Pemilu 2019
Alat Peraga Kampanye Terlalu Besar, Partai Golkar Paser Nilai Ini Merepotkan, Baru Dipasang Ambruk
Rapat evaluasi juga dihadiri pejabat Satpol PP, Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman Pertanahan (DPKPP), dan Kesbangpol Paser soal Pemilu 2019.
TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER – Baliho atau Alat Peraga Kampanye atau APK di Pemilu 2019 yang difasilitasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinilai terlalu besar, sehingga cukup merepotkan pada saat pemasangan dan perbaikan baleho yang roboh atau miring akibat tiupan angin kencang.
Hal ini terungkap dalam Rapat Evaluasi Fasilitasi Kampanye Pemilu 2019 yang digelar KPU Paser di Pendopo Kabupaten Paser, Kalimantan Timur pada Rabu (24/7/2019).
Dari 15 partai politik (parpol) peserta Pemilu 2019 yang diundang, 11 diantaranya menghadirkan perwakilannya.
Selain Kabag Ops Polres Paser Kompol Bargas dan Pasi Ops Kodim 0904/Tng Lettu Kav Zet Yakhin, Ketua Bawaslu Paser Aprianto Abdullah serta komisioner Bawaslu lainnya.
Rapat evaluasi juga dihadiri pejabat Satpol PP, Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman Pertanahan (DPKPP), dan Kesbangpol Paser.
“Rapat ini untuk menghimpun saran dan masukan teman-teman parpol dan OPD terkait. Saran dan masukan terhadap pelaksanaan kampanye Pemilu 2019, sehingga bisa menjadi bahan evaluasi guna perbaikan kegiatan kampanye Pemilu berikutnya,” kata Ketua KPU Paser Abdul Qayyim Rasyid.
Dalam sesi diskusi, Kasi Pertamanan dan Pemakaman DPKPP Paser Ardi Setiawan mengatakan DPKPP telah merekomendasikan spot-spot yang boleh dipasangi APK dan yang tidak boleh.
Untuk lebih jelasnya, Ardi mempersilakan untuk berkoordinasi langsung ke DPKPP.
“Nanti juga kita sampaikan agar kawat bekas pengikat bendera jangan dibuang di marka jalan, potongan kawat itu sudah beberapa kali mencederai petugas lapangan kami, bahkan ada yang mengenai dan merusak mobil yang lewat, sehingga pemiliknya menuntut ganti rugi kepada petugas kami, jadi bekas kawat mohon dikumpulkan dan dibuang ke bak sampah,” kata Ardi.

Beberapa perwakilan parpol juga turut memberi saran dan masukan.
Sudirman Dagong mewakili Partai Golkar misalnya menilai APK baleho yang difasilitasi KPU masih terlalu besar.
Sehingga menyulitkan dalam pemasangan dan perbaikannya.
“Pagi dipasang, sorenya sudah roboh karena ditiup angin kencang,” kata Sudirman, politisi Partai Golkar.
Kampanye di media sosial (medsos) juga disinggung perwakilan parpol lainnya.
Harapannya bukan hanya akun-akun milik caleg yang didata oleh KPU.