Di Hadapan Ribuan Wisudawan, Gubernur Kaltim Isran Noor Singgung Mahasiswa Berdemo

Gubernur Kaltim Isran Noor mengapresiasi Universitas Mulawarman kampus akreditasi A dan singgung mahasiswa yang tidak dan suka demonstrasi.

Editor: Budi Susilo
Tribunkaltim.co/Nalendro Priyambodo
Gubernur Kaltim Isran Noor, memberi orasi ilmiah dihadapan 1,538 wisudawan gelombang 1 dan orangtua yang memenuhi GOR 27 September Unmul, Sabtu (30/3/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Gubernur Kaltim Isran Noor mengapresiasi Universitas Mulawarman sebagai satu di antara dua universitas di Indonesia Timur yang memperoleh akreditasi A.

Karena itu, ia mengajak civitas akademika untuk bersama mendukung program Kalimantan Timur Berdaulat.

Bahkan, sebagai Ketua Ikatan Alumni Universitas Mulawarman, Gubernur Kaltim Isran Noor tak sungkan meminta pendapat dan saran konstruktif dari civitas akademika lainnya sebagai mitra Pemprov Kalimantan Timur.

SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Semifinal Bulu Tangkis India Open, 5 Wakil Indonesia

Abadikan Atraksi Pesawat Super Tucano, Ini Pemenang Lomba Foto Dhomber Aero Fest

Bersejarah, Kalteng Putra Ubah Hal Muskil jadi tak Mustahil Kontra Persija

"Kalau ada kebijakan tak sesuai dan melanggar aturan dan kemaslahatan tolong segera sampaikan," kata Isran di pada 1,538 wisudawan gelombang 1 dan orangtua yang memenuhi GOR 27 September Unmul.

Sepanjang, kata Isran pandangan dan pemikiran yang bermanfaat akan dihormati dan dihargainya. "Termasuk unjuk rasa, boleh. Saya terima dengan baik. Saya juga dulu tukang demo," kata Isran memberi

Namun, ia menyarankan, jikalau menyampaikan aspirasi sebaiknya dengan cara etis, terhormat dan mengandung logika dan kebenaran.

"Kalau demo yang merusak pagar, cabut tanaman, rusak lampu. Itu apa sudah namanya itu ?. Ya, kalian lah yang kasi tahu namanya," seloroh Isran

Iapun sempat menyentil perbedaan antara mahasiswa yang suka berdemonstrasi dan tidak. "Biasanya mahasiswa yang suka demo, cepat selesainya. Kalau yang ga suka demo, lambat studinya. Suka demo ya kaya saya," selorohnya lagi.

Sejak berdiri 27 September 1962, Universitas yang terletak di Jalan Gunung Kelua ini tumbuh pesat dengan 15 Fakultas dan 24 program studi.

Bahkan, dari data yang ia dapat, sampai 2018, sudah ada 113.849 wisudawan yang dicetak Unmul. Bahkan, tak sedikit dari alumnus yang banyak menjadi pejabat dan tokoh masyarakat di Kaltim.

"Ya, termasuk saya lah, dan pak Irianto Lambrie, (Gubernur Kaltara). Mudahan nanti, kalian jadi orang penting juga," kata Alumnus Fakultas Pertanian Unmul ini.

Sedianya, Isran menyampaikan orasi ilmiah bertema peran Unmul mendukung Kaltim Berdaulat di depan 1,500an Wisudawan Universitas Mulawarman.

Namun, orang nomor satu di Pemprov Kaltim itu enggan disebut paparannya disebut orasi ilmiah.

Sebab, dia merasa, orasi ilmiah hanya merupakan ranah dosen dan peneliti yang berkecimpung di dunia ilmiah.

"Ini bukan orasi ilmiah. Terserah apa saja namanya. Tetapi, ini program Gubernur sampai 2023," kata Isran di podium.

Dijelaskan Wakil rektor bidang Akademik, Prof Dr Ir Mustofa Agung Sardjono, total wisudawan pada gelombang 1 ini sebanyak 1,538 orang yang bersalah dari 15 fakultas terdiri dari 39 persen laki-laki dan 61 persen perempuan.

Dari program Paska Sarjana, Kuntadi Wibisono dari Magister Ilmu Kehutanan didapuk jadi wisudawan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif, 4.00 dengan masa studi 2 tahun 5 bulan.

Program sarjana, Dina Desyana Rozaly dari Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan dengan IPK 3,94.

Sementara, di program Diploma, Ni Made Ayu Dwi Kartika dari fakultas Teknik dengan IPK 3,52.

Pada wisuda kali ini, Unmul memulai Inovasi baru menggunakan Compact Disk (CD) sebagai pengganti buku lulusan yang biasa dibagikan.

Hal ini, kata Mustafa merupakan bagian dari keikutsertaan Unmul mendukung program pengurangan penggunaan kertas.

"Dan, sebaiknya CD tersebut dipelihara karena merupakan bukti otentik bahwa saudara benar-benar lulusan Unmul, yang sering diminta pembuktiannya oleh beberapa instansi tempat saudara melamar pekerjaan," tandasnya.

Di luar GOR 27 September sekitar 10an demonstran dari membentang spanduk dan membagikan selebaran penolakan rencana masuknya investasi pabrik semen di Karst Sangkulirang Mangkalihat. Sebelumnya, aliansi ini terlibat aksi penolakan di Kantor Gubernur Kaltim, Senin lalu.

Tanggapan Gubernur Kaltim Isran Noor Soal Demo Pabrik Semen

Gubernur Kaltim Isran Noor tak mempermasalahkan demonstrasi yang dilakukan ratusan mahasiswa di depan kantor Gubernur Kaltim Jalan Gajah Mada Samarinda Kalimantan Timur, Senin (15/3/2019).

Tuntutan utama para demonstran yaitu menolak pabrik semen yang dibangun di Kabupaten Kutai Timur dan Berau.

Menurut Isran mahasiswa berhak menyampaikan aspirasi.

"Hal-hal yang menurut mereka benar, ya gak apa-apa. Gak apa-apa, kan investasi tetap diperlukan. Realisasinya ya secepatnya," kata Isran Noor.

Baca Juga:

Diberi Uang oleh Edy Rahmayadi di Bandara, Ustadz Abdul Somad: Saya Malu Mengambil Duit Itu

Setelah Penghentian Sementara Boeing 737 MAX 8, Ini Kabar Terbaru dari Lion Air

Berawal dari Gagasan BJ Habibie Tahun 1985, Ini Perjalanan Panjang Megaproyek MRT di Jakarta

Resmi Berlabuh di Persib Bandung, Proses Naturalisasi Fabiano Beltrame Segera Rampung

Menurutnya aksi demonstrasi tersebut tak mempengaruhi rencana investasi yang dilakukan Hongshi Holdings untuk membangun pabrik semen di Kutai Timur.

Isran menilai pembangunan pabrik semen di Kutai Timur tidak di kawasan Karst.

"Itu kan mereka (pendemo) gak paham, katanya daerah yang kena karst. Bukan, karst itu adanya di Sandaran. Cuma ada gunung-gunung yang tempat sarang burung. Tapi burung-burungnya sudah gak ada lagi deh, sekarang burungnya dibikinkan gedung," ungkapnya.

Sebelumnya Hongshi Holdings tampak serius beronvestasi di Kutim. Apalagi Hongshi Holdings merupakan perusahaan transnasional besar di China dengan jumlah pegawai mencapai 13 ribu orang.

Melihat potensi kawasan Sekerat, Hongshi Holdings siap berinvestasi maksimal sebesar 2,1 miliar USD atau sekitar Rp29 triliun. Investor juga berjanji akan mampu memproduksi semen 8 juta ton per tahun.

Isran mendukung rencana investor membangun pabrik semen di Kutim.

Sebab ia terkesima dengan komitmen terhadap lingkungan yang dipresentasikan Hongshi Holdings.

Baca juga:

Tiga Klub Ini Gagal Satukan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo di Lini Depan

Nur Asia Beri Emoji Ini Usai Tahu Ada Mahasiswa Semester 6 yang Ingin Jadi Istri Kedua Sandiaga Uno

Fabiano Beltrame Gabung Persib dan Kenakan Jersey Nomor 15, Ini Deretan Pemain Baru Maung Bandung

Bergelantungan dan Injak Kursi, Kelakuan Penumpang MRT Ini Buat Sutopo Miris, Singgung Etika & Moral

"Investasi Antara 1-2 Miliar USD. Kalau melihat presentasinya, termasuk yang ramah lingkungan. Jadi 0 debu, jadi bisa kita tidur-tidur di sebelah mesinnya," ujar Isran.

