Pilpres 2019

Aksi Sulap Anggota Brimob Bharatu Ridho Vernando Viral, Jurnalis Australia: How do you do that?

Ridho Vernando menjadi buah bibir setelah video aksi sulapnya di hadapan jurnalis yang meliput aksi 22 Mei di Jakarta viral

Twitter @renehenry9
Sulap Anggota Brimob Ridho Vernando viral di media sosial saat pengamanan aksi 22 Mei 2019 

TRIBUNKALTIM.COAksi Ridho Vernando, Anggota Brimob asal Padang, Sumatera Barat mendadak ramai diperbincangkan.

Anggota Brimob berpangkat Bharatu itu menjadi buah bibir setelah video aksi sulapnya di hadapan jurnalis yang meliput aksi 22 Mei di Jakarta viral di media sosial.

Dilansir dari twitter dari akun @renehenry9, Ridho Vernando memperlihatkan sulap memindahkan kertas dari tangannya ke tangan seorang jurnalis asal Australia, Renea Henry.

Pantauan Tribunkaltim.co, satu kertas dipindahkan ke tangan kirin Renea Henry, dan satu kertas lainnya diarahkan ke tangan kiri Ridho Henry.

"It's magic," ucap Ridho Vernando.

Ridho Vervando kemudian yang semula membalikkan telapak tangan Renea Henry memperagakan aksi mengambil kertas dari punggung tangan kirinya lalu ditaruh di atas punggung tangan kiri Renea Henry. Sebuah tiupan kecil pun dilakukan Ridho Vernando.

Bams! Saat Ridho Vernando meminta Renea Henry membuka tangan kirinya, dua kertas ternyata berada di genggaman tangannya.

Aksi Ridho Vernando sempat membuat Renea Henry bertanya-tanya. 

"How do you do that?" tanya Renea Henry. 

Semua yang hadir saat itu dibuatnya takjub. Tak terkecuali para warganet yang menonton videonya yang diunggah Renea di media sosial, baik Twitter maupun Instagram.

Ridho Vernando tak menyangka, aksinya itu bakal viral.

Saat itu, mereka hanya ingin menghibur diri setelah sama-sama lelah bertugas dalam mengamankan dan meliput aksi 22 Mei di Jakarta.

Dilansir dari kompas.com, Ridho Vernando tidak menyangka aksinya viral di media sosial.

Sebab, Ia merasa melakukan itu demi memberi hiburan di tengah suasana tegang, aksi 22 Mei 2019.

"Saya hanya ingin menghibur jurnalis dan ternyata mendapat respons positif luar biasa yang membuat saya tersanjung," kata Ridho Vernando, Sabtu (25/5/2019) malam.

 "Sejak 19 Mei saya diperbantukan ke Jakarta untuk mengamankan aksi 22 Mei. Saya bersyukur bisa menjalin tali silaturahim dengan jurnalis sekaligus menghibur mereka," tambah dia.

Untuk diketahui, Ridho Vernando mengaku belajar sulap selama sembilan tahun. 

Ia menyebut, sulap merupakan hobinya sebelum menjadi seorang anggota polisi.

Awalnya saya belajar sama kakak setelah tamat SMA tahun 2010. Kemudian saya mendalaminya bersama komunitas sehingga bisa mahir," ujarnya.

Setelah mahir, Ridho kerap diundang mengisi sejumlah acara sulap di hotel dan bahkan sempat mengisi acara di televisi lokal, Padang TV.

Namun bagi Ridho, sulap hanyalah hobi yang bisa mengeluarkan energi positif bagi dirinya dan menghibur orang lain.

Dia tidak ingin itu menjadi sebuah pekerjaan dan sudah menyimpan cita-cita menjadi seorang polisi.

"Tahun 2013, saya ikut tes polisi dan akhirnya lulus. Setelah lulus, kegiatan saya mengisi acara sulap otomatis sangat berkurang. Tinggal selingan saja lagi," ujarnya.

Salah seorang rekan satu angkatan Ridho, Endra Mawardi, yang dihubungi secara terpisah, mengaku sangat takjub dengan kemahiran Ridho memainkan sulap.

"Saat itu, kami satu angkatan ada 69 orang. Seusai melakukan latihan bersama, tiba-tiba Ridho menghipnotis semuanya. Semuanya kena dan menuruti kemauan Ridho," tutur Endra.

Bagi Endra, Ridho merupakan sosok yang unik.

Dia menjalankan tugasnya sebagai Anggota Brimob tanpa kendala, tetapi memiliki kemampuan bermain sulap yang tidak diragukan lagi.

Dijuluki "Ridho Sulap"

Ridho Vernando, Anggota Brimob berpangkat Bharatu asal Padang, Sumatera Barat, tiba-tiba ramai diperbincangkan setelah videonya saat melakukan aksi sulap untuk menghibur sejumlah jurnalis yang meliput aksi 22 Mei di Jakarta viral di media sosial
Ridho Vernando, Anggota Brimob berpangkat Bharatu asal Padang, Sumatera Barat, tiba-tiba ramai diperbincangkan setelah videonya saat melakukan aksi sulap untuk menghibur sejumlah jurnalis yang meliput aksi 22 Mei di Jakarta viral di media sosial (Twitter Renae Henry)

Endra mengatakan, hampir semua anggota Brimob di Asrama Padang Sarai Padang kenal dengan Ridho.

Ridho Sulap, itu julukan yang diberikan kepadanya.

Sementara itu, Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Sumbar AKBP Djoko Purnomo mengapresiasi kemampuan Ridho dalam menghibur orang lain melalui sulap.

"Hobinya ini pantas diberi apresiasi karena bisa menghibur orang lain. Di saat kelelahan dalam menjalankan tugas pada aksi 22 Mei, dia masih bisa menghibur orang lain," katanya.

Djoko mengaku, dirinya sudah lama mengetahui bahwa Ridho mahir bermain sulap.

Dia menuturkan, Ridho juga kerap menghibur kawan-kawannya yang kelelahan seusai latihan.Di sisi lain, Ridho termasuk salah seorang anggota Brimob yang disiplin.

Hobi sulap tidak mengganggu tugas utamanya sebagai anggota Brimob.

"Lihat saja, saat jeda tugas pengamanan aksi 22 Mei, dia menghibur para jurnalis melalui aksi sulapnya itu. Ini pantas diapresiasi," katanya.

Pertemuan putra pertama Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) yakni, Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dengan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menimbulkan dampak bagi SBY dan Partai Demokrat.

AHY bertemu dengan Jokowi usai Pemilu 2019 berlangsung.

Pertemuan antara AHY dan Jokowi itu berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta dan Istana Kepresidenan di Bogor.

"Akibat pertemuan itu, AHY, SBY, dan Partai Demokrat diserang habis oleh kalangan tertentu," kata SBY lewat siaran video yang diputar di kediamannya, Kuningan, Jakarta, Senin (27/5/2019). 

"Setelah itu AHY di-bully sangat kejam. Mungkin itu cara Tuhan untuk menggembleng orang yang baru masuk di dunia politik. Dari serangan itu, sebenarnya kita tahu dari kelompok mana serangan sengit itu berasal," lanjut dia.  

SBY mengatakan, hal tersebut merupakan pembeda antara Partai Demokrat dan pihak lainnya yang mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019

SBY mengatakan, meski tak mengusung Jokowi, Demokrat tak menutup komunikasi dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. SBY mengatakan Demokrat selalu membuka diri untuk berkomunikasi dengan pihak manapun. 

Apa lagi, kata SBY, pertemuan antara AHY dan Jokowi bukan membahas pembentukan koalisi di pemerintahan, tetapi permasalahan kebangsaan. SBY pun mengatakan AHY ke Istana atas undangan Jokowi. 

"Di situ perbedaan kami dengan pihak tertentu itu. Memang ada yang bersikap tabu dan dilarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan 01. Barangkali ada yang bersumpah tak akan komunikasi dan berkawan selamanya. barangkali pula dendam yang membara harus dipertahankan," ujar SBY.

"Silakan kalau ada yang punya prinsip itu. Tapi jangan atur Demokrat harus mengikutinya. Kami prinsip ikhtiar perjuangan untuk menang harus dilakukan sekuat tenaga. Namun setelah selesai ya selesai," lanjut SBY.

Ani Yudhoyono Dituduh Pura-pura Sakit

Tensi politik Tanah Air yang meninggi akibat Pilpres 2019, menimbulkan berbagai dampak.

Aksi saling tuding pun terjadi.

Termasuk menimpa Ani Yudhoyono, istri Presiden ke VI RI, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

Bahkan, beberapa pihak menuding Ani Yudhoyono pura-pura sakit.

Diketahui, dalam beberapa bulan terakhir, Ani Yudhoyono ditemani suaminya, SBY, menjalani pengobatan sakit kanker darah di RS Singapura.

SBY pun bereaksi menanggapi tuduhan pura-pura sakit yang dialamatkan pada Ani Yudhoyono.

SBY juga mengungkapkan respon Ani Yudhoyono saat dituding pura-pura sakit.

Ketua Umum Demokrat SBY menyampaikan pernyataannya melalui video, seputar kondisi politik terkini di Indonesia.

Video tersebut diputar dalam acara buka bersama partai Demokrat di kediaman SBY, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Senin, (27/5/2019).

Dalam pernyataannya tersebut SBY menyinggung sejumlah orang yang merundung istrinya, Ani Yudhoyono di media sosial.

"Dan ibu Ani harus meneteskan airmata mendengarnya,"kata SBY.

SBY berharap mereka yang merundung istrinya tersebut jangan sampai mengalami nasib yang sama yakni menderita kanker daerah.

Jangan sampai menurutnya mereka menderita siang dan malam karena penyakit itu.

"Di bulan suci Ramadan ini, saya doakan, agar yang bersangkutan dan keluarga tidak mengalami penyakit kanker darah seperti yang diderita ibu Ani," katanya.

Dalam videonya, SBY menyampaikan kepada kader Demokrat bahwa sebenarnya ia ingin ikut terjun berkampanye pada Pemilu 2019.

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan hal pilihnya di bilik suara di KBRI Singapura, Sabtu (13/4/2019).
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan hal pilihnya di bilik suara di KBRI Singapura, Sabtu (13/4/2019). (HANDOUT)

Keinginan tersebut tampak dari vonis penyakit leukimia terhadap Ani Yudhoyono terjadi 5 hari setelah yang bersangkutan ikut safari kampanye Demokrat ke Sumatera Utara dan Aceh.

"Kami memang tekadkan untuk melakukan banyak safari ke daerah,karena banyak lembaga survei yang mengatakan bahwa elektabilitas partai demokrat hanya 4 persen," katanya.

Meskipun tidak ikut berkampanye, SBY bersyukur bahwa elektabilitas partai Demokrat tidak serendah yang disampaikan lembaga survei.

"Berkat kerja keras komandan Kogasma dengan jajarannya, dan tentunya kegigihan para Caleg bersama timsesnya, meskipun tidak sesuai dengan harapan kita namun tidak serendah yang disampaikan lembaga survei," pungkasnya.

Sebelumnya sejumlah orang yang disebut-sebut sebagai pendukung Prabowo merundung Ani Yudhoyono yang sedang dirawat di National University Hospital Singapura,melalui media sosial.

Mereka mempertanyakan apakah Ani Yudhoyono benar-benar sakit atau tidak.

Akibat kejadian tersebut, politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean dan Jansen Sitendoan menyatakan tidak akan mendukung lagi Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

Subscribe official YouTube Channel

BACA JUGA:

TERPOPULER: Sikap Tegas Al El & Dul Jaelani pada Mulan Jameela, Bela Maia Estianty?

Media Sosial dan Whatsapp Sudah Normal, Begini Cara Hilangkan Dampak Buruk VPN Pada Ponsel

Kumpulan Ucapan Selamat Idul Fitri 2019, dalam Bahasa Indonesia, Arab, Inggris dan Jawa

Mustofa Nahrawardaya Ditangkap Polisi Terkait Cuitan Kerusuhan 22 Mei, Apakah Isinya?

Dua Eks Ketua Mahkamah Konstitusi Kompak, Sebut Hasil Pilpres 2019 Bisa Diubah, Prabowo Bisa Menang

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita di Balik Video Viral Anggota Brimob Main Sulap Bareng Jurnalis Asing pada Aksi 22 Mei", https://regional.kompas.com/read/2019/05/27/08511391/cerita-di-balik-video-viral-anggota-brimob-main-sulap-bareng-jurnalis-asing?page=2.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved