Hari Ini Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Ketahui 10 Hikmah dan Alasan Terjadi di Malam Hari
Hari ini, 3 April 2019 ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional untuk memperingati hari besar keagamaan umat Islam, yakni Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
Walaupun ada beberapa hadits dan pendapat yang menjelaskan waktu terjadinya Isra Miraj, tetapi dari ayat di atas sudah cukup jelas bahwa Isra dan Miraj terjadi di malam hari.
Hal ini tentu memunculkan pertanyaan di benak kita, mengapa harus malam hari?
Mengapa tidak siang hari saja?
Dilansir nu.or.id, Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitabnya, Al-Ayatul Kubra fi Syarhi Qisshatil Isra menjelaskan beberapa alasan mengapa Allah menjadikan malam sebagai waktu terjadinya peristiwa Isra Miraj. (Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Ayatul Kubra fi Syarhi Qisshatil Isra, (Kairo: Darul Hadits, 2002 M), halaman 59).
Pertama, karena malam adalah waktu yang tepat untuk melakukan khalwah (menyepi) dan pengkhususan.
قال ابن المنير: إنما كان الإسراء ليلا لأنه وقت الخلوة والإختصاص عرفا
"Ibnu Munir berpendapat bahwa peristiwa Isra terjadi di malam hari karena malam merupakan waktu yang tepat untuk menyepi serta biasanya sebagai waktu yang tepat untuk mengkhususkan amalan."
Kedua, karena malam adalah waktu diwajibkannya shalat. Hal ini didasarkan pada sebuah ayat dalam Surat Al-Muzammil.
قم الليل إلا قليلا
"Dirikanlah salat di malam hari, kecuali sedikit". (QS. Al-Muzammil : 2)
Ketiga, sebagai sebuah ujian bagi para Mukmin untuk percaya terhadap hal-hal yang gaib, hal-hal yang tidak dapat dicerna oleh akal, serta sebagai ujian bagi orang-orang kafir. Apakah ia tetap ingkar dengan risalah nabi, atau akan beriman.
Keempat, karena malam merupakan waktu yang mulia. Hal ini disebabkan karena ada beberapa peristiwa yang terjadi di waktu malam, khususnya kisah-kisah istimewa yang terjadi dalam kehidupan para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.
Di antaranya, kisah Nabi Ibrahim yang awalnya menganggap bintang-bintang sebagai Tuhan, kemudian sadar bahwa bintang-bintang tersebut ternyata bukan Tuhan karena ia menghilang. Hal ini terekam dalam Surat Al-An’am ayat 76:
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَىٰ كَوْكَبًا ۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّي ۖ فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ
"Ketika malam telah gelap, ia melihat sebuah bintang (lalu) ia berkata, ‘Inilah Tuhanku,’ tetapi tatkala bintang itu tenggelam ia berkata, ‘Saya tidak suka kepada yang tenggelam". (QS. Al-An’am : 76)