Mengapa Kasus Novel Baswedan Sulit Terungkap Meski Ada Rekaman CCTV, Simak Penjelasan TGPF
TGPF beberkan sulitnya ungkap pelaku penyiraman air keras ke wajah Penyidik KPK NOvel Baswedan. Meski ada bantuan rekaman CCTV
Tim pun telah mengupayakan untuk memperjelas hasil rekaman, tetapi belum membuahkan hasil.
"Kami mengupayakan gunakan teknologi yang bisa mengungkap itu.
Namun, sejauh ini belum menemukan hasil yang maksimal," kata dia.
Tim gabungan sudah merekomendasikan agar tim teknis lapangan yang bertugas mengusut kasus ini memanfaatkan teknologi digital, misalnya menggunakan data jejak elektronik.
Diberitakan, Novel Baswedan diserang dengan disiram air keras oleh dua pria yang mengendarai sepeda motor, pada 11 April 2017.
Saat itu, Novel sedang berjalan menuju rumahnya setelah menjalankan shalat subuh di Masjid Jami Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Cairan itu tepat mengenai wajah Novel. Kejadian itu berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak.
Tak ada seorang pun yang berada di lokasi saat peristiwa penyiraman itu terjadi.
Novel juga tak bisa melihat jelas pelaku penyerangannya. Hingga kini, kasus tersebut belum terungkap dan polisi juga belum menetapkan tersangka.

Temukan Fakta Aneh
Tim Gabungan Pencari Fakta ( TGPF) terkait penyerangan terhadap Penyidik KPK Novel Baswedan menyoroti kejanggalan yang terjadi sebelum penyerangan dilakukan.
Penyerangan terhadap Novel Baswedan dilakukan pada 11 April 2017.
TGPF kemudian menemukan ada keanehan yang terjadi pada 5 April 2017 dan 10 April 2017.
"Pada 5 April 2017, ada satu orang tidak dikenal yang mendatangi rumah Novel Baswedan," kata anggota TGPF Novel Baswedan, Nurkholis, dalam konferensi pers di Mabes Polri pada Rabu (17/7/2019).
"Pada 10 April 2017 ada dua orang tidak dikenal yang berbeda waktu, yang diduga berhubungan dengan peristiwa penyerangan pada 11 April 2017," kata dia.