Jasad Ricardo Samosir Ditemukan Tertimbun Longsor, Impian Menikah di Bulan Oktober Kandas
Ia mengingat kembali dua rekannya, Norman Sihaloho (40) sebagai pengawas sekaligus operator exavator dan Ricardo Samosir (28)
Penulis: Mir |
"Saya juga ajak dia (Ricardo) untuk keluar, tapi dia tidak mau, karena takut tidak dapat pekerjaan lagi. Karena memang dia tidak punya ijazah, meski dia cukup berpengalaman," ungkapnya.
Selama meninggalkan Medan, Ricardo belum pernah kembali pulang. Sekitar 8 tahun Ricardo menghabiskan waktu di Samarinda dan bekerja di PT MTA sekitar setahun lebih.

Impian Ricardo yang hendak menikah dengan gadis di kampung halamannya sirna akibat kejadian itu. Ia direncanakan akan menikah pada bulan Oktober tahun ini.
"Seharusnya dalam waktu dekat ini dia pulang, karena bulan 10 nanti akan menikah di kampung. Sejak awal memang dia disuruh pulang sama orangtuanya. Bahkan, keluarganya siap menanggung tiket pulang," jelasnya.
Setelah dilakukan pencarian dan memasuki hari kesembilan, Senin (8/7) sekitar pukul 17.30 Wita, jenazah Ricardo berhasil dikeluarkan dari kabin exavator dan langsung dibawa ke RSUD IA Moies.
Sebelumnya, satu lagi korban tertimbun longsor galian tambang batu bara yang baru ditemukan tim SAR.
Hari Ini Lanjutkan Pencarian
Setelah berhasil menemukan dan mengevakuasi salah satu korban, tim SAR gabungan yang dikomandoi BPBD Kota Samarinda kembali akan melanjutkan pencarian pada Selasa (9/7) hari ini.
Pencarian terus akan dilakukan hingga korban ditemukan. Pasalnya, saat ini tim SAR telah menemukan titik keberadaan excavator yang digunakan Norman Sihaloho (40).
"Besok kita lanjutkan pencarian, untuk titik di mana exavator korban lainnya sudah kita ketahui. Untuk metode pencarian tetap sama, penggalian dahulu dengan alat berat, lalu dilanjutkan dengan penggalian manual," ucap Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Samarinda, Ifran kepada Tribunkaltim.co, Senin (8/7/2019).
Dia pun bersyukur, setelah melakukan upaya pencarian dengan memakan waktu cukup lama, dihari ke sembilan pencarian salah satu korban berhasil dievakuasi, yakni Ricardo Samosir (28).
Padahal, pada Jumat (5/7) lalu, pihaknya telah mengetahui keberadaan exavator yang digunakan Ricardo, namun karena tanah masih tidak stabil, dan kondisi tanah yang mengandung lumpur, pihaknya sulit untuk menembus tanah mendekati kabin exavator.

"Kondisi tanah labil, berlumpur, sulit untuk dapat segera menemukan korban. Makanya, untuk korban atas nama Ricardo Samosir baru bisa ditemukan siang tadi, padahal lokasi exavatornya sudah kita ketahui beberapa hari sebelumnya," jelasnya.
Selain kondisi tanah, tertimbunnya exavator berada dikedalaman yang cukup dalam, menyebabkan penggalian cukup memakan waktu hingga berhari-hari.
Namun demikian, untuk pencarian korban atas nama Norman, pihaknya mendapatkan informasi jika korban sempat melompat keluar dari exavatornya sesaat sebelum tertimbun longsor.