Inilah Beberapa Praktik Strategi Menarik Sumbangan Buku dari Masyarakat di Kaltim
Sekolah-sekolah yang sudah menerapkan program literasi, mengalami kendala kekurangan buku saat program tersebut sudah berjalan di Kalimantan Timur.
“Cukup banyak untuk menambah buku di sudut-sudut baca, yang kami rolling ke sudut baca ke setiap kelas yang lain,” ujar Kurnia, guru sekolah tersebut.
Mendulang buku di MTs Balikpapan; Program Koinku untuk Buku
MTs 1 Balikpapan memiliki cara unik untuk mendulang buku.
Sekali sebulan pada hari Senin saat sehabis upacara, sekolah mengadakan sumbangan koinku untuk buku atau disingkat kutu buku.
Siswa yang ditunjuk khusus berkeliling menyodorkan kotak sumbangan.
Karena jumlah siswa di madrasah tersebut berjumlah lebih dari 1000, hasil yang didapat cukup banyak, kurang lebih satu juta rupiah dalam sekali pengumpulan.
Uang yang didapat dibelikan buku lewat kelompok literasi yang aktif di Balikpapan yaitu Komunitas Bikers Sosial.
“Buku yang didapat lebih murah dan lebih variatif, sesuai selera siswa,” kata ibu Ummi Putri Balia, penggagas gerakan koinku untuk buku di madrasah ini. Sekolah saat ini telah membuat pojok baca, taman baca di tengah sekolah, dan juga jadwal membaca rutin.
SMPN1 Balikpapan: Lomba Perpustakaan Mini Kelas
Atas inisiasi ibu Aryanti, SMPN Balikpapan mengawali gerakan literasi di sekolah tersebut dengan mengadakan lomba perpustakaan mini kelas.
Mereka membentuk kepanitiaan yang terdiri dari guru bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Mereka mengundang orang tua siswa dan mengumumkan bahwa sekolah akan memulai gerakan literasi dengan lomba perpustakaan mini kelas yang akan dikelola orang tua siswa.
Salah satu kriteria ikut lomba perpustakaaan mini kelas adalah bukunya harus berjumlah minimal 60 eks dan sesuai dengan usia anak.
Karena persyaratan jumlah buku tersebut, orang tua siswa berlomba-lomba menyumbangkan buku ke sekolah untuk diisikan di perpustakaan mini di kelas. Buku yang terkumpul dari lomba ini lebih dari 600 buku.
Madrasah Ibtidaiyah Nahdatul Ulama Balikpapan: Arisan dan Pengajian Penggalangan Dana
Pak Gunanto, kepala madrasah MINU, bukan hanya kepala madrasah biasa.