimumnya dan kemungkinan akan menderita masalah pasokan air bersih pada 2025, dan mengalami 'kelangkaan serius' pada 2040.

Kelihatannya larangan penggunaan selang air di kawasan publik akan lebih umum di masa depan.

Karena sekarang ini pemborosan air oleh selang-selang pipa umum itu mencapai 25 persen.

10. Tokyo (Jepang)

Ibu kota Jepang ini menikmati tingkat curah hujan yang serupa dengan Seattle di pantai barat AS, yang memiliki reputasi curah hujan tinggi.

Namun curah hujan hanya terkonsentrasi dalam empat bulan setiap tahunnya.

Air hujan perlu dikumpulkan, karena musim hujan yang lebih kering dari perkiraan bisa menyebabkan kekeringan.

Setidaknya 750 bangunan pribadi dan umum di Tokyo memiliki sistem pengumpulan dan pemanfaatan air hujan.

Dihuni lebih dari 30 juta orang, Tokyo memiliki sistem air 70 persennya bergantung pada air permukaan (sungai, danau, dan salju yang mencair).

Investasi infrastruktur pipa belakangan ini juga bertujuan mengurangi pemborosan akibat kebocoran hingga hanya 3 persen.

11. Miami (Amerika Serikat)

Florida termasuk di antara lima negara bagian AS yang mengalami hujan paling banyak setiap tahunnya.

Namun, di kota paling terkenal di negara bagian itu, Miami, mengalami krisis penyulingan air.

Proyek untuk mengeringkan rawa-rawa di awal abad ke-20 memberikan hasil tak terduga yaitu air dari Samudera Atlantik mencemari kantung air tanah Biscayne, sumber utama air tawar kota itu.

Kendati masalah itu telah terdeteksi pada 1930-an, air laut masih merembes.

Terutama karena kota itu mengalami kenaikan permukaan laut yang lebih cepat dan air laut mencapai penghalang bawah tanah yang dipasang beberapa dekade terakhir.

Kota-kota tetangga sudah mengalami masalah.

Pantai Hallandale, yang hanya beberapa kilometer di utara Miami, harus menutup enam dari delapan sumur penampung air, karena rembesan air asin.

(Tribunkaltim.co/Doan Pardede)

Jangan lupa follow Instagram tribunkaltim:

Subscribe channel YouTube newsvideo tribunkaltim:

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved