Soal Prajurit TNI Ikut Politik Praktis, Gatot Nurmantyo: Rendah, Suatu Saat Anak Buah Dikorbankan
Gatot Nurmantyo ternyata sudah pernah memberikan peringatan keras bagi prajurit TNI untuk tidak terlibat politik praktis.
Penulis: Doan Pardede | Editor: Syaiful Syafar
Lalu Wahyu bertanya soal pertemuan para elite TNI di acara ulang tahun Kopassus pada Selasa (16/4/2019) lalu.
"Pak Gatot kemarin kan di acara ulang tahun Kopassus, jenderal kan hadir di antara para sesepuh Kopassus ya, termasuk Panglima TNI Pak Marsekal Hadi, kemudian Pak Prabowo juga hadir, Pak Hendropriyono juga hadir. Itu yang dibicarakan apa sih bos?," tanya Wahyu.
Gatot Nurmantyo lalu menjawab percakapan antara mereka cukup serius.
"Ada satu yang dibicarakan cukup serius yaitu ketika Danjen Kopassus menyampaikan ikrar prajurit Kopassus," jawab Gatot Nurmantyo.
Mendengar hal itu, Wahyu tampak terkejut.
"Wow," celetuk Wahyu.
"Ikrar prajurit Kopassus?," tegas Wahyu
"Ikrar Prajurit Kopassus, di sini kita senior-senior membicarakan bahwa ini akan terjadi erosi, jadi prajurit-prajurit TNI pada umumnya, Kopassus pada khususnya adalah kumpulan orang-orang yang gila," jawab Gatot Nurmantyo.
Ia lalu menerangkan yang ia maksudkan dengan istilah gila tersebut.
"Kumpulan orang-orang yang? Alias 'gendeng' ya?" tanya Wahyu.
"Kumpulan orang-orang yang gila. Iya, gila sangat mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia," jawab Gatot yang disambut tepuk tangan.
"Kalau ingat yang berkali-kali meneriakkan slogan NKRI Harga Mati, itulah Pak Jenderal Gatot Nurmantyo, betul ya jenderal," tutur Wahyu.
Setelahnya, mereka melanjutkan dengan berbincang di panggung yang telah disediakan.
"Kemarin kan waktu acara ulang tahun Kopassus ya orang-orang tahu lah pusat perhatian di situ ada tokoh-tokoh termasuk bapak. Tadi mengatakan tentang gila, tentang bagaimana menjaga utuhnya NKRI, kenapa kok sampai muncul anggapan erosi? Ada yang serius enggak?," tanya Wahyu.
Gatot lalu mengatakan keseirusn tersebut ada pada ikrar yang dikhawatirkan meleset dari sumpah TNI.