Pilpres 2019
Media Negeri Tetangga Wartakan Isi Pembicaraan Prabowo dengan Media Asing di Kartanegara
Pertemuan tersebut dilakukan terbatas hanya untuk wartawan media asing yang terdaftar dan bukan untuk media nasional.
Dalam pertemuan tersebut Prabowo didampingi calon wakil presiden Sandiaga Uno dan sejumlah petinggi Badan Pemenangan Nasional (BPN).
Antara lain Ketua BPN Djoko Santoso, Anggota Dewan Penasihat BPN Rizal Ramli, Direktur Hubungan Luar Negeri Irawan Ronodipuro, dan Direktur Kampanye BPN Sugiono.
Ada pula Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dan Direktur Materi Debat Sudirman Said.
Sandiaga sendiri sudah punya jadwal untuk buka bersama di kediaman ibunya, Mien Uno, Jalan Galuh Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Ia kemudian akan melanjutkan dengan menunaikan ibadah shalat taraweh di Masji At-Taqwa yang lokasinya tidak jauh dari rumah ibunya tersebut.
Saat ditemui seusai pertemuan, Sudirman Said mengatakan, dalam pertemuan itu pihaknya membahas mengenai penyelenggaraan Pemilu 2019 yang dinilai patut dijelaskan ke kalangan internasional.
"Ya pokoknya ada kebutuhan untuk menjelaskan kepada kalangan internasional," ujar Sudirman.
Menurut Sudirman, dalam pertemuan itu, BPN memaparkan berbagai penyimpangan, kecurangan, dan kekeliruan terkait Pemilu 2019.
Mantan Menteri ESDM di Kabinet Kerja itu menyebut bahwa ada permintaan dari sejumlah media asing agar Prabowo menggelar pertemuan.
Oleh sebab itu, kata Sudirman, BPN tidak mengundang wartawan dari media nasional.
"Jadi tadi itu pertemuan dengan wartawan asing untuk menjelaskan berbagai penyimpangan-penyimpangan, kecurangan-kecurangan dan kekeliruan-kekeliruan yang selama ini sudah menjadi pengetahuan kalian semua," kata Sudirman.
"Kalau tiap hari kan ketemu media nasional," ujar dia.
Sebelumnya, Kompas.com sudah berupaya untuk masuk dan meminta penjelasan soal agenda itu tetapi tidak mendapat respon dari Direktur Kampanye BPN Sugiono.
Sugiono termasuk yang hadir dalam pertemuan dengan wartawan asing tersebut.
Adapun tema yang dibahas dalam pertemuan itu adalah "Pemilu 2019: Bukti Kecurangan dan Artinya Bagi Demokrasi di Indonesia."