Isran menjelaskan, secara teknis investor China tak perlu membuat izin baru untuk pabrik semen di Kutim.

Nantinya Hongshi Holdings akan menggunakan lahan yang digarap Kobexindo untuk pabrik semen.

"Itu ya Kobexindo yang menggendeng investor izinnya pakai Kobexindo. Luasnya sekitar 800 hektare. Itu kan sudah lama izinnya sejak zaman Pak Awang Faroek," katanya. 

Fakta Penolakan Pabrik Semen

Pembangunan pabrik di semen di Kaltim (Kalimantan Timur) kembali mendapat penolakan.

Kali ini, penolakan pembangunan pabrik semen di Kaltim disuarakan ratusan mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Masyarakat Peduli Karst (AMPK) Kalimantan Timur di depan kantor Gubernur Kaltim Jalan Gajah Mada Samarinda Kaltim, Senin (25/3/2019).

Para demonstran meneriakkan seruan tolak pabrik semen di Kaltim, tepatnya di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dan Kabupaten Berau.

"Tolak, tolak, tolak pabrik semen. Tolak pabrik semen sekarang juga," kata mahasiswa dalam aksi demo.

Baca juga :

Pemkab Kutim Dukung Pembangunan Pabrik Semen, Wabup: Jadi Lapangan Pekerjaan Masyarakat

Pilih Mana Pabrik Semen atau Wisata?

Berikut beberapa fakta seputar rencana pembangunan pabrik semen di Kaltim yang dirangkum Tribunkaltim.co :

1. Tuntutan mahasiswa

Ada 6 tuntutan yang disampaikan mahasiswa kepada Gubernur Kaltim Isran Noor ketika menggelar aksi demo di depan kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Senin (25/3/2019).

Pertama, menolak pembangunan pabrik semen di Kaltim.

Kedua, tolak segala bentuk eksploitasi yang merusak alam.

Ketiga, berikan hak atas tanah untuk mengembangkan ekonomi terbarukan yang ramah lingkungan.

Keempat, tolak RPJMD, RZWP3K, RT/RW Kaltim.

Kelima, tolak segala bentuk kriminalisasi gerakan.

Keenam, cabut semua IUP yang ada di karst Sangkulirang, Kalimantan Timur.

Para demonstran juga meminta agar Gubernur mendengarkan aspirasi mereka.

Menanggapi hal itu, Gubernur Kaltim Isran Noor justru tetap santai di lobby kantor Gubernur.

Gubernur Kaltim Isran Noor  tetap membiarkan mahasiswa menyampaikan orasi.

Gubernur Kaltim, Isran Noor mendengarkan aspirasi demonstrasi di kantor Gubernur Kaltim Jl Gajah Mada Samarinda Kalimantan Timur, Senin (25/3/2019).
Gubernur Kaltim, Isran Noor mendengarkan aspirasi demonstrasi di kantor Gubernur Kaltim Jl Gajah Mada Samarinda Kalimantan Timur, Senin (25/3/2019). (Tribunkaltim.co/ Cornel Dimas)

"Bagus aja mereka menyampaikan itu. Sudah benar. Tapi yang benar belum tentu pas. Gak apa-apa itu, didengarkan saja," kata Gubernur Kaltim Isran Noor.

Gubernur Kaltim Isran Noor juga tak ada gelagat untuk menemui para mahasiswa yang mengepung gerbang kantor Gubernur Kaltim.

Gubernur Kaltim Isran Noor lebih memilih mendengarkan aspirasi mahasiswa dari balik jendela kantor.

"Dia kan minta didengarkan Gubernur, ya saya sudah dengarkan dari tadi. Saya dengarkan dari jendela, jelas," ucap Isran.

2. Diminati investor

Ada beberapa investor besar yang siap menggolkan rencana pembangunan pabrik semen di Kaltim.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunkaltim.co, salah satunya Semen Bosowa.

Perwakilan dari manajemen Bosowa sudah pernah bertatap muka dengan Gubernur Kaltim, yang saat itu dijabat Awang Faroek Ishak di 2016 lalu.

Selain itu juga ada Semen Kaltim. Sekitar bulan Mei 2017 lalu, Semen Kaltim sedang dalam proses untuk mendapatkan izin dari Pemprov Kaltim.

“Yang punya Semen Kaltim itu pengusaha lokal. Namanya Pak Sigit. Rencananya, dalam pembangunan, ia akan juga bermitra dengan Semen Indonesia, serta ada beberapa investor dari luar,” ujar Syahril, dari Dinas Lingkungan Hidup Kaltim bulan Mei 2017 lalu, seperti dilansir Tribunkaltim.co.

3. Potensi karst Kaltim cukup untuk 100 tahun

Tim ahli dari Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi UGM merekomendasikan hanya 1.435 ha di kawasan eksositem karst Sangkulirang Mangkalihat yang boleh dimanfaatkan untuk industri semen.

Menurut ketua tim, Dr Eko Haryono, luasan tersebut lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan Kaltim dan ekspor.

"Kami sudah hitung dan kaji ada batuan gamping yang tidak termasuk sebagai karst yang bisa dimanfaatkan untuk bahan baku semen. Luasan 1.435 ha itu bisa untuk memenuhi kebutuhan hingga 100 tahun ke depan," kata Eko Haryono.

Ahli geomorfologi karst UGM itu mengungkapkan hal tersebut saat menyampaikan hasil kajian timnya di depan peserta forum group discussion tentang Rencana Induk Pengelolaan Kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat di Sangatta, Selasa (6/11/2018), seperti dilansir Tribunkaltim.co.

Diskusi digelar oleh Bagian Sumberdaya Alam Setkab Kutai Timur bekerjasama dengan UGM.

Menghadirkan para ahli terkait antara lain ahli biodiversity endokarst Dr Cahyo Rahmadi, ahli hidrologi karst Dr M Widyastuti (UGM), ahli lukisan cadas ITB Dr Pindi Setiawan, serta ahli biodiversity dari Fakultas Kehutanan Unmul Dr Paulus Matius MSc.

Luasan ekosistem karst Sangkulirang Mangkalihat mencapai 1,8 juta ha.

Terbentang dari timur di semenanjung Mangkalihat, Kabupaten Beray sejauh 200 km hingga ke Sangkulirang, Kutai Timur di barat.

Kawasan ekosistem karst menyebar di enam kecamatan di Berau seluas 776.000 ha dan di tujuh kecamatan di Kutai Timur seluas 1,1 juta ha.

Menurut Eko Haryono, tidak semua batuan gamping di ekosistem karst Sangkulirang Mangkalihat itu berupa karst.

Dari kajian berhasil diidentifikasi luas kawasan karst mencapai 403.151 ha. Angka ini jauh lebih besar dari yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai kawasan lindung menurut Pergub No 67/2012 sebesar 307.377 ha.

Hasil kajian ini dimasukkan di dalam Rencana Induk Pengelolaan Kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat untuk kemudian diusulkan oleh Pemprov Kaltim ke Badan Geologi Kementerian ESDM sebagai Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Sangkulirang Mangkalihat.

Salah satu syaratnya adalah dengan terlebih dulu mengundang partisipasi para pihak melalui FGD. Sudah tiga kali FGD digelar.

Pertama di Samarinda, 1 Oktober 2018. Berikutnya digelar di Tanjung Redeb (Berau) pada 29 Oktober 2018, dan terakhir di Sangatta (Kutim) pada 6 November 2018.

Mengacu pada Permen ESDM No 17/2012, yang disebut karst adalah bentang alam yang terbentuk akibat pelarutan air pada batu gamping dan/atau dolomit. Sedang KBAK adalah karst yang menunjukkan bentuk eksokarst dan endokarst tertentu. Ia merupakan kawasan lindung geologi sebagai bagian dari kawasan lindung nasional.

Dikatakan, jumlah penduduk Kaltim (2017) 3,575 juta jiwa. Kebutuhan semennya mencapai 1,018 juta ton. Dan untuk eskpor juga diasumsikan sama, yakni 1,018 juta ton. Kebutuhan semen penduduk diasumsikan 285 kg per kapita.

