Pilpres 2019
Selain Akui Terima Uang, Awal Perkenalan Kivlan Zen dan Tersangka HM Terungkap, Bermula dari Grup WA
Kivlan Zen mengaku menerima 4.000 dolar Singapura dan Rp 50 juta dari tersangka kasus dugaan rencana pembunuhan terhadap 4 pejabat tinggi negara, HM
TRIBUNKALTIM.CO - Ada hal baru dalam kasus dugaan rencana pembunuhan terhadap empat pejabat tinggi negara.
Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen mengaku menerima 4.000 dolar Singapura dan Rp 50 juta dari tersangka kasus dugaan rencana pembunuhan terhadap empat pejabat tinggi negara, Habil Marati (HM).
"Iya, (Bapak Kivlan) terima (uang dari Habil). Yang satu Rp 50 juta, yang satu lagi 4.000 dolar Singapura untuk kegiatan antikomunis atau Supersemar yang (diadakan) di Monas," ujar Kuasa Hukum Kivlan, Muhammad Yuntri di Gedung Ditreskrimum, Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (17/6/2019).
Namun, uang tersebut digunakan untuk keperluan unjuk rasa dan tidak ada kaitannya dengan pembelian senjata api.
"(Bapak Kivlan) mengakui (menerima dana dari HM). Tapi tidak sesuai dengan tuduhan. Uang itu hanya untuk demo. Tidak ada kaitan sama sekali dengan masalah pembelian senjata, membunuh tidak ada sama sekali," kata Yuntri.
Menurut Yuntri, kliennya dan HM saling mengenal sejak setahun lalu melalui sebuah grup di WhatsApp.
"Mereka kan kenal dari WhatsApp grup. Itu grup untuk diskusi saja tentang masalah kebangsaan. (Tapi mereka dikatakan) dekat juga enggak, jauh juga enggak, tapi kenal baik," ujar Yuntri.
Seperti diketahui, hari ini, Kivlan diperiksa kembali sebagai saksi kasus dugaan rencana pembunuhan terhadap empat pejabat tinggi negara yang menjerat dengan tersangka Habil Marati (HM).
Pemeriksaan hari ini merupakan pemeriksaan lanjutan dari sebelumnya pada Jumat (14/6/2019).
Adapun, Habil ditetapkan sebagai tersangka penyandang dana dalam kasus dugaan rencana pembunuhan terhadap empat pejabat tinggi negara.
Habil ditangkap di rumahnya di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada 29 Mei 2019.
Sementara itu, Kivlan Zen telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal.
Baca juga :
Kivlan Zen Dirundung Kasus, Memohon Perlindungan dari Menteri Sampai Danjen Kopassus
Yunarto Wijaya Sudah Memaafkan Kivlan Zen yang Diduga Berniat Membunuhnya, Tak Ada Dendam
Kivlan tengah menjalani penahanan di Rutan POM Jaya, Guntur, Jakarta Selatan, selama 20 hari.
Kivlan Zen Tunjukkan Rekening Pribadi ke Polisi
Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen menunjukkan transaksi di rekening pribadinya saat menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus dugaan rencana pembunuhan terhadap empat pejabat tinggi negara yang menjerat politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Habil Marati (HM).
Rekening tersebut menunjukkan jumlah uang yang dimiliki Kivlan dan asal usul Kivlan mendapatkan uang tersebut.
"Mereka (penyidik) minta keterangan apakah beliau (Pak Kivlan) ini mempunyai uang. Jadi, untuk membuktikan bahwa Pak Kivlan mempunyai uang, maka beliau katakan 'Ini rekening saya. Saya punya duit'," kata kuasa hukum Kivlan, Muhammad Yuntri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (17/6/2019).
Yuntri pun mempersilahkan penyidik untuk memeriksa transaksi uang dalam rekening tersebut.
Ia mengakui Kivlan menerima sejumlah uang dari tersangka HM.
Namun, uang tersebut digunakan untuk keperluan unjuk rasa dan tidak ada kaitannya dengan pembelian senjata api.
"(Pak Kivlan) mengakui (menerima dana dari HM). Tapi tidak sesuai informasi. (Uang itu) hanya untuk demo dan tidak ada kaitan untuk pembelian senjata," ungkap Yuntri.
Baca juga :
Kivlan Zen dan Soenarko Terjerat, Begini Makna Kata Makar Bagi TNI Versi Jenderal Gatot Nurmantyo
Persekongkolan Kivlan Zen dan Habil Marati dalam Rencana Pembunuhan 4 Pejabat Bermula dari Sini
Sosok Habil Marati
Abdul Rasyid Syawal mengaku sebagai satu dari sekian sejumlah politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang kaget dan tak percaya atas penahanan rekannya, Habil Marati, oleh polisi.
Apalagi, Habil ditetapkan sebagai tersangka penyandang dana dalam kasus dugaan rencana pembunuhan terhadap empat pejabat tinggi negara.
Habil ditangkap di rumahnya di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada 29 Mei 2019.
Ketua DPW PPP Provinsi Sultra ini menuturkan alasannya kaget.
Pasalnya, Habil yang merupakan kelahiran Kabupaten Muna, Sultra, itu dikenal sebagai sosok dermawan oleh para koleganya.
Rasyid mengaku mengenal pribadi Habil Marati sebagai orang yang dermawan dan sangat menghargai perbedaan.
"Selama saya menjalin komunikasi dengan Pak Habil, sosoknya ramah, dermawan, nasionalis. Bagaimana bisa ya, kayaknya ndak mungkin dia punya rencana sejahat itu," ungkap Rasyid ditemui di kediamannya, Rabu (12/6/2019).
"Seingat saya selama bergaul dengan beliau, tidak pernah mengecewakan kawannya. Bagaimana mau berniat membunuh," tuturnya.
Politisi sekaligus pengusaha Rasyid menuturkan, pertama kali mengenal Habil pada tahun 2003 atau tepatnya 16 tahun silam.
Saat itu, Habil merupakan Bendahara Umum PPP saat Ketua DPP PPP dijabat oleh Hamzah Haz.
Habil juga yang mengajak dirinya masuk bergabung di partai berlambang Kabah itu.
Rasyid mengenal Habil sebagai politisi yang sangat energik, sekaligus pengusaha yang sukses berkiprah di kancah nasional dan juga di Sulawesi Tenggara.
Pada periode 2004-2009 lalu, Habil pernah menjabat sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sultra.
Kemudian dia kembali mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada Pemilu 2009 dan 2014, namun keberuntungan tidak berpihak kepada Habil.
Pada Pemilu 2019, lanjut Rasyid, Habil kembali maju, namun kembali gagal.
Terkait dukungan politik Habil dalam pilpres, legislator DPRD Sultra ini menjelaskan bahwa dia mengetahui Habil mendukung Prabowo sebagai calon presiden di tahun 2014, termasuk pada Pilpres 2019.
Dukungan kepada Prabowo itu, lanjut Rasyid, karena keduanya memang berkawan karib sejak lama. "Terakhir, saya ketemu Pak Habil pada saat pencalegan. Kampanye pemilu sekitar bulan Maret di Hotel Claro.
Memang secara terbuka disampaikan ke kami di PPP Sultra, (dia) dukung Prabowo dalam pemilu Presiden. Tetapi beliau ndak paksa (kami) untuk pilih Prabowo secara kepartaian," ujarnya.
Habil tak hanya dikenal sebagai politisi. Di Sultra, Habil pernah memiliki sejumlah bisnis yang bergerak di berbagai unit usaha. Salah satu usahanya di sektor permodalan.
Dia mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Mustika dan memiliki klub bola di Sultra bernama Sowite.
Habil juga memiliki usaha penjualan hasil laut yang berada di Kabupaten Konawe.
Habil juga sempat memiliki usaha pengolahan pabrik kakao di Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, yang kemudian dijual ke Kalla Grup. Jasa besar untuk PPP Senada, pengurus DPW PPP Sultra versi Djan Faris, Dahris Aldjudawi.
juga mengaku sempat ragu bahwa Habil menjadi tersangka penyandang dana biaya operasional dan pembelian senjata api kepada para eksekutor untuk menghabisi nyawa empat pejabat negara dan satu pemimpin lembaga survei. Habil yang dikenalnya, sosok humanis dan dermawan. Selain itu, dia juga mengakui bahwa Habil berjasa besar dalam membesarkan PPP di Sultra.
Seruan Prabowo Jelang Sidang MK Salah satunya dengan memberikan lahan dan bangunan yang digunakan sebagai Sekretariat DPW PPP Sultra yang berada di Jalan Supu Yusuf di Kota Kendari.
“Benar mi, mulai dari kintal tanah hingga pembangunan gedung kantor PPP, itu dari Pak Habil dan beberapa petinggi partai,” tutur Dahris. Habil memiliki perbedaan pandangan bukan dalam konteks ingin menjatuhkan pemerintahan yang sah, namun ada perbedaan dukungan politik Habil yang mendukung Prabowo.
“Saya justru kaget, dalam pandangan saya, dia orangnya loyal dan patriotik. Investasi dia dalam pembangunan pada republik juga ada,” ungkapnya. Dahris mengatakan, saat ini publik lebih baik menunggu hasil penyelidikan kepolisian untuk membuka tabir gelap aksi kerusuhan yang terjadi pada 21-22 Mei lalu.
“Polisi harus segera menuntaskan penyelidikannya secara profesional, biar tabir gelap aksi rusuh bisa terungkap siapa aktor intelektual dan siapa penggerak barisan pendemo di luar aksi damai 21-22 Mei lalu,” tuturnya kemudian.
Subscribe official Channel YouTube:
BACA JUGA:
Walau Telah Merintih Kesakitan, Pelaku Tetap Lanjutkan Menyodomi Korbannya
Laka Maut di Cipali, Sofian Rahadi Baru Tahu Ayah dan Adik Tewas Saat Lihat Bendera Kuning di Rumah
Bukan Kasus Prostitusi, Vanessa Angel Dituntut 6 Bulan Penjara atas Dugaan Penyebaran Konten Asusila
Tak Ingin Berdusta, Jubir BPN Ini Justru Sebut Prabowo-Sandi Bakal Kalah di Mahkamah Konstitusi
Harga Tiket Pesawat AirAsia Rute Jakarta-Singapura Rp 150.000, Bagaimana Maskapai Jenis Ini Untung?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kivlan Akui Terima Uang 4.000 Dollar Singapura dari Habil Marati untuk Aksi Supersemar" dan dengan judul "Soal Uang dari Habil Marati, Kivlan Zen Tunjukkan Rekening Pribadi ke Polisi", dan "Sosok Habil Marati, Tersangka Penyandang Dana Rencana Pembunuhan 4 Tokoh Nasional