Polisi Pastikan Penyebab Tewasnya Hendra Kurniawan Akibat Banjir, Simak Penjelasannya

Akibat banjir, Jalan DI Panjaitan otomatis tertutup dan tidak diketahui, yang mana jalan, yang mana drainase.

TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER DESMAWANGGA
Banjir menggenangi jalan DI Panjaitan, Samarinda Utara, Senin (3/12/2018). 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kepolisian telah memastikan penyebab utama tewasnya Hendra Kurniawan (33) yang ditemukan tidak bernyawa oleh warga di gorong-gorong Jalan DI Panjaitan.

Setelah melakukan penyelidikan, jajaran Polsek Sungai Pinang yang menangani kasus tersebut menegaskan, penyebab korban tewas akibat banjir yang menggenangi jalan DI Panjaitan, pada Minggu (31/3/2019) dini hari kemarin.

Saat itu banjir menggenangi jalan DI Panjaitan cukup tinggi, bahkan banjir sampai masuk ke rumah-rumah warga yang terdapat di pinggir jalan tersebut.

Akibat banjir, Jalan DI Panjaitan otomatis tertutup dan tidak diketahui, yang mana jalan, yang mana drainase.

"Hasil visum juga membuktikan tidak tanda-tanda kekerasan yang disengaja. Korban tewas karena tenggelam terseret arus yang cukup deras saat terjadi banjir," ucap Kanit Reskrim Polsek Sungai Pinang, Ipda Fahrudi, Senin (1/4/2019).

Lanjut dia menjelaskan, sebelum terjebak banjir dan terseret arus di gorong-gorong jalan. Sabtu (30/3/2019) malam lalu korban memperbaiki AC di salah satu tempat karaoke, di Jalan Gatot Subroto.

Korban selesai memperbaiki AC, dan hendak pulang ke rumahnya sekitar pukul 04.00 Wita, Minggu (31/3/2019).

Saat itu, hujan telah terjadi yang mengakibatkan sebagian besar di jalan DI Panjaitan tergenang.

Guna dapat sampai ke rumahnya, korban menghindari banjir dengan naik ke trotoar. Namun, karena tidak mengetahui ada lubang, korban beserta kendaraannya tercebur ke gorong-gorong.

Karena arus sangat deras, korban terseret sampai masuk ke kolong rumah warga dengan jarak 200-300 meter dari titik awal korban terjatuh.

"Kalau lewat jalanan, motor tenggelam, pasti mogok. Makanya korban naik ke trotoar dengan harapan dapat tetap melintas sampai ke rumahnya, tapi korban jatuh ke gorong-gorong dengan motornya, karena tidak tahu ada lubang," jelasnya.

Baca juga:

KPK: Sektor Legislatif Paling Tak Patuh LHKPN, Baru 312 yang Lapor dari 554 Anggota DPR

Begini Respons Mahkamah Konstitusi soal Pernyataan 'People Power' Amien Rais

Hadiri Pemakaman, Anies Ikut Gotong Jenazah Petugas Kebersihan yang Jadi Korban Tabrak Lari

Jatuh Usai Enam Menit Mengangkasa, Terkuak Detik-detik Percakapan Terakhir Pilot Ethiopian Airlines

 

 

"Kita sudah koordinasi dengan keluarga korban. Jenazah akan dibawa ke Tuban, Jawa Timur tempat orangtuanya. Sedangkan motor korban masih ada di Polsek," sambungnya.

Selain menemukan motor korban, juga ditemukan dompet, handphone, serta helm korban. Sedangkan alat service AC belum ditemukan, diduga hilang terbawa arus.

Guna tidak ada korban lagi akibat banjir, pihaknya meminta kepada warga untuk berteduh, dan bertahan dahulu sampai banjir benar-benar surut, jangan nekat menerobos banjir.

Pasalnya banjir di Jalan DI Panjaitan, termasuk lokasi banjir yang cukup dalam, dengan arus yang sangat deras.

"Lebih baik dia dulu di tempat aman, karena jalanan tertutup semua kalau banjir. Di sini cukup dalam banjirnya, arus juga sangat deras," himbaunya.

Diberitakan sebelumnya, warga di jalan DI Panjaitan, RT 18, Samarinda Utara dibuat geger dengan adanya mayat di gorong-gorong rumah warga, Minggu (31/3/2019).

Mayat berjenis kelamin pria itu ditemukan sekitar pukul 08.25 Wita oleh warga sekitar.

Salah satu warga mengaku, jenazah ditemukan di gorong-gorong bawah rumah warga bercampur dengan sampah yang ikut hanyut akibat aderasnya arus.

"Banjir di jalanan sudah surut, saat mulai aktivitas warga, ada yang lihat mayat tersangkut di bawah rumah saya," ucapnya, Minggu (31/3/2019).

Dia menjelaskan, saat dievakuasi, kondisi tubuh korban belum mengeluarkan aroma tidak sedap, bahkan tubuh korban belum membengkak, namun bagian tangan korban sudah kaku.

"Masih segar, badanya memang besar tapi bukan karena pembengkakan. Tadi juga disaksikan RT, dan warga sini, tapi tidak yang kenal," ungkapnya.

Ciri-ciri mayat pria itu, yakni menggunakan kaos kerah bertuliskan PT Sari Kayu Pondok Bambu, celana panjang hitam, tumbuh gempal, dan rambut ikal.

Saat ditemukan, tidak ada dompet, maupun kartu identitas di tubuh korban, bahkan saat itu korban ditemukan tanpa menggunakan alas kaki.

Evakuasi berlangsung dengan cepat, Polsek Sungai Pinang dibantu relawan dan warga berhasil mengangkat jenazah dan langsung dibawa ke ruang jenazah RSUD AW Syahranie.

Minggu (31/3/2019) siang kemarin, teman-teman korban yang mengetahui ada kabar penemuan jenazah di media sosial, mengenali ciri korban, dan langsung mengecek ke ruang jenazah RSUD AW Syahranie.

Korban diketahui bernama Hendra Kurniawan, pria kelahiran Tuban tanggal 26 Juni 1986. Di Samarinda, korban tinggal seorang diri di jalan Purworejo, Perum Korem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN), Lempake, Samarinda Utara.

Korban belum menikah, dan dikenal aktif di Gereja Bethany Indonesia (GBI) Rock, jalan DI Panjaitan, sebagai sound man.

Guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, korban memiliki usaha service AC.

"Yang jelas, kami sudah lihat jenazahnya, memang benar itu dia, teman kami. Orangnya aktif di gereja," ucap salah satu teman korban, Imanuel. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved