Sejarah Hari Ini
SEJARAH HARI INI: 23 Mei 1699, Ulama Syekh Yusuf Al-Makassari Tutup Usia di Afrika Selatan
Sejarah Hari Ini, 320 tahun lalu tepatnya 23 Mei 1699 Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makassari Al-Bantani atau Syekh Yusuf Al-Makassari
Penulis: Syaiful Syafar |
Di Afrika Selatan, Syekh Yusuf tetap berdakwah, dan memiliki banyak pengikut.
Ketika ia wafat pada tanggal 23 Mei 1699, pengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan.
Bahkan, Nelson Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan menyebutnya sebagai 'Salah Seorang Putra Afrika Terbaik'.
Gelar Pahlawan Nasional dan Afrika
Jenazah Syekh Yusuf dibawa ke Gowa atas permintaan Sultan Abdul Jalil (1677-1709) dan dimakamkan kembali di Lakiung, pada April 1705.
Kemudian Syekh Yusuf dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto dengan SK Presiden Keppres No. 071/TK/1995, Tgl. 7 Agustus 1995.
Pada 2009, Syekh Yusuf dianugerahi penghargaan Oliver Thambo, yaitu penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Afrika Selatan oleh Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki kepada ahli warisnya yang disaksikan oleh Wapres RI, Jusuf Kalla di Pretoria, Afrika Selatan.
Syekh Yusuf juga menulis beberapa risalah sufisme berbahasa Arab dan Lontar.

Untuk mengenang jasanya, nama Syekh Yusuf diabadikan menjadi nama jalan dan lapangan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Jalan Syekh Yusuf berada di perbatasan Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. Sekitar Jalan Malengkeri dan Jalan Kacong Dg Lalang.
Makam Syekh Yusuf berada di Jalan Syekh Yusuf, Gn. Sari, Kecamatan Rappocini, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Subscribe official YouTube Channel
BACA JUGA:
Pilot Jepang Ungkap Misteri Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines MH-370, Ada Hal Yang Disembunyikan
Divonis Sulit Punya Anak, Ustaz Solmed Pernah Diminta Menikah Lagi, Simak Pengakuan April Jasmine
BERITA terkini: Wapres Jusuf Kalla Buka Suara Terkait Demo 22 Mei 2019, 'Tak Mengubah Hasil Pemilu'
KABAR TERKINI Demonstran Tinggalkan Lokasi Perempatan Sarinah Jakarta, Beri Salam Polri dan TNI
Pemerintah Rilis Daftar Tiga Kelompok Dibalik Kerusuhan 22 Mei Jakarta, Incar Tembak Pejabat