Inilah Beberapa Praktik Strategi Menarik Sumbangan Buku dari Masyarakat di Kaltim
Sekolah-sekolah yang sudah menerapkan program literasi, mengalami kendala kekurangan buku saat program tersebut sudah berjalan di Kalimantan Timur.
Perusahaan sesuai jadwal membawa banyak buku cerita ke kelas.
Selama kurang lebih satu jam, para siswa membaca dan menceritakan isi buku bacaan.
Perusahaan memberikan hadiah buku carita bagi siswa yang berani bercerita di depan teman-temannya dengan baik. Kegiatan seperti ini sudah berlangsung dua kali.
Selain itu, ibu Iip juga membentuk paguyuban kelas dan mengorganisasikannya lewat grup di whats apps.
Lewat aplikasi tersebut, ia menghimbau orang tua siswa yang tergabung di dalamnya menyumbangkan buku.
Saat penyerahan buku, gambar-gambarnya juga ia share di grup, sehingga memantik orang tua lainnya untuk perduli.
MI AL Aula Balikpapan Mengumpulkan Buku dari Paguyuban Kelas dan Arisan Buku
Komite atau paguyuban kelas di Mi Al Aula cukup aktif untuk mengumpulkan buku.
Ketua komite kelas satu yang sering datang ke sekolah, menghimbau para anggota paguyuban untuk menyumbangkan buku di rumah masing-masing untuk diletakkan di sudut baca.
Selain kegiatan tersebut, siswa kelas V Mi Al Aula juga punya kreatifitas.
Mereka membuat arisan buku. Seluruh siswa mengumpulkan uang untuk satu orang, dan hasilnya dibelikan buku yang kemudian diletakkan di pojok baca.
SDN 003 Tenggarong: Menarik Buku dari Calon Alumni
Untuk menambah jumlah buku, SDN 003 Tenggarong mewajibkan para siswa yang mau lulus menyumbangkan minimal satu buku buku cerita ke sekolah.
Buku tersebut kemudian distempel tersendiri. Stempel alumni.
Setiap lulusan sekolah, rata-rata sekolah mendapatkan 60 buku dari alumni.