Pilpres 2019
Inilah Sosok Jaswar Koto, Saksi 02 yang Sukses Curi Perhatian Publik, Sebut Ada 27Juta Ghost Voters
Sosok Jaswar Koto, seorang saksi ahli yang dihadirkan kubu Prabowo-Sandi di sidang MK berhasil mencuri perhatian publik.
TRIBUNKALTIM.CO - Sosok Jaswar Koto, seorang saksi ahli yang dihadirkan kubu tim Prabowo Subianto-Sandiaga Uni dalam sidang MK terkait sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (20/6/2019) dini hari berhasil mencuri perhatian publik.
Bahkan di mesin pencarian google, kata kunci menjadi salah satu yang paling dicari.
Kata kunci Jaswar Kota ini setidaknya sudah dicari lebih dari 20 ribu kali.
Rupanya, nama Jaswar Koto mencuat setelah menjadi saksi ahli yang dihadirkan kubu tim Prabowo Subianto-Sandiaga Uni dalam sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (20/6/2019) dini hari.
Menurutnya, ada pola kesalahan input data pada situng KPU.
Pola kesalahan itu merugikan pasangan capres-cawapres nomor urut 02.
Bahkan, Jaswar Koto menyebut sistem situng cenderung mengurangi suara pasangan Prabowo-Sandiaga Uno dan menggelembungkan jumlah perolehan suara Jokowi-Maruf Amin.
"Pola kesalahan hitung pada Situng mengacu pada penggelembungan suara 01 dan pengurangan pada (suara) 02," ujar Jaswar Koto.
Untuk mendukung pernyataannya itu, Jaswar Koto juga sempat memaparkan analisis yang ia lakukan.
Jaswar Koto mengaku memilih 63 TPS secara acak.
Di TPS tersebut, terjadi kesalahan input data yaitu perbedaan antara data angka di Situng dengan rekapitulasi formulir C1 milik KPU.
Ia mengatakan, menurut analisis tersebut, ada kesalahan input data berupa pengurangan suara Prabowo-Sandi sebesar 3.000 suara dan penambahan jumlah perolehan suara pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebesar 1.300 suara.
Sebagai validasi, analisis itu juga dilakukan olehnya sebanyak dua kali.
"Ini pola kesalahan, meski KPU bilang sudah diperbaiki. Dua kali kami menganalisa polanya 01 dimenangkan, 02 diturunkan," ujarnya.
Dilansir TribunJabar.id dari TribunJambi.com, Jaswar Koto ternyata memiliki jejak karir sebagai akademisi dan ahli yang terbilang mentereng.

 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20250712_KPU-Mahulu-Paulus-Sebut-Proses-Demokrasi.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20250712_PSU-Pilkada-Mahakam-Ulu-2025-Paslon-tak-Ada.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20240712_Paslon-Angla-Suhuk-di-Mahakam-Ulu.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20250708_PSU-Pilkada-Mahulu-2025-Digugat.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20250513-Pasangan-Aulia-Rendi.jpg)