Dengan asumsi pertumbuhan peduduk rerata 3 persen per tahun, maka kebutuhan semen untuk 50 tahun ke depan (2067) adalah 8,932 juta ton.

Pada 100 tahun lagi, saat jumlah penduduk Kaltim 66,7 juta jiwa, maka kebutuhan domestik dan ekspor Kaltim diproyeksi mencapai 1,237 miliar ton semen.

"Dengan kebutuhan produksi semen sebesar itu hingga 100 tahun, maka luasan lahan quarry yang dimanfaatkan cukup 1.435 ha saja," ungkap doktor prtama di Indonesia bidang geomorfologi karst itu.

Baca juga :

Karst Masuk dalam Tiga Potensi Investasi Kaltim yang akan Ditawarkan kepada Asing di 2018

Tolak Pabrik di Karst, 3 Pemuda Mapala Lakukan Aksi Semen Kaki di Depan Gubernuran

4. Dikhawatirkan merusak lingkungan dan mata pencaharian nelayan

Sebelumnya, telah muncul kekhawatiran dari beberapa lembaga swadaya masyarakat seperti yang tergabung di dalam Aliansi Masyarakat Peduli Karst (AMPK) Kaltim.

Dalam wawancara setahun lalu (16/5/2017), AMPK menyebutkan, mengacu pada Pergub Nomor 67/2012 ada sekitar 190 ribu lahan di eksostem karst Sangkulirang Mangkalihat yang terancam oleh penambangan pabrik semen.

AMPK khawatir jika itu dilakukan maka akan merusak ekologi kawasan karst. Mereka menanggapi keluarnya izin untuk industri semen di Biduk-biduk, Kabupaten Berau. Masyarakat setempat menolak rencana tersebut karena ikhawatirkan akan merusak lingkungan dan mata pencaharian mereka sebagai nelayan.

Daerah Biduk-biduk selama ini juga dikenal sebagai daerah wisata berbasis karst-bahari. Keindahan Biduk-biduk, Teluk Sulaiman, Teluk Sumbang hingga Tanjung Mangkalihat sangat elok. Masyarakat setempat bahkan sudah membangun tempat wisata di pinggir pantai Teluk Sumbang.

Di kawasan itu Gubernur Kaltim Awang Faroek (terdahulu) telah mendukung rencana pendirian dua pabrik semen. Yakni Semen Bosowa di Teluk Sulaiman, dan Semen Kaltim di Teluk Sulaima untuk tambang sekaligus lokasi pabrik.

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak saat itu, telah menyatakan sikap mendukung investasi tersebut, dengan pertimbangan bahwa lokasi investasi yang diincar kedua investor tidak tergolong dalam kawasan karst yang dilindungi sesuai Pergub 67 Tahun 2012.

Namun melalui kajian terbaru yang dilakukan tim ahli Kelompok Studi Karst Sangkulirang Mangkalihat, akan ada perubahan pemetaan mana yang boleh dan tidak boleh dimanfaatkan.

Mana yang dilindungi dan tidak. Kajian ini dianggap lebih komprehensif dan detil karena dilakukan dari semua aspek dengan skala lebih besar, yakni 1:50.000.

Karena itu, para pihak menyetujui dan mengapresiasi hasil kajian tersebut.

Para pihak dimaksud antara lain dunia usaha, mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.

5. Mahasiswa semen kaki di depan kantor Gubernur Kaltim

Tiga perwakilan dari Mapala se-Kaltim, lakukan aksi semen kaki di depan kantor Gubernur Kaltim, Rabu (28/3/2018) lalu.

Aksi dilakukan sebagai bentuk penolakan akan masuknya pabrik semen di kawasan Karst, hingga Biduk-Biduk, Berau, Kaltim.

Satu dari tiga perwakilan itu, yakni Abe, mahasiswa Pencinta Alam dari kampus IAIN, Samarinda.

"Sudah disemen sejak jam 12.00 WITA tadi. Tetap akan seperti ini, sampai malam hari. Kemungkinan, aksi penyemenan kaki dilakukan sekitar 6 jam," ucapnya.

Selain lakukan semen kaki, di dermaga depan kantor Gubernur tersebut juga dipajang beberapa kreasi hasil foto kamera yang menunjukkan keindahan alam dari Karst, hingga kehidupan nelayan dan masyarakat di kawasan Biduk-Biduk.

