Berita Video
VIDEO - Suka Duka Menempuh Perjalanan ke Hulu Mahakam dengan Kapal Penumpang, Ini Kisah sang Nakhoda
Transportasi air menggunakan kapal ini sejatinya menyimpan kenangan dan pengalaman tersendiri, bukan saja bagi pelakunya seperti nakhoda atau ABK
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Perkembangan moda transportasi membuat transportasi yang dulu jadi primadona mulai tersisih.
Di Kalimantan Timur, moda transportasi perairan menuju daerah hulu Mahakam adalah moda transportasi paling utama.
Transportasi air menggunakan kapal ini sejatinya menyimpan kenangan dan pengalaman tersendiri, bukan saja bagi pelakunya seperti nakhoda atau Anak Buah Kapal (ABK) tetapi juga para penumpangnya.
Namun, perkembangan jaman tentu tak bisa dilawan.
Saat ini, jalur transportasi darat sudah berkembang, mulai bus hingga minibus sudah tersedia.
Kapal di masa jayanya adalah primadona.
Namun, ketika kini transportasi darat, waktu tempuh menuju hulu Mahakam hanya memerlukan waktu berkisar 7 jam, sementara dengan kapal perlu waktu 24 jam, masyarakat mulai beralih pilihan transportasi.
Tribunkaltim.co menyambangi Pelabuhan Feri Sungai Kunjang, Samarinda yang menjadi dermaga kapal dari Samarinda-Kutai Barat di momen Lebaran kali ini.
Sejumlah kapal ke hulu Mahakam tampak lengang.
Misran (56), bersandar di sebelah kanan kemudi kapal.
Pria berambut tipis ini memandangi seisi ruang bawah kapal yang terlihat lengang, tanpa penumpang.
Tak lama berselang sepasang suami-istri menghampiri dirinya yang tengah duduk santai.
Belakangan diketahui, keduanya calon penumpang yang hendak memesan tiket kapal keberangkatan Sabtu (8/6/2019) besok.
"Di atas Rp150 ribu, di bawah Rp130 ribu. Masih ada di atas itu," kata Misran mantan pedagang sembako di Kukar ini banting setir jadi nakhoda kapal penumpang Samarinda-Kubar sejak 5 tahun yang lalu, kepada calon penumpangnya itu.
Misran kemudian membawa 2 calon penumpangnya ke bagian atas kapal.
Berbeda dengan bagian bawah yang lapang.
Di bagian atas terdapat pundakan lengkap dengan kasur lipat.
VIDEO - Perdana, PHM Kirim Minyak Mentah dari Wilayah Kerja Hulu Mahakam
Jalan Sebelimbingan Rusak Parah, Harga Elpiji di Hulu Mahakam Tembus Rp 50 Ribu
Di dinding kapal kipas angin tertempel rapi.
"Kalau bagian atas ini katakanlah VIP.
Kalau di bawah ini, kan, penumpang campur dengan barang-barang.
Biasanya orang cari di atas, kalau full baru mereka ke bawah," tuturnya kepada Tribunkaltim.co, Jumat (7/6/2019).
Kecepatan yaang ditawarkan transportasi lainnya tak bisa dilawan Misran dan kawan-kawan.
Hanya butuh 7 jam bagi siapa pun yang mau ke Melak, Kutai Barat menggunakan jalan darat.
Tak bisa dibandingkan dengan kapal yang harus memakan waktu hampir 24 jam.
Kendati demikian hingga saat ini moda transportasi air ini tetap bertahan, di tengah zaman yang menuntut penghuninya serba cepat dan ringkas ini.
Menurut Misran, ada hal luar biasa yang tak bisa didapatkan orang-orang selain menggunakan kapal sebagai sarana transportasi menuju hulu Mahakam.
Adalah keindahan dan kehangatan menyusuri sungai Mahakam yang tak bisa mereka dapat bila pergi menggunakan jalur darat.
Rumah Sakit Kota Bangun Layani 9 Kecamatan di Hulu Mahakam
Distribusi Soal Ujian Nasional Diprioritaskan Kawasan Hulu Mahakam
Kecepatan yang dibeli penumpang transportasi darat dibayar dengan debu dan jalan penuh lubang.
Berbeda dengan kapal, penumpang akan banyak disajikan panorama indah di sepanjang sungai Mahakam.
Mulai dari kemegahan sungai terlebar di Indonesia, melihat aktivitas masyarakat kampung ke kampung yang beragam, angin segar dan bau sungai yang dipercaya banyak orang menentramkan jiwa.
Belum ditambah suasana menjelang malam di atas kapal yang menawarkan kehangatan senja.
Cukup berdiri di bagian depan kapal, sambil merasakan rambut yang menari diterpa angin sungai.
Pemandangan kampung diselimuti langit kemerahan jadi teman yang cocok bagi segelas teh atau kopi hangat di tangan penumpang.
"Ya, kalau cepat-cepatan kita kalah sama darat.
Tapi soal ketenangan, kenyamanan dan keindahan.
VIDEO - KPU Kutai Barat Terkendala Infrastruktur, Truk Pengangkut Logistik Pemilu Tergelincir
VIDEO Angkut Logistik Pemilu Pakai Heli Bell 412 & Pesawat CN 295, Ini Kesulitan Menembus Mahulu
Tetap nomor satu naik kapal.
Di darat yang lihat debu dan lubang aja," selorohnya sambil tertawa ringkas.
Untuk diketahui kapal penumpang Samarinda-Melak bisa mengangkut penumpang hingga 150 orang.
Sementara untuk barang bisa menampung 10 hingga 20 ton.
"Barang sekarang lebih banyak yang diangkut, ketimbang penumpang.
Musim-musiman, dek.
Musim mudik lebaran dan liburan baru ramai.
Bisa angkut 150 kepala lalu libur, normalnya paling 40 kepala aja," bebernya.
Badak Sumatera Kembali Ditemukan dan Diselamatkan Dari Lubang Jebakan di Kutai Barat Kaltim
Instagramable Spot: Bukit S, Negeri di Atas Awan Kutai Barat
Untuk barang karungan seperti beras dan gula, ditarif Rp350 ribu per ton.
Sementara mie per kardus Rp3 ribu, sedangkan tabung gas Rp5 ribu per tabung.
Bila terjadi masalah seperti kerusakan, ironisnya pihak kapal harus bersedia menggantinya.
"Basah berasnya misalnya, tanggung jawab. Kami ganti," tuturnya.
Belakangan diketahui, Kapal Motor (KM) Akbar Amanda yang dikemudikan Misran milik kakak kandungnya.
Kemampuannya mengemudikan kapal sudah didapat dari kecil.
"Lulus SMA itu sudah bisa bawa kapal. Bapak dulu punya kapal, lihat-lihat saja orang tua, kakak, bawa kapal bagaimana. Langsung bisa coba-coba," kata bapak beranak 5 ini.
Butuh 6 drum BBM untuk perjalanan pulang pergi Samarinda-Melak.
Sekitar 1,200 liter solar yang diperlukan.
Perjalanan Samarinda menuju Melak menghabiskan waktu sehari-semalam.
Bila berangkat 07.00 Wita, sampai di Melak sekitar 03.00 Wita esok harinya.
"Kalau Long Bagun itu baru 3 hari, berangkat hari ini (Jumat) sampainya Senin," tuturnya.
Misran memiliki 3 anak buah kapal (ABK) yang membantu dirinya berlayar menyusuri sungai mahakam menuju hulu.
Tugas mereka selain membantu pelayaran juga dalam hal memasukkan barang-barang kiriman ke dalam lambung kapal.
Tampak mereka membuka papan demi papan yang jadi alas di bagian bawah kapal.
Kemudian memasukkan barang-barang kebutuhan pokok yang rencananya dikirim ke hulu.
"Kalau kapal ke Long Bagun ABK bisa sampai 9 mereka, barang logistik mereka tentu lebih banyak daripada kami," tuturnya.
Musim mudik lebaran pun bagi Misran jadi berkah tersendiri, selain penumpang lebih banyak.
Pasokan barang yang diangkut kapalnya pun juga meningkat.
Hal itu berbanding lurus dengan keuntungan yang didapat. Sehingga ia dan ABK bisa dapat uang lebih banyak dari biasanya.
"Pernah suatu ketika PP Samarinda-Melak, cuma cukup balikan modal minyak saja, saking sepinya.
Tapi, alhamdulillah hari ini sampau sore tadi sudah 36 penumpang pesan tiket besok, yang barang belum dihitung tapi beras, gula dan gas sudah mulai datang itu," ungkapnya.
Sebagai nakhoda kapal ia berharap pemerintah memberi perhatian terhadap potensi sepanjang sungai mahakam.
Perjalanan menuju hulu bukan hanya sekadar jadi sarana orang pulang kampung.
Keindahan yang ditawarkan bisa jadi potensi pariwisata daerah.
Faktanya beberapa kali wisatawan baik lokal maupun maca negara naik di atas kapalnya.
Menurut mereka yang datang untuk menjelajah Kaltim, naik kapal menyusuri sungai Mahakam jadi tujuan sebelum menginjakkan kaki di Kalimantan Timur.
(*)
Subscribe official YouTube Channel
BACA JUGA:
Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu (8/6/2019) Capricorn Emosional, Libra Waktu Luar Biasa dengan Kekasih
Persib Bandung Mulai Latihan Hari Ini, tak Ada Libur Tambahan Meski Laga Kontra Arema FC Diundur
TERPOPULER - Di Depan Jenazah Soeharto, Titiek dan Mamiek Usir Mayangsari, Begini Reaksi Halimah
TERPOPULER Penerimaan CPNS 2019 Dibuka Setelah Lebaran, BKN: Dibutuhkan 254 Ribu ASN, Ini Rinciannya
Terbukti Berhubungan Intim dengan Puluhan Siswi SMP, Begini Nasib Seorang Pengusaha