Bukan Pengutang Tapi Ditelepon Penyedia Pinjaman Online 3 Kali Sehari, Warga Ini Ancam Lapor Polisi

"Yang utang siapa, yang diteror siapa. Aku ini angkat telpon kira ada yang pesan nasi kuning julak, ternyata mereka. Jengkel juga," keluh Agnes

Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Mathias Masan Ola
Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani
Agnes (34) saat ditemui di tempat usaha kuliner miliknya yang baru dibuka belum lama ini di kawasan Kampung Timur Balikpapan 'Warung Julak', Jumat (26/5/2019). Agnes jadi korban teror pihak penyedia jasa berbasis online financial technology (fintech) belum lama ini. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Penyedia jasa peminjaman uang berbasis online tak hanya urusan antar peminjam dan pemberi. Ternyata orang-orang di sekitar juga ikut-ikutan kena dampak. Apalagi bila pelunasan peminjaman tak kunjung selesai.

Teror dari pihak pemberi pinjaman nyata dirasakan rekanan sang peminjam. Seperti yang dirasakan Agnes (34) warga Kampung Timur, yang kepada Tribunkaltim.co mengaku diteror selama sebulan terakhir.

Bagaimana tidak Agnes yang tidak tahu apa-apa soal utang-piutang rekannya, namun kena teror pihak pemberi pinjaman hampir setiap hari.

"Sehari itu bisa 3 kali nelpon, itu dengan nomor yang beda-beda," kata Agnes.

Lebih lanjut Agnes membeberkan, awal mula dirimya dikontak pihak peminjam, komunikasinya mereka masih baik dan santun.

Namun semakin hari dengan kondisi piutang yang belum lunas, teror semakin menjadi-jadi. Bahkan pihak mereka melontarkan kata-kata bernada ancaman kepada Agnes.

"Tolong sampaikan ke bapak itu (rekan Agnes). Kita telepon gak pernah diangkat. Kalau enggak namanya kami sebarin. Begitu kata mereka," kenang Agnes.

Telepon genggamnya hampir setiap hari berdering. Dengan gambar dilayar bertuliskan panggilan tak dikenal. Agnes yang juga punya kesibukan membuka usaha kuliner 'Warung Julak' di kawasan Kampung Timur, merasa amat terganggu.

"Yang utang siapa, yang diteror siapa. Aku ini angkat telpon kira ada yang pesan nasi kuning julak, ternyata mereka. Jengkel juga," keluh Agnes.

Belakangan diketahui saat ia mencoba konfirmasi dengan rekannya yang melakukan peminjaman uang, ternyata pihak pemberi pinjaman memilih kontak tanpa sepengetahuan orang-orang di sekitarnya. Padahal rekannya yang meminjam berada di Jakarta, sementara dirinya di Balikpapan.

"Mereka kan dapat data peminjam, dari kontak telpon, email dan sebagaianya itu. Mungkin kedeteksi kontak saya. Dipilih saya, gak tahu juga kenapa, saya juga ndak pernah dapat pemberitahuan. Tiba-tiba main telpon," cetus Agnes.

Saking jengkelnya menerima telpon, istri dari awak media di Balikpapan ini pernah sekali mengancam pihak pemberi pinjaman itu ke polisi. Lantaran sudah gerah dengan teror yang tak kunjung reda hampir tiap hari.

"Saya bilang gini, kalau bapak nelpon-nelpon terus. Sama saja ganggu saya ini. Saya bisa lapor ke polisi. Eh dia bilang, silakan aja bu lapor polisi, sekalian laporin teman ibu yang utang tapi belum dibayar," ujarnya menirukan percakapan beberapa waktu lalu.

Baca Juga;

193 Atlet Sepatu Roda Ikut Kejurnas dan Kejurda Bupati Kutim Cup 1 2019

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved