Pilpres 2019
FPI Pastikan Ikut Unjuk Rasa 20-22 Mei 2019, Sobri Lubis: Massa Tak Bisa Dihitung karena Sangat Cair
Massa FPI akan turun dalam aksi unjuk rasa Gerakan Kedaulatan Rakyat pada 20, 21 dan 22 Mei 2019.
TRIBUNKALTIM.CO - Massa FPI akan turun dalam aksi unjuk rasa Gerakan Kedaulatan Rakyat pada 20, 21 dan 22 Mei 2019.
Massa yang akan hadir tidak hanya berasal dari Jakarta, melainkan juga dari luar daerah.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Ustaz Sobri Lubis.
"Dari mana-mana ya, jumlahnya tidak bisa dihitung karena sangat cair," ujar Ustaz Sobri Lubis di Jalan Proklamasi, Jakarta, Jumat (17/5/2019).
Ia berharap seluruh masjid di Jakarta membuka pintu untuk peserta unjuk rasa.
"Seluruh masjid diharapkan bisa membuka pintu untuk saudara-saudara kita," katanya.
Sementara itu Sekjen Forum Umat Islam (FUI), Ustaz Muhammad Al Khaththath mengatakan bahwa aksi unjukrasa akan dilakukan secara damai. Aksi juga akan diisi dengan tausyiah.
"Akan banyak tausyiah, termasuk tausyiah kepada KPU, habis itu seperti biasa salat berjamaah dan lainnya," katanya.
Adapun tujuan dari aksi unjuk rasa tersebut yakni meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu menghentikan kecurangan di Pemilu 2019.
Pihaknya menilai bahwa Pemilu 2019 berjalan tidak jujur dan adil, serta penuh kecurangan.
"Yang pasti kecurangan Pemilu harus dihentikan," katanya.
Sebelumnya sejumlah tokoh mendeklarasikan Gerakan Kedaulatan rakyat di Jalan Proklamasi, Jakarta, Jumat (17/5/2019).
Gerakan untuk memprotes penyelenggaraan Pemilu 2019 itu pertama kali digaungkan oleh Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais sebagai pengganti 'people power'.
Pasalnya menurut Amien Rais banyak tokoh dipolisikan terkait tudingan makar karena menyebut 'people power'.
Prediksi Mahfud MD soal Situasi 22 Mei
Komisi Pemilihan Umum (KPU) direncanakan akan melakukan pengumuman hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Di saat pengumuman hasil Pilpres 2019 tanggal 22 Mei 2019 nanti, siapa pemenang Pilpres 2019, apakah itu pasangan Jokowi-Maruf Amin atau Prabowo-Sandi akan diketahui.
Di lain sisi, ada kekhawatiran di sejumlah pihak seputar terjadinya kerusuhan saat pengumuman hasil Pilpres 2019 tersebut.
Jelang pengumuman hasil Pilpres 2019 tanggal 22 Mei 2019 nanti, Kepolisian RI dan TNI akan menyiagakan 30.000 personelnya di DKI Jakarta.
Hal itu dikatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2019).
"Untuk 22 Mei dari Polda Metro Jaya sudah mempersiapkan rencana pengamanan secara detil. Jumlah pasukan yang dilibatkan kurang lebih 30.000 TNI-Polri," kata Dedi, seperti dilansir Kompas.com.
Dedi mengatakan, fokus utama dalam pengamanan tersebut adalah Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, di Menteng, Jakarta Pusat, dan objek vital lainnya.
Untuk keamanan Gedung KPU, aparat akan menerapkan sistem pengamanan yang terbagi dalam empat lapis atau ring.
Ring pertama berada di dalam Gedung KPU, ring berikutnya berada di sekitar gedung.
Kemudian, ring ketiga merupakan area parkir, dan ring keempat di jalan raya.
Dedi mengatakan, patroli juga akan terus dilakukan petugas.
"Pelaksanaan patroli secara dialogis terus akan dilakukan, pemantauan intelijen setiap perkembangan dinamika masyarakat terus dimonitor," ujar Dedi.
Tak hanya pengamanan secara fisik, aparat juga melakukan patroli di dunia siber.
"Direktorat Siber Bareskrim Polri bekerja sama Kominfo dan BSSN terus secara intens melakukan kegiatan patroli siber memonitor akun yang menyebarkan konten bersifat hoaks, provokatif, dan hate speech," kata Dedi.
Menurut Dedi, konten-konten yang melanggar tersebut akan di-take down. Lalu, jika langkah literasi digital tidak berhasil, polisi akan mengambil langkah penegakan hukum.
Link real count KPU
Keputusan resmi pemenang Pilpres 2019 sepenuhnya merupakan otoritas dari KPU.
Sampai saat ini KPU masih merekap hasil penghitungan suara yang dilakukan di seluruh wilayah Indoensia termasuk luar negeri.
Dalam prosesnya penghitungan suara di TPS dilakukan di hari yang sama dengan hari pemilihan umum hingga keesokan harinya (17-18/4/2019)
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI melakukan penghitungan surat suara secara manual.
Penghitungan suara dilakukan secara terbuka dan dihadiri saksi dan pengawas.
Setiap saksi mendapat dokumen hasil hitung atau rekap.
Kemudian hasil penghitungan suara masing-masing TPS di tiap kecamatan digabungkan yang prosesnya berlangsung dari 18 April hingga 4 Mei 2019.
Setelah itu, hasil penghitungan suara di tingkat kecamatan digabungkan di level kabupaten/kota.
Sehingga dihasilkan angka yang merepresentasikan perolehan suara di tiap-tiap 514 kabupaten/kota.
Proses ini dilaksanakan mulai 22 April hingga 7 Mei 2019.
Dari Kabupaten/Kota kemudian dilanjutkan ke tingkat Provinsi.
Proses ini dilakukan dari 22 April hingga 12 Mei 2019
Sementara rekapitulasi penetapan hasil Pemilu 2019 secara nasional akan dilakukan mulai tanggal 25 April sampai 22 Mei 2019.
Meski demkian masyarakat dapat memantau hasil pergerakan perolehan suara dari KPU melalui situs yang disediakan.
Dalam situs terebut dirincikan wilayah-wilayah mana saja yang telah memasukan hasil penghitungan suara.
Termasuk hasil Pemilu di luar negeri.
Hasil penghitungan suara dari KPU tersebut dapat dilihat di link di bawah ini.
Tanggapan Mahfud MD
Apakah akan ada kerusuhan tanggal 22 Mei 2019, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD juga memberikan tanggapannya.
Tanggapan ini disampaikan Mahfud MD dalam video yang diunggah kanal YouTube Official iNews pada 15 Mei 2019 lalu.
Mahfud MD juga menyampaikan bahwa apa yang dikatakannya adalah pendapat pribadi.
Mahfud MD menyebut bahwa tidak akan terjadi apa-apa di 22 Mei 2019 mendatang.
"Saya pribadi tidak khawatir tanggal 22 Mei akan terjadi apa-apa," kata Mahfud MD.
Selama sebulan terakhir, kata Mahfud MD, dia sudah berkeliling ke seluruh Indonesia.
Dan hasilnya, masyarakat sudah tidak lagi meributkan Pemilu 2019.
"Saya ini sebulan terakhir ini berkeliling ke seluruh Indonesia. Jalan sendirian, tarawih ke mana-mana, masuk ke desa, nggak ada apa-apa orang ribut-ribut soal hasil pemilu. Oleh sebab itu, ribut-ribut itu hanya di Jakarta dan di medsos," katanya.
Berdasarkan hal tersebut itulah dia meyakini bahwa tidak akan terjadi apa-apa di 22 Mei 2019 mendatang.
"Sehingga saya optimis, tanggal 22 itu memang akan ada pengerahan massa, tapi nggak akan segaduh yang dibayangkanlah. KIta lihat aja, semakin hari, semakin ada momen semakin berkurang kan. Mulai partai banyak, kurang satu-satu, kemudian pada akhirnya tinggal sedikit lagi," kata Mahfud MD.
"Pada akhirnya nanti orang yang berbicara orang yang tadinya sudah tidak diperhitungkan sekarang sudah menjadi tokoh karena tokohnya mungkin sudah pergi, sudah tahu bahwa ini kurang bagus kalau diteruskan. Sehingga saya akan melihat tanggal 22 Insya Allah redalah semuanya. Kita berdoalah semuanya. Apalagi ini bulan puasa," katanya.
(TribunKaltim.co/Doan Pardede)
BACA JUGA
FPI dan Relawan Capres 02, Prabowo Subianto Unjukrasa di Kantor Bawaslu Kaltim, Ini Tuntutannya
Jersey Anyar Persija di Liga 1 2019 Mulai Terkuak, Seperti Ini Penampakannya?
Soal Tuduhan Curang, TKN Minta BPN Pakai Jalur Hukum; Bambang Widjoyanto: Kalau Mekanismenya Kurap?
Cuaca Ekstrem Bakal Terjadi di Wilayah Ini Besok Sabtu 18 Mei, Berikut Penjelasan BMKG
Laga Perdana Lawan Persib, Persipura tak Diperkuat Titus Bonai dan Gelandang Asing Ibrahim Conteh
Follow Twitter
Subscribe official YouTube Channel
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul FPI dan FUI Ikut Unjuk Rasa 20-22 Mei 2019, Minta Kecurangan Pemilu Dihentikan