Abe (paling depan), mahasiswa Mapala IAIN Samarinda bersama perwakilan Mapala lain se-Kaltim saat lakukan aksi semen kaki di dermaga depan Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (28/3/2018).
Abe (paling depan), mahasiswa Mapala IAIN Samarinda bersama perwakilan Mapala lain se-Kaltim saat lakukan aksi semen kaki di dermaga depan Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (28/3/2018). (TRIBUN KALTIM/ANJAS PRATAMA)

Koordinator aksi aksi semen kaki, Sutrisno, ikut bersuara terkait agenda hari itu saat ditemui di lokasi.

"Silakan dilihat sendiri, bagaimana keindahan alam di Karst, serta kawasan Biduk-Biduk. Apakah ini ciri pemerintah yang merakyat, jika keindahan alam harus diganti dengan rupiah besar dari pabrik semen ?," ucapnya.

Apalagi, disebut Sutrisno, riwayat ekonomi tambang sudah lumrah diketahui, tak memberikan dampak menyejahterakan daerah di sekitarnya.

"Apakah ada riwayat daerah sejahtera ketika ada tambang masuk ke daerah itu? Lihat saja apa yang terjadi di Kukar, lalu Desa Mulawarman yang penduduknya tergusur karena hadirnya tambang. Belum lagi kondisi Samarinda yang mendapatkan banjir semakin parah karena banyaknya izin tambang di ibukota. Pemerintah seperti tak belajar dari apa yang sudah terjadi," ucapnya.

Untuk kawasan Karst sendiri, Mapala se Kaltim, hingga kini belum dapatkan kejelasan jelas apakah pabrik-pabrik semen ini sudah disetujui atau tidak oleh pemerintah.

"Sudah lebih setahun sejak kami lakukan aksi penolakan pabrik semen, hingga kini sampai dimana kejelasan pabrik semen itu, belum ada yang disampaikan ke publik," ucap Alfin, Koordinator Aksi lainnya.

6. Karst jadi salah satu potensi investasi yang ditawarkan ke asing tahun 2018

Coastal Road Balikpapan, karst untuk bahan baku semen, dan Jalan Tol Samarinda-Bontang jadi tiga potensi investasi yang akan ditawarkan Kaltim kepada investor asing, di 2018 ini.

Tiga potensi tersebut masuk dalam Brownbook, yang disusun Regional Investor Relation Unit (RIRU) Kaltim.
Sekadar informasi, Kaltim masuk dalam pilot projects RIRU.

Di Indonesia, ada lima provinsi yang masuk dalam pilot projects tersebut.

Nantinya, potensi ini akan ditawarkan ke investor luar negeri, via jaringan Indonesia yang ada di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di luar negeri.

Kelembagaan RIRU sendiri diatur melalui Keputusan Gubernur. Unit ini, dipimpin langsung oleh Gubernur, dan wakilnya diisi oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).

"Anggotanya berasal dari semua OPD (organisasi perangkat daerah), termasuk juga Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI), Kaltim," kata Christian, Anggota Tim Pengembangan Ekonomi Perwakilan BI Kaltim, Sabtu (31/3/2018).

Di dalam Brownbook disebutkan, total investasi untuk Tol Samarinda-Bontang sebesar Rp 10,7 triliun. Proyek ini ditawarkan dengan skema publik privat partnership (PPP).

Sementara, potensi investasi kedua yakni pabrik semen di Berau (Berau Cement Factory), dengan nilai investasi Rp 5,1 triliun.

Di dalam Brownbook juga disebutkan, cadangan bahan baku semen yang ditawarkan mencapai 200 tahun. Sementara, skema investasi yang ditawarkan yakni joint venture.

Terakhir, potensi investasi yang ingin dijual ke luar negeri adalah Coastal Road Balikpapan. Dengan total investasi sebesar Rp 4,9 triliun.

"Nah, tiga potensi ini kita tawarkan kepada setiap investor asing yang datang ke Kaltim. Terutama mereka yang datang belum membawa tema investasi apa yang diinginkan," kata Christian.

(Tribunkaltim.co/Nalendro Priambodo)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved