Pilpres 2019
Hitung-hitungan Rizal Ramli: Jokowi Menang di Kalimantan tapi Tumbang di Berbagai Daerah
Pakar ekonomi dan politikus Indonesia Rizal Ramli pernah melontarkan pernyataan mengejutkan terkait pemenang Pilpres 2019.
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
Sejak menjadi seorang mahasiswa, ia mengakui selalu membuat heboh.
Dirinya juga merupakan salah satu mahasiswa yang dipercaya untuk memimpin pergerakan mahasiswa pada saat itu.
"Rizal Ramli sejak mahasiswa udah bikin heboh, saya salah satu pemimpin mahasiswa," kata Rizal.
Yakin Prabowo Bisa Tingkatkan Daya Beli Masyarakat dalam 100 Hari
Rizal Ramli meyakini pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, mampu meningkatkan daya beli masyarakat.
Sebab, ia menilai kebijakan ekonomi pemerintahan saat ini telah mengakibatkan daya beli rakyat Indonesia menurun drastis.
"Lihat saja di mal-mal sangat sepi. Kalau di pasar-pasar tradisional masih seperti biasa. Hal itu disebabkan daya beli masayarakat kita saat ini sangat rendah," ujarnya di Jakarta, Senin (25/3/2019), dilansir Tribunnews.com.

Mantan Tim Panel Ekonomi PBB itu pun berpendapat, rendahnya daya beli masyarakat tidak akan terjadi lagi bila Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada pemilu 17 April mendatang.
"Kondisi ini (daya beli rendah) akan kembali normal dalam 100 hari pemerintahan Prabowo bila nanti terpilih menjadi Presiden," katanya.
Rizal Ramli yakin Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mampu meningkatkan daya beli masyarakat, berdasarkan hasil diskusinya dengan calon presiden nomor urut 02 itu, terkait strategi meningkatkan daya beli masyarakat dalam jangka waktu tiga bulan.
"Kita akan turunkan tarif listrik seperti dua tahun lalu," tegasnya.
Menurutnya, dengan memberlakukan tarif listrik seperti dua tahun lalu, sama dengan memberikan penghematan pada rumah tangga kelas ekonomi menengah ke bawah sebesar Rp 700 ribu per bulan.
Selain penurunan tarif listrik, Rizal Ramli menambahkan, Prabowo Subianto juga setuju akan menghapus sistem kartel pangan.
"Sistem kuota itu kita hapus, semua orang berhak mengimpor namun akan dikenakan tarif 30 persen," ungkapnya.
Ramli Ramli meyakini, dengan penghapusan kuota impor itu, maka akan menurunkan harga komoditi impor seperti daging, bawang, beras, dan gula.