Jasad Ricardo Samosir Ditemukan Tertimbun Longsor, Impian Menikah di Bulan Oktober Kandas

Ia mengingat kembali dua rekannya, Norman Sihaloho (40) sebagai pengawas sekaligus operator exavator dan Ricardo Samosir (28)

Penulis: Mir |
TribunKaltim.co/Nevrianto Hardi Prasetyo.
EVAKUASI JENAZAH-Tim gabungan mengevakuasi jenazah pekerja tambang yang tertimbun longsor , Ricardo Samosir(27) posisinya ditemukan di dalam excavator,area tambang batu bara kawasan Makroman Kecamatan Sambutan Kota Samarinda Kalimantan Timur, Senin(8/7/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Nainggolan (27) lebih banyak terdiam. Ia mengingat kembali dua rekannya, Norman Sihaloho (40) sebagai pengawas sekaligus operator exavator dan Ricardo Samosir (28) sebagai operator excavator.

Keduanya tertimbun longsor di tambang batu bara di RT 15, Kelurahan Makroman, Kecamatan Sambutan, terjadi pada, Minggu (30/6) dini hari lalu, sekitar pukul 03.00 Wita. Namun ia tetap tegar bahkan ia menjadi operator excavator untuk mencari kedua rekannya yang tertimbun.

Di sela-sela proses pencarian, Nainggolan lebih banyak  terdiam, meski berada di antara rekan kerjanya yang turut membantu proses pencarian. Ia tampak tatapannya kosong menerawang ke langit di tengah terik matahari.

PENCARIAN KORBAN LONGSOR-Pekerja didukung tim gabungan  mencari jenazah pekerja tambang yang tertimbun longsor , Ricardo Samosir(27) area tambang  batu bara kawasan Makroman Kecamatan Sambutan Kota Samarinda Kalimantan Timur, Senin(8/7/2019).TribunKaltim/Nevrianto Hardi Prasetyo.
PENCARIAN KORBAN LONGSOR-Pekerja didukung tim gabungan mencari jenazah pekerja tambang yang tertimbun longsor , Ricardo Samosir(27) area tambang batu bara kawasan Makroman Kecamatan Sambutan Kota Samarinda Kalimantan Timur, Senin(8/7/2019).TribunKaltim/Nevrianto Hardi Prasetyo. (TRIBUN KALTIM/NEVRIANTO HP)

Ia menururkan awal kejadian.  Sesaat sebelum kejadian, ia berada paling dekat dengan titik awal longsoran tanah. Namun setelah terjadi pergeseran tanah, ia langsung pergi sehingga selamat dari kejadian naas ini.

"Saya yang paling dekat dengan lokasi longsoran tapi waktu terjadi pergerakan tanah, saya sempat teriak menyampaikan kepada mereka (korban). Tapi kejadiannya sangat cepat, hanya hitungan detik, tanah sudah bergemuruh dan menimbun keduanya," ucapnya, Senin (9/7/2019).

Saat itu, kedalaman lubang tambang mencapai 15 meter. Dengan kondisi tersebut, ketiganya tidak bisa banyak melakukan upaya penyelamatan.

Dua exavator bersama kedua rekannya  terdorong dan tertimbun di bagian tengah lubang, sedangkan exavator yang digunakanya terdorong, terguling dan tak masuk lubang tambang.

EVAKUASI JENAZAH-Tim gabungan mengevakuasi jenazah pekerja tambang yang tertimbun longsor , Ricardo Samosir(27) posisinya ditemukan di dalam excavator,area tambang batu bara kawasan Makroman Kecamatan Sambutan Kota Samarinda
EVAKUASI JENAZAH-Tim gabungan mengevakuasi jenazah pekerja tambang yang tertimbun longsor , Ricardo Samosir(27) posisinya ditemukan di dalam excavator,area tambang batu bara kawasan Makroman Kecamatan Sambutan Kota Samarinda (Tribunkaltim.co, Nevrianto HP)

"Sempat terguling juga , tapi saya masih sempat berupaya pecahkan kaca. Nah di situlah saya selamat apalagi excavator  saya terdorong sampai ke depan," jelasnya.

Dengan kejadian itu, Nainggolan tak  bisa lagi tidur nyenyak. Bahkan dua hari setelah kejadian, ia tak bisa sama sekali bisa tidur. "Tidak bisa tidur saat baru kejadian, kalau sekarang sudah bisa, tapi tetap tidak nyenyak," akunya.

Ia mengaku akan tetap turun ke lokasi  kejadian,  namum bukan untuk bekerja tapi melakukan pencarian terhadap rekannya. "Ini semua karena korbannya teman kami, makanya  tetap datang untuk bantu pencarian," jelasnya

Sementara  kerabat satu kampung dengan korban, Ricardo Samosir, Jeksen Manaor Hutagalung menceritakan, sejak awal sudah mengetahui sahabatnya itu terkubur. Bahkan ia  yang  memberikan kabar kepada  keluarga korban di Medan tepatnya di Hutabagasan, Kelurahan Perdagangan, Kecamatan Pematang Bandar.

"Keluarga di Medan sudah tahu. Jadi, setelah ditemukan akan langsung dikirim ke Medan," ucapnya kepada Tribunkaltim.co, saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (4/7/2019).

Ia mencerikan, pertama kali bertemu dengan Ricardo saat di Melak, Kutai Barat. Mereka lalu berpisah, kemudian bertemu lagi di Malinau di perkebunan kelapa sawit.

Namun tahun  2018 lalu bertemu lagi di lokasi tambang PT MTA tempat korban bekerja saat ini. Sebelum kejadian itu, Jeksen terlebih dahulu mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Jeksen mengundurkan diri setelah sekitar 8 bulan bekerja, dengan  alasan tidak safety bekerja di perusahaan tersebut.

Sebelum longsor yang mengakibatkan dua korban terkubur, pada Februari lalu juga pernah telah terjadi longsor di dekat lokasi kejadian saat ini, namun  tidak menelan korban jiwa.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved