Pilpres 2019
Terungkap Dua Eksekutor Aksi 22 Mei Mantan Tentara, Inilah 4 Pejabat Target Tembak Mati
Dua dari enam orang kelompok yang merencanakan pembunuhan terhadap empat pejabat dan tokoh nasional, diduga berlatar belakang tentara.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Dua dari enam orang kelompok yang merencanakan pembunuhan terhadap empat pejabat dan tokoh nasional, diduga berlatar belakang tentara. Mereka adalah Tajuddin alias TJ (40 tahun) dari mantan TNI Angkatan Laut, dan Irfansyah alias IR (45) mantan TNI Angkatan Darat.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap, sasaran mereka adalah menembak mati empat orang pejabat tinggi negara, yakni menteri, kepala BIN dan staf khusus presiden.
Tito Karnavian membeberkan nama empat tokoh nasional yang menjadi target pembunuhan sekelompok orang bersenjata api yang diduga pembunuh bayaran bernilai ratusan juta.
Keempat nama itu adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Jenderal (Purnawirawan) TNI Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Jenderal (Purn) TNI Luhut Binsar Panjaitan.
Selanjutnya, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) Pol Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Komjen (Purn) Pol Gories Mere.
"Ada Pak Wiranto, Menko Polhukam, Ada Pak Luhut, Menko Maritim. Lalu ada Pak Kepala BIN, dan juga ada Pak Gories Mere," ujar Tito saat memberi keterangan pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5).
Lalu, siapa jaringan pelaku dalam percobaan pembunuhan empat tokoh yang adalah purnawirawan atau pensiunan jenderal TNI/Polri?

Menurut Angel (28 tahun), istri Irfansyan alias IR, suaminya mantan anggota TNI AD di Medan, Sumatera Utara. Ia dipecat TNI 5 tahun lalu.
Angel menuturkan suaminya merupakan mantan prajurit TNI AD, yang disertir lebih dari lima tahun lalu. Itu pun sewaktu belum menikahi Angel.
"Dulu dia TNI AD, tapi sudah keluar sejak sebelum nikah sama saya. Kalau enggak salah ada masalah soal tugas tapi persisnya saya enggak tahu," katanya.
Sejak menikah dengan Angel lima tahun silam, keduanya mengontrak rumah petakan di kawasan Sukabumi Selatan, Jalan Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Mereka mengontrak tak jauh dari rumah orang tua Angel.
Angel menyebut Irfansyah tertutup mengenail pekerjaannya. Hal yang ia ketahui adalah, sang suami kerap beberapa kali membawa teman ke rumah kontrakan mereka.
Namun, sependengaran Angel mereka tidak pernah membicarakan soal hal-hal aneh, terlebih penyelundupan senjata api.
"Kalau ngobrol ya biasa saja, paling cerita-cerita soal dia yang mantan tentara," kata Angel.
Sementara Tajudin alias TJ diketahui merupakan salah satu tersangka dari 6 tersangka pembunuh bayaran yang berhasil diamankankan polisi.
TJ berasal dari Cibinong Bogor tepatnya di Jalan MH Asyari, RT 05/01, Kelurahan Cibinong, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Tj diketahui berperan sebagai eksekutor dan menguasai senpi rakitan laras pendek cal 22 dan laras panjang cal 22 dalam kelompoknya. Ketua RT setempat, Sulaeman, mengatakan bahwa dirinya juga sempat kaget mendapat kabar tersebut.

"Saya juga kaget. Saya dapet kabarnya dari temen saya tadi, langsung saya konfirmasi. Dia udah lama tidak tinggal di sini," kata Sulaeman kepada TribunnewsBogor.com, Selasa.
Ia mengatakan bahwa TJ memang dari kecil bersama kakek dan neneknya, memang tinggal di sana. Sulaeman juga mengatakan bahwa TJ merupakan mantan tentara Angkatan Laut, namun sejak menjadi tentara sudah jarang bertemu.
Kapuspen TNI Mayjen TNI Sisriadi mengikuti acara buka puasa bersama awak media di Balai Media TNI, Jakarta Pusat pada Selasa (28/5). Sempat bertemu dengan wartawan, Sisriadi masuk ke kamar mes, belakang Balai Media tersebut dan lama tidak keluar kamar lagi.
Tribunnews.com telah mencoba mengkonfirmasi lewat aplikasi Whats App dan sambungan telepon mengenai dua pelaku yang merupakan mantan anggota TNI, namun hingga berita diturunkan belum ada jawaban.
Polisi mengungkap adanya kelompok pihak ketiga yang ingin menciptakan martir dalam aksi menolak hasil Pilpres pada 21-22 Mei 2019 di depan Gedung Bawaslu, Jakarta.
Kelompok ini juga diduga berniat membunuh empat pejabat negara dan seorang pemimpin lembaga survei.
Polisi menetapkan enam tersangka baru terkait kerusuhan 22 Mei 2019. Keenam tersangka itu terkait kasus pemilikan senjata ilegal.
Asmaizulfi alias AF alias Fifi, seorang perempuan, sedangkan lima lainnya adalah laki-laki yakni berinisial HK alias Iwan, AZ, IR, TJ, dan AD. Kepolisian juga menyita 4 senjata api ilegal dilengkapi amunisi.
Senjata api itu adalah jenis revolver Taurus kaliber 38, senpi rakitan laras panjang Meyer, serta dua senjata rakitan laras pendek caliber 22.
Uang Dolar Singapura
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, rencana pembunuhan terhadap pejabat negara sebenarnya sudah ada sejak dulu.
"Jadi rencana pembunuhan pejabat itu sejak dulu selalu ada ya," ujar Wiranto saat ditemui di Kantor PPATK, Jakarta Pusat, Selasa.
Meski demikian, Wiranto menyatakan aparat keamanan cukup sigap dalam menangkap dan mengungkap penumpang gelap aksi 21-22 Mei 2019.
"Kita bersyukur bahwa aparat keamanan kita cukup sigap ya. Operasi intelijen, operasi keamanan, itu sangat cepat sekali," kata Wiranto.
Ia menyebutkan, dalang aksi kerusuhan tersebut juga sudah diketahui oleh kepolisian, baik penjual maupun pemasok senjata, yang memerintahkan kerusuhan dan rencana pembunuhan serta eksekutornya.
"Tim sudah menangkap, ya, baik penjual, pemasok, yang memerintahkan, eksekutor, maupun penadahnya. Kita tunggu saja pemeriksaan kepolisian, ya," ujar Wiranto.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengungkapkan, penyandang dana dalam kasus rencana pembunuhan pejabat negara adalah orang papan atas.
"Iya (orang papan atas) pendananya ya," ujar Dedi di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5).
Namun, saat ditanya siapa pendana tersebut, Dedi mengatakan sosok tersebut masih didalami dan akan diungkap.
Dedi mengatakan, pendana memberikan pecahan dolar Singapura kepada HK selaku tersangka koordinator lapangan dalam kasus tersebut. Pecahan dolar Singapura yang diterima HK senilai Rp 150 juta. Uang tersebut digunakan untuk membeli senjata.
"Cash, langsung dikasih cash. Kemudian dicairkan di money changer Rp 150 juta langsung dia pakai untuk itu (beli senjata)," kata Dedi. (tribunjakarta.com/ehp/tribunbogor.com/fal/kompas.com)
Subscribe official YouTube Channel
BACA JUGA:
Semen Padang vs Persib Bandung, Prediksi Starting XI: Artur Gevorkyan On Fire!
Keputusan Sandiaga Uno Setelah Namanya Ramai Disebut Masuk Daftar Calon Menteri Jokowi-Maruf
Download Lagu MP3 Lagi Ngehits, Alan Walker Berjudul Lost Control, Ini Cara Download Lagu & Liriknya
Pengakuan Istri Disertir TNI AD yang Disiapkan Jadi Eksekutor Aksi 22 Mei, Tak Tahu Kerjaan Suami
Pengamat Beberkan 4 Tokoh Nasional Plus 1 Pimpinan Lembaga Survei yang Jadi TO Penembakan 22 Mei