Lima Perguruan Tinggi Bakal Diujicoba Dipimpin Rektor Asing, Begini Penjelasan Menristekdikti

Meski tuai polemik, Menristekdikti Mohamad Nasir tetap melaksanakan impor rektor asing dan dosen untuk sejumlah perguruan tinggi di Indonesia

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Mensristek Dikti) Mohamad Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Jumat, (3/5/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO - Lima Perguruan Tinggi Bakal Diujicoba Dipimpin Rektor Asing, Begini Penjelasan Menristekdikti.

Meski menuai polemik, Menristekdikti Mohamad Nasir tetap melaksanakan kebijakan impor rektor asing dan dosen untuk sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir menegaskan kebijakan perekrutan dosen dan rektor asing tak serta merta dilakukan di seluruh Indonesia.

Mohamad Nasir sendiri mewacanakan kebijakan ini akan mulai dilaksanakan pada 2020 mendatang.

Ia mengatakan hingga 2024 pihaknya menargetkan ada dua sampai lima perguruan tinggi yang bisa merekrut dosen asing.

“Target saya hanya dua sampai lima perguruan tinggi hingga tahun 2024 yang menerapkan kebijakan

itu. Untuk universitas mana ini sedang kami kaji, bisa negeri bisa swasta, bisa perguruan tinggi negeri badan layanan usaha,” jelasnya di Kantor Kemenristekdikti, Senayan, Jakpus, Jumat (2/8/2019).

Mohamad Nasir menegaskan pihaknya akan memberlakukan kriteria ketat dalam perekrutan dosen asing tersebut.

Menurutnya paling tidak ada tiga klasifikasi dasar yang harus dipenuhi sebagai syarat dosen atau rektor asing bisa bekerja di Indonesia.

“Yang pertama harus punya jaringan.

Karena rektor sebagai manajer sebuah perguruan tinggi harus mempunya jaringan untuk mewujudkan berbagai program untuk meningkatkan peringkat perguruan tinggi,” jelasnya.

Kedua adalah kemampuan pengelolaan perguruan tinggi untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi.

Dan ketiga menurutnya klasifikasinya adalah bagaimana seorang dosen atau rektor bisa melakukan inovasi sehingga hasil riset perguruan tingginya bisa digunakan untuk mendanai riset-riset lainnya.

Nasir menegaskan perekrutan dosen dan rektor asing semata dengan tujuan meningkatkan daya saing di antara tenaga pengajar di perguruan tinggi di Indonesia, sehingga meningkatkan mutu pendidikan serta sumber daya manusia.

“Kebijakan ini untuk memberi tantangan kepada dosen dan rektor Indonesia karena kalau begini-begini saja, perguruan tinggi Indonesia tak bisa bersaing di luar negeri.

Keinginan saya ada perguruan tinggi Indonesia masuk peringkat 200 besar dunia,” tegasnya.

Ilustrasi. Dua mahasiswi sedang melenggang menuju fakultasnya melewatii kantor Rektorat Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Unmul kini berupaya menjadikan diri sejajar dengan universitas-universitas top kelas dunia.
Ilustrasi. Dua mahasiswi sedang melenggang menuju fakultasnya melewatii kantor Rektorat Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Unmul kini berupaya menjadikan diri sejajar dengan universitas-universitas top kelas dunia. (TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HADI PRASETYO)

Dikritik Fahri Hamzah

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengkritik wacana Menristekdikti Mohamad Nasir mengundang orang asing untuk menjadi Rektor perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Menurut Fahri Hamzah rencana tersebut seperti membuang badan karena kementeriannya tidak mampu memodernisasi kampus.

"Kita kan justru nanyanya ke Menristekdikti punya konsep nggak dalam memordenisasi dan membangun kampus kelas dunia.

Menterinya yang kita tanya.

Undang Orang Asing untuk Jadi Rektor, Fahri Hamzah, Kemenristekdikti Tak Mampu Modernisasi Kampus

Menristekdikti Keluarkan Kebijakan Pro Mahasiswa Soal Uang Kuliah Tunggal, Ini Penjelasan Lengkapnya

Menristekdikti: Pengenalan Kampus Harus Bebas dari Kekerasan, Mahasiswa Dilarang jadi Panitia

Ini kan kayak sebenarnya mau buang badan terus," kata Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (31/7/2019).

Menurut Fahri Hamzah, menteri merupakan orang pilihan yang dianggap mampu menyelesaikan masalah di bidangnya.

Fahri Hamzah kesal di acara ILC
Fahri Hamzah kesal di acara ILC (capture YOU TUBE)

Apabila kemudian solusi yang ditawarkan seorang menteri hanya menunjuk orang asing sebagai Rektor, maka menteri tersebut seperti tidak bekerja.

"Lah sampeyan jadi menteri apa kerjaannya? gitu loh.

kita kan nanyanya ke dia bukan kita,ya lagi-lagi nyerah, tunjuk orang asing.

lah kita ini membentuk kabinet dan memilih menteri-menteri ini sebagai menteri, kan kita anggap dia jago membereskan itu," kata Fahri.

Menurut Fahri Menristekdikti harusnya malu ketika mewacanakan orang asing menjadi Rektor di Indonesia.

Karena mengecilkan bangsa Indonesia sendiri.

Padahal bangsa Indonesia sendiri mampu memodernisasi kampus.

"Harusnya malu dia sebagai menteri engga sanggup memordenisasi kampus.

bukan malah sedikit-sedikit cari rektor asing.

Ya sudah semua aja kita nontonin orang asing kerja buat kita.

Seperti zaman belanda dulu, nanti anggota DPRnya orang asing juga," katanya.

Menurut Fahri jangan menganggap bahwa ketika semua masalah diserahkan pada orang asing dianggap beres.

Menristekdikti seharusnya membuat konsep modernisasi kampus dengan mengerahkan berbagai sumber daya yang dimilikinya.

"Yang bertanggungjawab soal regulasi dan konsep operasionalnya kan ada pada pemerintah sebagai penbuat undang-undang dan sebagai pengelola sektoral.

Menristekdikti dia kan mengelola sektoral. kenapa dia gak pakai kekuatan politiknya untuk mengelola sektor itu sehingga menjadi maju, bukan lepas tangan ke orang lain," ujarnya.

Rencana Mensristekdikti

Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir akan melakukan pemilihan secara khusus dalam mencari rektor luar negeri untuk memimpin Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Menurutnya, saat ini tim Kemenristekdikti saat ini sedang membahas kriteria apa yang diperlukan dari pemerintah.

Agar PTN yang dipimpin rektor asal luar negeri mampu mencapai 100 besar dunia.

“Saya sudah laporkan kepada Bapak Presiden dalam hal ini wacana untuk merekrut rektor asing ini, yang punya reputasi.

Kalau yang tidak punya reputasi, jangan.

Tidak mesti orang asing itu baik, belum tentu.

Nanti kita cari,” kata Nasir yang dikutip dalam laman seskab.go.id, Jakarta, Rabu (31/7/2019). (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menristekdikti: Maksimal Ada Lima Perguruan Tinggi yang Akan Merekrut Dosen Asing Hingga 2024, https://www.tribunnews.com/nasional/2019/08/02/menristekdikti-maksimal-ada-lima-perguruan-tinggi-yang-akan-merekrut-dosen-asing-hingga-2024.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved