OPINI
Peningkatan Perekonomian Berbasis Agribisnis di Kutai Timur
PEREKONOMIAN Kutai Timur pada 2018 lalu dinilai mengalami peningkatan. Dilihat dari jumlah PDRB peningkatan pertumbuhan ekonomi, dengan migas 1,96 pe
Oleh: Mey Handani
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Pascasarjana IPB
TRIBUNKALTIM.CO - PEREKONOMIAN Kutai Timur pada 2018 lalu dinilai mengalami peningkatan. Dilihat dari jumlah PDRB peningkatan pertumbuhan ekonomi, dengan migas 1,96 persen, tanpa migas 1,90 persen serta tanpa migas dan batu bara sebesar 2,93 persen yang di dalamnya terdapat sektor pertanian.
Perekononomian Kutai Timur mengalami peningkatan yang lebih baik di bawah kepemimpinan Bupati Ismunadar, MT.
Konsen utama dalam penulisan artikel ini adalah meskipun perekonomian di Kutai Timur didominasi sektor migas dan batu bara, sektor pertanian tetap memberikan peran sangat penting untuk kemajuan perekonomian daerah, penciptaan lapangan kerja serta pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.
Hal ini sesuai dengan program Bupati Kutai Timur "Gerbang Desa Madu (Gerakan Pembangunan Desa Mandiri Terpadu)", dimana sektor pertanian didominasi oleh masyarakat pedesaan.
Salah satu arah kebijakan pembangunan pertanian yang tercantum dalam RPJMN 20152019 Kementerian Pertanian adalah meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal pertanian.

Peran ekosistem lokal sangat nyata dalam membentuk dan menentukan arah kegiatan produktif kelompok sosial yang berada didalamnya.
Politik dari perspektif kebijakan merupakan suatu seni cara suatu tujuan berkontribusi terhadap proses penyusunan dan pelaksanaan kebijakan.
Kebijakan pertanian harus lebih selektif dan inovatif untuk mengembangkan potensi daerah dan meningkatkan daya saing produk pertanian.
Dewasa ini harga pangan sangat terikat dengan harga minyak bumi. Menurut sejarah harga kedua komoditi tersebut selalu terpisah, sejak Amerika mampu mengkonversi bijibijian menjadi ethanol maka harga pangan dunia menjadi terikat dengan minyak bumi.
Jika harga minyak bumi naik maka harga pangan ikut naik. Fenomena ini mendorong pemerintah untuk dapat melakukan swasembada pangan sehingga kebutuhan pangan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri.
Upaya peningkatan produksi pangan sudah banyak dilakukan, meskipun produksi meningkat pada kenyataannya masih sulit untuk melakukan swasembada dikarenakan permintaan terhadap konsumsi pangan ikut meningkat, sehingga tidak terjadi keseimbangan antara supply dan demand.
Kutai Timur memiliki potensi pertanian yang sangat besar. Pembangunan agribisnis berbasis ekologis dapat dilakukan dengan memanfaatkan produk-produk yang dihasilkan oleh wilayah ekologis yang sebelumnya belum termanfaatkan secara optimal sehingga hal ini dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Dengan banyak pilihan usaha disektor pertanian maka akan tercipta wilayah sentra agribisnis yang bervariasi dengan keunggulan komoditi tertentu. Hal ini akan merangsang pertumbuhan ekonomi daerah yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat.

Pembangunan daerah sangat ditentukan oleh potensi yang dimiliki sehingga kebijakan yang dibuat pemerintah mengacu pada potensi daerah yang harus dikembangkan, khususnya sektor pertanian.