Ajak Anies Baswedan Makan Siang, Simbol NasDem Tolak Gerindra Gabung ke Pemerintah Jokowi

Aksi makan siang bersama yang dilakukan Surya Paloh dan Anies Baswedan, bertempatan dengan diplomasi makan siang Megawati dan Prabowo, punya makna

Editor: Rafan Arif Dwinanto
(Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)
Dari kiri, Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP, Puan Maharani, Presiden terpilih, Joko Widodo, Wakil Presiden terpilih, Jusuf Kalla, Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, dan Ketua Umum DPP Partai Hanura, Wiranto berbincang usai pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP di Marina Convention Center (MCC), Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (19/9/2014). Pada Rakernas Keempat PDIP ini mengusung tema Berjuang untuk Kesejahteraan Rakyat. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ajak Anies Baswedan Makan Siang, Simbol NasDem Tolak Gerindra Gabung ke Pemerintah Jokowi.

Aksi makan siang bersama yang dilakukan Surya Paloh dan Anies Baswedan, bertempatan dengan diplomasi makan siang Megawati dan Prabowo, punya makna tertentu.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menanggapi pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dimaknai sebagai simbol perlawanan politik.

Apalagi menurutnya, momen pertemuan tersebut terlalu bersamaan dengan pertemuan antara Ketua Umum PDI-P Megawati dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Diberitakan sebelumnya, Surya Paloh menyebut partainya membuka kemungkinan untuk mengusung Anies Baswedan maju sebagai Calon Presiden pada tahun 2024.

Partainya bersedia untuk mendukung namun semua keputusan dikembalikan kepada Anies Baswedan.

Surya Paloh berharap agar dukungan tersebut tak hanya berasal dari satu partai politik namun datang dari berbagai pihak.

"2024 kan tergantung Anies.

Niatnya sudah pasti ada di situ, semua niat-niat baik harus terjaga asal baik," kata dia.

Menanggapi hal itu, Yunarto Wijaya menyebut kalau pertemuan antara Surya Palon dan Anies Baswedan itu cukup mengejutkan dirinya.

"Momennya menurut saya terlalu bersamaan ya, dan agak mengagetkan," katanya.

Yunarto Wijaya juga menyebut kalau Pilpres 2024 masih sangat jauh sebenarnya untuk dibicarakan saat ini.

"Ini masih jauh sekali dari 2024 tapi kemudian tadi ada pembicaraan dengan Anies Baswedan tentang (Pilpres) 2024.

Dan kita tahu Anies Baswedan ini sebetulnya simbol dari lawan politik, apalagi pasca Prabowo kalah," jelasnya.

Untuk itulah, Yunarto Wijaya melihat kalau pertemuan itu merupakan simbol politik 'perlawanan' dari Nasdem.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved