Polemik Pabrik Semen

Ini Kronologi Demo Tolak Pabrik Semen yang Berujung Bentrok Antara Mahasiswa dengan Aparat Keamanan

Aksi tolak pabrik semen di kawasan karst Sangkulirang-Mangkalihat yang berlokasi di wilayah Kutai Timur dan Berau, berakhir ricuh, Senin (8/4/2019).

TRIBUN KALTIM/CHRISTOPER DESMAWANGGA
Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Karst atau AMPK Kaltim mengalami luka-luka akibat bentrokan yang terjadi antara massa aksi dengan aparat keamanan, Senin (8/4/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Aksi tolak pabrik semen di kawasan karst Sangkulirang-Mangkalihat yang berlokasi di wilayah Kutai Timur dan Berau, berakhir ricuh, Senin (8/4/2019).

Aksi yang dilakukan di depan kantor Gubernuran Kaltim, jalan Gajah Mada, Samarinda ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan organisasi kemahasiswaan di Samarinda dan juga Balikpapan.

Bentrokan tak terhindarkan, aksi saling lempar batu terjadi.

Bahkan, aksi kejar-kejaran antara aparat terhadap massa aksi juga terjadi.

Tidak sedikit massa aksi dan juga aparat keamanan mengalami luka-luka, bahkan beberapa diantaranya harus dirawat di rumah sakit.

Dari pantauan Tribunkaltim.co di lokasi aksi, berikut ini kronologi aksi berlangsung hingga menyalakan lilin 'Tolak Pabrik Semen' :

Demo tolak pabrik semen, massa mengawali dengan Shalat Dhuhur Berjamaah, Senin (8/4/2019)
Demo tolak pabrik semen, massa mengawali dengan Shalat Dhuhur Berjamaah, Senin (8/4/2019) (tribunkaltim.co/christoper desmawangga)

Senin (8/4/2019)

- 09.00 Wita : Massa aksi mulai berkumpul di Taman Samarendah, sebagai titik temu massa awal

- 12.45 Wita : Massa aksi mulai melaksanakan long march menuju kantor Gubernuran Kaltim, jalan Gajah Mada

- 13.30 Wita : Massa aksi sampai di depan kantor Gubernur Kaltim. Massa aksi melaksanakan shalat dzuhur secara berjamaah di jalanan jalan Gajah Mada

- 13.50 Wita : Massa aksi mulai melakukan orasi dengan mobil pikap hitam sebagai mimbat orasi

- 14.15 Wita : Wagub Kaltim Hadi Mulyadi mendatangi massa aksi, dan langsung naik ke mimbar orasi.

- 14.30 Wita : Ketegangan antara massa aksi dan aparat keamanan mulai terjadi. Aksi saling dorong terjadi saat Wagub Kaltim Hadi Mulyadi masih berada di mimbar orasi

Wagub Kaltim Hadi Mulyadi berdiskusi dengan perwakilan massa Aliansi Masyarakat Peduli Karst dalam demo tolak pabrik semen, Senin (8/4/2019)
Wagub Kaltim Hadi Mulyadi berdiskusi dengan perwakilan massa Aliansi Masyarakat Peduli Karst dalam demo tolak pabrik semen, Senin (8/4/2019) (tribunkaltim.co/Cornel Dimas)

- 14.50 Wita : Ketegangan mereda, massa aksi tampak beristirahat sambil menyiapkan perlengkapan sound system untuk orasi selanjutnya

- 15.00 Wita : Massa aksi mulai melakukan orasi kembali. Orasi tepat dilakukan di depan pagar masuk kantor Gubernur Kaltim, beberapa mahasiswa tampak menaiki pondasi pagar.

- 15.20 Wita : Kericuhan pecah kembali. Kali ini aparat keamanan langsung keluar dari kantor Gubernur Kaltim.

Belum diketahui bagaimana awal mulanya, namun kemudian terjadi saling lempar batu pun tidak terhindarkan

Kepolisian menembakkan beberapa kali gas air mata ke kerumunan massa aksi. Tak lama berselang, aparat mengejar massa aksi hingga ujung jalan Gajah Mada dan melakukan pemukulan

Guna meredam bentrokan, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Vendra Riviyanto sampai mendatangi kerumunan massa

Massa aksi dan aparat keamanan luka-luka, termasuk kendaraan massa aksi rusak, serta sejumlah tanaman di sekitar kantor Gubernur Kaltim rusak.

- 16.45 Wita : Ketegangan kembali mereda. Massa aksi tampak masih memenuhi jalanan jalan Gajah Mada, Samarinda.

- 17.50 Wita : Aparat keamanan mulai bergerak menuju massa aksi guna meminta massa aksi ke pinggir jalan. Sempat terjadi perdebatan antara massa aksi dan aparat keamanan.

