Sedih, Bayi di Nunukan Terjangkit Virus Rubella, Pendengarannya Tak Merespon
Bagas Purwanto balita asal Kabupaten Nunukan ini terjangkit virus Rubbella. Sekilas jika dipandang dengan mata Ade Bagas terlihat seperti anak
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Samir Paturusi
Dokter pun menganjurkan untuk kontrol setiap 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun untuk observasi. Namun, belum kembali kontrol untuk yang kedua kali.
Melihat itu semua, sebagai seorang Ibu, dirinya merasa ada yang salah, ada yang berbeda dengan anaknya.
Selama pertumbuhamnya Bagas tidak respon dengan suara apapun itu. Julia pun sangat takut terjadi apa-apa dengan anaknya.
"Aku ini takut sekali, kemudian saya periksa ke dokter, THT dan benar ternyata pendengarannya tidak respon. Kemudian disarankan konsul ke dokter spesialis THT-KL, tetapi di Nunukan belum ada alat untuk pemeriksaan OAE dan BERA yaitu skrining pendengaran," ujar Julia.
Menurutnya, OEA tes yang menggunakan alat seperti headset, sedangkan BERA (brainstem evoke respinse audiometry) yaitu merekam respon otak menggunakan elektroda yg tersambung dengan mesin.
"Dari dokter spesialis THT dirujuk lagi ke RS AM Parikesit Tenggarong. Kemudian selama disana dilakukan pemeriksaan OAE dengan hasil REFER telinga kiri dan kanan yang artinya telinga kiri dan kanan harus periksa ulang atau dilanjutkan dengan BERA,"kata Julia.
"Berhubung pake BPJS harus daftar tunggu sampai 300 lebih dan untuk BERA di RS. AW. Sjahranie Samarinda dilakukan pemeriksaan hanya 1 pasien setiap hari. Maka bisa dibayangkan harus berapa lama kami menunggu," keluh Julia.
Kemarin, pada pada tanggal 25 Juni 2019 Julia membawa anaknya untuk melakukan pemeriksaan ASSR dan BERA. Hasil dari ASSR dan BERA menyatakan, bahwa Bagas dengan gangguan pendengaran yang sangat berat, dan itu artinya Bagas akan seumur hidup harus memakai alat bantu dengar.
"Masya Allah saya kaget, mendengar harga alat bantu itu luar biasa mahalnya. Untuk pemasangan implan koklea sekitar Rp 250-300 juta untuk 1 telinga, bayangkan jika untuk dua telinga," kata Julia
Julia pun menyarankan, untuk semua ibu hamil untuk suntik Rubella dan selalu mengecek kesehatan. "Sekarang umur anak saya sudah 10 bulan, saat ini sudah mulai belajar tengkurap dan duduk. Alhamdulillah walaupun terlambat tapi ada kemajuan," katanya.
Wanita berhijab ini berharap betul bantuan Pemerintah setempat untuk pengobatan panaknya, dan jika warga Kaltim dan Kaltara ingin membantu bisa langsung menghubungi 085350233922 Julia Astuti atau klik di https://kitabisa.com/bantuadebagasutm_source=whatsapp&utm_medium=socialsharing&utm_campaign=campaignsticky
Semoga Bagas Purwanto segera sembuh. (*)
Subscribe YouTube newsvideo tribunkaltim:
Ternyata Ruang Udara di Wilayah Indonesia Ini Dikendalikan Singapura, Malaysia, Jokowi Lakukan Ini
Biaya Sekolah Mikhayla Setengah Miliar, Nia Ramadhani Emosi Dengar Cita-cita Putri Ardi Bakrie
Mendagri Tjahjo Kumolo: Pelantikan Sekdaprov Kaltim tak Liar, Ini Respon Gubernur Kaltim Isran Noor
Buaya Muara Berbobot 150 Kilogram Berhasil Ditangkap, Reptil Ini Sering Teror Pemandian Anak-anak
Remaja Minta Kekasih Disetubuhi Teman Main di Gubuk Kosong, Motifnya Ingin Berbagi Kepuasaan