Terkuak Bomber Sri Lanka Lulusan Sarjana Inggris dan S2 Australia, 359 Orang Meninggal
pelaku ledakan bom di delapan tempat, seperti hotel mewah dan gereja, yang terjadi Minggu (21/4/2019) merupakan orang berpendidikan.
Setidaknya 500 orang terluka dalam serangan yang diklaim oleh kelompok ISIS itu.
Dua pelaku bom bunuh diri merupakan kakak beradik dan putra dari seorang pedagang kaya di ibu kota Colombo.
Mereka meledakkan diri di Hotel Shangri-La dan Grand Cinnamon.
Otoritas mengungkapkan mereka mencari hubungan antara kelompok yang melakukan serangan dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) selaku kelompok yang mengklaim.
Petinggi Colombo menyebut kelompok ekstremis lokal National Thawheeth Jamaath (NJT) sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas serangan di gereja dan hotel.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan NJT tentu tidak bisa dilakukan secara internal.
"Mereka mendapat pelatihan dan koordinasi yang belum pernah kami lihat," kata Wijewardene.
Wijewardene sebelumnya menuturkan ledakan bom itu merupakan serangan balasan atas penembakan yang terjadi di dua masjid Christchurch, Selandia Baru.
Ekstremis kulit putih berkewarganegaraan Australia melakukan serangan di Masjid Al Noor dan Linwood di Selandia Baru pada 15 Maret 2019, ketika para jemaah tengah melaksanakan Shalat Jumat, dan menewaskan 50 orang.
Informasi mengenai Mohamed Zaharan dirilis pihak aparat India.
Pada 4 April, India berbagi informasi dengan Sri Lanka tentang Zaharan.
Detail ponsel, alamat, dan informasi lain yang berkaitan dengannya telah dibagikan kepada Sri Lanka.
Kelompok ini dikenal setelah serangan terhadap umat Islam oleh umat Buddha.
Mereka menuduh pemerintah tidak bertindak terhadap umat Buddha.
Pada tahun 2014, ketika bentrokan hebat terjadi antara umat Buddha dan Muslim yang banyak bagian dari komunitas Muslim mulai bergabung dengan kelompok-kelompok radikal.
Sementara Zarahan melanjutkan kegiatannya, baru-baru ini pemerintah Sri Lanka mengawasinya dengan lebih cermat.