Tiada Disangka, Malam Takbiran Lebaran 2019, Mess Perusahaan Tambang di Samarinda Ini Terbakar
Ada kebakaran di Jalan KH M Rifaddin, Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Ini di malam Takbiran, Lebaran 2019.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Budi Susilo
Sementara itu, Kepolisian dari Polsek Samarinda Seberang masih melakukan pendataan dan penyelidikan atas penyebab membesarnya api penyebab kebakaran.
BMKG Samarinda Ingatkan Potensi Kebakaran
Jelang libur Lebaran dan cuti bersama Hari Raya Idul Fitri, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengimbau kepada masyarakat Kalimantan Timur untuk mewaspadai musim kemarau dengan kondisi cuaca yang kering.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisikal (BMKG) Temindung Samarinda, Juli Budi Kisworo, pada Jumat (31/5/2019).
Imbauan tersebut disampaikan lantaran pada Mei hingga Agustus 2019 sedang dalam kondisi cuaca yang kering, yang juga bersamaan dengan arus mudik libur Lebaran 2019.
Namun, Juli mengatakan, saat ini tingkat kekeringannya berada di level sedang, tidak sampai berada di level ekstrim, seperti yang diprediksikan BMKG bahwa saat ini kondisi El Nino lemah di Indonesia. Begitu juga dengan kondisi di wilayah Kalimantan Timur.
"Artinya, kondisi cuaca di Indonesia tidak terlalu banyak dipengaruhi El Nino. Begitu pula dengan Kaltim akan berlaku sebagaimana normalnya," ujar Juli.
Namun, kondisi El Nino lemah tersebut tidak dapat dianggap sebelah mata. Memasuki musim kemarau meskipun hanya disertai El Nino lemah juga dapat berpotensi memicu kebakaran hutan akibat kekeringan dan faktor manusia.
"Selain kebakaran hutan akibat kekeringan, faktor manusia juga terkadang mengakibatkan kebakaran hutan. Jadi dalam kondisi yang kering,
suatu lahan atau hutan untuk kepentingan tertentu harus dibersihkan dengan cara dibakar," jelasnya.
Disamping El Nino lemah, Juli sempat bercerita tentang dampak El Nino kuat yang pernah terjadi pada 1987 dan 2015 terjadi kekeringan di Kalimantan sehingga memicu kebakaran hutan dan lahan yang besar,
dengan kondisi terparah terjadi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
"Kaltim pun terimbas, namun lebih sedikit tetapi masuk kategori kebakaran yang besar," katanya.
Untuk itu, mengantisipasi datangnya musim kemarau dengan kondisi El Nino lemah dengan level kering yang sedang untuk mencegah kebakaran hutan,
Juli berpesan kepada masyarakat Kaltim khususnya Samarinda, untuk menjaga lahan menjadi pemantik kebakaran yang lebih besar.