Diiringi Tarian Dayak, Dubes Vatikan Lempar Senyum Sukacita saat Resmikan Gereja Karedral Samarinda
Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Piero Pioppo meresmikan Gereja Katedral Samarinda Jalan Jenderal Sudirman, Samarinda
Penulis: Cornel Dimas Satrio | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Piero Pioppo meresmikan Gereja Katedral Samarinda Jalan Jenderal Sudirman, Samarinda Kalimantan Timur, Selasa (30/4/2019).
Peresmian gereja induk di Keuskupan Agung Samarinda ini, diawali dengan pengguntingan oleh Nuncio Mgr Piero Pioppo dan Gubernur Kaltim Isran Noor di depan pintu utama gereja.
Gubernur Isran, Nuncio Mgr Piero Pioppo, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Uskup Agung Samarinda, Mgr Yustinus Harjosusanto MSF,
Pastor Paroki Katedral Samarinda RD Moses Komela Avan berjalan kaki dari Korem 091/ASN menuju Katedral. Mereka diiringi tarian dayak.
Sembari berjalan, Nuncio Piero Pioppo tak sungkan melempar senyun suka cita kepada umat dan masyarakat yang telah menanti di pinggir jalan.
Tiba di gereja, para rombongan disambut gema paduan suara yang menyangikan lagu Alleluya Handle.
Nuncio Piero Pioppo tersenyum lepas dan sempat mengucapkan kata ke umat.
"Proficiat, proficiat," kata Nuncio sembari menjabat tangan umat.
Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah Uskup se-Indonesia, para rohaniwan dan pemuka Agama di Kaltim,
Wali Kota Samarinda Syaharie Ja'ang, dan Mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak juga hadir.
Awang Faroek duduk tepat disebelah Nuncio, disusul Isran Noor dan Menteri Jonan. (*)
Bisa Tampung 4 Ribu Orang
Pembangunan Gereja Paroki Katedral Santa Maria Penolong Abadi atau yang biasa disebut Gereja Katedral Samarinda telah tuntas.
Gereja Katedral Samarinda ini beralamat di Jl Jenderal Sudirman Samarinda Kalimantan Timur ini akan diresmikan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Piero Pioppo, Selasa (30/4/2019).
Gereja Katedral Samarinda yang baru ini dibamgun di lahan yang sama dengan gereja sebelumnya.
Pembangunan Gereja Katedral Samarinda dimulai sejak Juli 2017, yang diawali proses pembongkaran total Gereja Katedral Samarinda yang lama dan penataan lahan.
Selanjutnya pada Kamis 14 September 2017, Gubernur Kaltim saat itu, Awang Faroek Ishak membuka Groundbreaking pembangunan Gereja Katedral Samarinda.
Meski belum diresmikan, sejak awal tahun 2019 bangunan fisik Gereja sudah bisa difungsikan. Bahkan umat Paroki sudah bisa merayakan Paskah di Katedral Samarinda beberapa waktu lalu.
Pastor Paroki Katedral Samarinda, RD Moses Komela Avan menyebutkan gereja ini dibangun dengan alasan bangunan lama sudah tidak layak dan tidak representatif dalam menampung kebutuhan umat Katolik beribadah.
Ia mengatakan Gereja Katedral Samarinda lama dibangun sebagai gereja Paroki Samarinda pada tahun 1953 yang kemudian dijadikan sebagai Gereja Katedral Samarinda pada saat Keuskupan dibentuk pada tanggal 3 Januari 1961.
"Katedral lama, bangunannya sudah tua, mulai rapuh dan memerlukan pemugaran secara menyeluruh," kata Moses, Senin (29/4/2019).
Daya tampung Gereja Katedral lama juga sangat terbatas, lantaran hanya 800 tempat duduk dan secara keseluruhan semakin tidak nyaman, tidak khusuk bagi umat pada saat misa mingguan dan terutama pada hari raya
"Gereja yang lama itu tidak nyaman karena saat hari besar, umat membludak hingga badan Jalan Sudirman Samarinda," ucapnya.
Menurutnya Gereja Katedral Samarinda yang baru ini lebih representatif, lantaran terdiri dari tiga lantai, basemen, lantai utama, dan balkon.
Lantai utama menjadi inti ruangan Gereja dengan kapasitas 1.208 tempat duduk. Di lantai dua (balkon), difungsikan untuk tempat duduk umat yang dapat menampung 706 orang, serta sebagai ruang kontrol Sound System.
"Total kapasitas Gereja baru ini mencapai 1.914 tempat duduk. Atau kalau hari besar, gereja dapat menampung 2 ribu umat di dalam.
Sedangkan di Basemen saat Paskah kemarin bisa menampung 2 ribu umat. Secara keseluruhan termasuk basemen mampu menampung 4 ribu umat," ungkap RD Moses.
Tak hanya itu Gereja Katedral Samarinda ini juga tampak megah dengan tinggi 45 meter dari lantai dasar.
Ciri khas bangunan tampak pada dua menara tinggi menjulang yang mengapit bentang tengah gereja.
RD Moses menjelaskan Gereja Katedral baru ini memiliki design bernuansa Arsitektur Gothic-Kontemporer-Inkulturatif. Perpaduan gaya arsitektur kuno, modern dan kental sentuhan etnik lokal.
Gaya Gothic merupakan salah satu arsiktektur klasik Gereja Katolik di paruh kedua abad pertengahan yang mewakili sifat universilitas dari gereja Katolik.
Kontemporer merepresentasikan perpaduan antara kontemporer dan moderen. Sedangkan, Inkulturatif mewakili ciri budaya lokal khas Kaltim.
"Simbolik itu dipasang di sisi luar (Exterior) maupun di dalam ruang gereja (Interior)," ujarnya.
Bangunan semegah ini, menghabiskan dana senilai Rp. 61.222.015.772 khusus untuk penyelesaian bangunan fisik.
Dana tersebut terdiri dari bantuan APBD Pemprov Kaltim dan kontribusi umat Katolik di Keuskupan Agung Samarinda.
" Dana APBD Pemprov Kaltim sebesar Rp. 53.858.754.000. Sedangkan partisipasi umat Katolik Keuskupan Agung Samarinda sebesar Rp. 7.363.261.772," ungkapnya. (*)
Baca Juga
Tarian Dayak Bakal Awali Peresmian Gereja Katedral, Ini Maknanya
Gubernur Kaltim Isran Noor Siap Resmikan Gereja Katedral Baru, Dubes Vatikan akan Hadir
Gereja Katedral Notre Dame Terbakar, Bos Besar Gucci Sumbang Dana Rp 1,5 Triliun
Hindari Truk Tangki dan Pekerja Parit,Truk Bermuatan 4 Ton Telur Terguling
Sekda Kukar Sebut Harga Bawang Putih Melonjak, Harga Bahan Lainnya Masih Normal
Likes dan Follow Fanspage Facebook
Follow Twitter
Follow Instagram
Subscribe official YouTube Channel