- 18.00 Wita : Massa aksi berangsur angsur menuju tepian Mahakam guna menyiapkan langkah aksi selanjutnya

- 19.30 Wita : Massa aksi menyalakan lilin bertuliskan 'Tolak Pabrik Semen'

- 21.00 Wita : Massa aksi masih tetap bertahan di depan kantor Gubernuran Kaltim dengan melakukan orasi, bahkan mahasiswa berencana untuk menginap di depan kantor Gubernur Kaltim.

Kerusuhan terjadi saat demo massa Aliansi Masyarakat Pecinta Karst (AMPK) menolak pabrik semen di kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat di Kutai Timur-Berau, di depan kantor Gubernur Kaltim jalan Gajah Mada, Senin (8/4/2019).
Kerusuhan terjadi saat demo massa Aliansi Masyarakat Pecinta Karst (AMPK) menolak pabrik semen di kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat di Kutai Timur-Berau, di depan kantor Gubernur Kaltim jalan Gajah Mada, Senin (8/4/2019). (tribunkaltim.co/nevrianto hardi prasetyo)

6 Tuntutan Massa

Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Karst atau AMPK ini menyuarakan aspirasi menolak pabrik semen

Tuntutan utama dari massa aksi yakni menolak pembangunan pabrik semen di kawasan ekosistem karst Sangkulirang-Mangkalihat yang berada di Kutai Timur dan Berau dengan luasan mencapai 1.867.676 hektar menurut Pergub Nomor 67 tahun 2012.

Sementara, menurut data Balai Pelestarian Cagar Budaya Ekosistem karst Sangkulirang-Mangkalihat memiliki 2,1 juta hektare.

Dari data yang dipaparkan massa aksi melalui selebaran yang dibagikan saat aksi, dalam ekosistem karst yang dilindungi, telah terbit berbagai izin usaha pertambangan menurut data Dinas Lingkungan Hidup, diantaranya 193 izin usaha, yang terdiri dari

- 110 izin usaha pertambangan,

- 40 konsesi kehutanan,

- 46 pertambangan batu bara,

- 16 izin batu gamping, dan

- 1 pabrik semen.

Hal itulah yang membuat massa menggelar aksi demontrasi menolak adanya pabrik semen, pasalnya menurut massa aksi, ekosistem karst sebagai fungsi ekologi dan hidrologi akan hancur jika pabrik tetap dibangun.

Jika karst hancur, maka akan menghilangkan sumber air masyarakat.

Jika karst hilang, akan terjadi kepunahan hewan endemik, baik spesies lama maupun baru.

Inilah kawasan karst di wilayah Berau yang masuk deretan Karst Sangkulirang-Mangkalihat.
Inilah kawasan karst di wilayah Berau yang masuk deretan Karst Sangkulirang-Mangkalihat. (tribunkaltim.co/martinus wikan hendarman)

Berikut tuntutan massa AMPK terkait tolak Pabrik Semen:

1. Tolak pembangunan pabrik semen di Kaltim

2. Cabut semua IUP yang ada di kawasan karst Sangkulirang Mangkalihat

3. Berikan hak atas tanah untuk mengembangkan ekonomi terbarukan yang ramah lingkungan

4. Tolak RPJMN, RZWP-3K, RT/RW Kaltim

5. Tolak segala bentuk kriminalisasi gerakan rakyat

6. Laksanakan pasal 33 UUD 1945 dan tolak segela bentuk eksploitasi yang merusak alam.

Long March dari Taman Samarendah Menuju Kantor Gubernur Kaltim 

Awalnya aksi berlangsung dengan damai dan lancar.

Senin (8/4/2019) pagi, massa tampak melakukan long march dari Taman Samarendah menuju kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Kota Samarinda.

Sesampainya di depan kantor gubernur, sekitar pukul 13.00 Wita, massa aksi tidak langsung melakukan orasi, melainkan melakukan shalat dzuhur secara berjamaah di jalanan Jalan Gajah Mada, tepat di depan kantor Gubernur Kalimantan Timur.

Setelah itu, massa memulai orasinya yang berisi mengenai penolakan pembangunan pabrik semen di Kutim-Berau.

Bahkan, Wagub Kaltim, Hadi Mulyadi tampak mendatangi massa aksi dan berdiri di barisan massa aksi.

Saat Wagub Kaltim, Hadi Mulyadi  menyampaikan pandangannya mengenai pembangunan pabrik semen, terjadi keributan antara massa aksi dan juga aparat.

Bahkan, keributan mengakibatkan kaca mobil pikap tempat sound system massa aksi pecah.

Kerusuhan terjadi saat demo massa Aliansi Masyarakat Pecinta Karst (AMPK) menolak pabrik semen di kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat di Kutai Timur-Berau, di depan kantor Gubernur Kaltim jalan Gajah Mada, Senin (8/4/2019).
Kerusuhan terjadi saat demo massa Aliansi Masyarakat Pecinta Karst (AMPK) menolak pabrik semen di kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat di Kutai Timur-Berau, di depan kantor Gubernur Kaltim jalan Gajah Mada, Senin (8/4/2019). (tribunkaltim.co/nevrianto hardi prasetyo)

Sekitar pukul 14.30 Wita keributan sempat mereda, massa aksi tampak beristirahat di sekitar tempian Mahakam.

Lalu, sekitar pukul 15.00 Wita massa aksi kembali melakukan orasi di depan pagar masuk kantor gubernur. Saat itu, tampak massa aksi mendorong pagar yang akhirnya menimbulkan kericuhan.

Saling lempar batu terjadi, bahkan beberapa kali Kepolisian menembakan gas air mata ke arah massa aksi.

Saling pukul tidak terhindarkan, bahkan aparat tampak mengejar massa aksi sampai ke ujung jalan Gajah Mada yang membuat massa aksi mundur.

Selain jatuhnya korban luka dari kedua kubu, yakni dari pihak aparat keamanan dan massa aksi, kendaraan massa aksi juga tampak mengalami kerusakan, termasuk sejumlah tanaman yang tak luput dari kerusakan.

Bahkan, guna meredam terjadinya bentrokan, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Vendra Rivianto turun langsung menghadapi massa aksi guna menenangkan massa.

Beberapa massa aksi tampak mendapatkan perawatan dari petugas medis, bahkan beberapa diantaranya harus dilarikan ke rumah sakit, termasuk dari pihak keamanan yang juga mendapatkan perawatan medis.

Kerusuhan terjadi saat demo massa Aliansi Masyarakat Pecinta Karst (AMPK) menolak pabrik semen di kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat di Kutai Timur-Berau, di depan kantor Gubernur Kaltim jalan Gajah Mada, Senin (8/4/2019). Karena sikap Pemprov Kaltim dinilai tidak sejalan dengan tuntutan massa, bentrokan saling lempar batu terjadi mengakibatkan korban luka luka akibat lemparan batu dari pihak aparat kepolisian dan satpol PP serta mahasiswa.
Kerusuhan terjadi saat demo massa Aliansi Masyarakat Pecinta Karst (AMPK) menolak pabrik semen di kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat di Kutai Timur-Berau, di depan kantor Gubernur Kaltim jalan Gajah Mada, Senin (8/4/2019). Karena sikap Pemprov Kaltim dinilai tidak sejalan dengan tuntutan massa, bentrokan saling lempar batu terjadi mengakibatkan korban luka luka akibat lemparan batu dari pihak aparat kepolisian dan satpol PP serta mahasiswa. (tribunkaltim.co/nevrianto hardi prasetyo)

"Ia, tenang dulu semuanya, untuk kerusakan nanti kita akan datakan, yang penting tenang dulu," ucap Kapolres saat menenangkan massa aksi, Senin (8/4/2019).

Sekitar pukul 16.00 Wita kericuhan kembali dapat diredam, namun massa aksi tampak belum membubarkan diri, termasuk aparat keamanan dengan kelengkapan lengkap, juga masih standby di kantor Gubernur Kaltim.

Humas aksi, Andi Muhammad Akbar mengungkapkan, terjadinya kericuhan antara massa aksi dengan aparat merupakan hal biasa terjadi, hal itu karena massa marah dan kesal dengan sikap gubernur dan wagub Kaltim.

Namun, demikian pihaknya enggan dicap sebagai pemicu kerusuhan.

Pasalnya, saat itu pihaknya sedang melakukan orasi politik di depan pagar masuk kantor gubernur, tiba-tiba massa mendapatkan serangan yang memicu massa aksi balik membalas.

"Tadi kita sedang orasi, lalu dapat serangan dari depan kami. Bahkan, saat kita mundur tetap dikejar oleh aparat," ucapnya.

"Ada beberapa teman kami dilarikan ke rumah sakit, termasuk motor teman-teman juga mengalami kerusakan," tambahnya.

Kendati hujan turun, namun massa aksi tetap bertahan dan belum membubarkan diri.

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Karst atau AMPK Kaltim mengalami luka-luka akibat bentrokan yang terjadi antara massa aksi dengan aparat keamanan, Senin (8/4/2019).
Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Karst atau AMPK Kaltim mengalami luka-luka akibat bentrokan yang terjadi antara massa aksi dengan aparat keamanan, Senin (8/4/2019). (tribunkaltim.co/christoper desmawangga)

(*)

BACA JUGA

Aliansi Masyarakat Peduli Karst Kecam Aksi Represif Aparat, 8 Anggota AMPK Dilarikan ke Rumah Sakit

Kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat Diperluas, Begini Reaksi Dunia Usaha

Luasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat yang Dilindungi akan Bertambah, Ini Pertimbangannya

LIVE STREAMING Detik-detik Demo Tolak Pabrik Semen di Kantor Gubernur Kaltim Memanas hingga Ricuh

Ricuh, Demo Tolak Pabrik Semen Jilid II di Kantor Gubernur Kaltim, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Like fanspage Facebook

Follow Twitter

Follow Instagram

Subscribe official YouTube Channel

 
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved