Sehari Sebelum Tenggelam Sempat Pulang Makan, Keluarga Sebut Korban Ingin Hidup Bebas
Akibat pergaulan yang tergolong cukup bebas, membuat Murhum alias Reski alias Balak (22) sulit dikontrol oleh keluarganya.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Akibat pergaulan yang tergolong cukup bebas, membuat Murhum alias Reski alias Balak (22) sulit dikontrol oleh keluarganya.
Jalis (31), kakak korban mengaku adiknya itu ingin hidup bebas, tidak ada yang mengatur. Hal itulah yang membuat adiknya itu jarang pulang ke rumah, dan lebih sering tinggal bersama teman-temannya.
Bahkan, keluarga pun tidak mengetahui siapa teman-teman korban selama ini, termasuk kekasihnya yang diduga jadi penyebab korban melompat ke Sungai Mahakam dari Jembatan Mahkota II.
"Bahkan, teman-temannya ini tidak mengetahui kalau dia (korban) punya keluarga di Samarinda, karena memang adik saya bilang ke teman-temannya kalau keluarganya ada di Sulawesi," jelasnya saat ditemui di Posko SAR Gabungan, Senin (5/8/2019).
"Parahnya lagi, teman-temannya ini juga tidak mengetahui nama asli adik saya, mereka tahunya Reski, padahal itu nama buatan adik saya sendiri. Dan, kami juga tidak tahu siapa teman-temannya, apalagi pacarnya," sambungnya.
Dia menilai, adiknya ini cukup keras kepala. Hal itulah yang membuat keluarga tidak lagi mengurusinya, karena sudah kerap dinasehati, namun tidak pernah mau berubah.
"Dia ini maunya bebas, keras kepala. Kalau pulang itu kadang dua mingguan, kadang lebih. Padahal tidak ada kerjaanya," imbuhnya.
Sementara itu, tante korban, Tini (37) menambahkan, sebelum mendapatkan kabar keponakannya itu tenggelam di Sungai Mahakam, Sabtu (3/8) sore, korban sempat ke rumahnya untuk sekadar makan, sambil bersenda gurau dengan anak kembarnya.
"Sempat datang ke rumah saya, dia makan, lalu mainan sama anak saya. Memang jarang pulang anak itu," ucapnya.
Setelah selesai makan, korban langsung pamit, tanpa memberikan pesan akan ke mana. "Habis makan langsung pamit. Lalu, dapat kabar dia tenggelam keesokan harinya," ucap warga Jalan Mangkujenang tersebut.
"Kalau pacarnya saya juga tidak tahu. Dengar-dengar karena ada masalah dengan pacarnya. Kalau kami tidak ada rencana mau datangi pacarnya itu, kami fokus pada pencarian saja," jelasnya.
Keluarga korban berharap agar Murhum dapat segera ditemukan apa pun hasil yang didapatkan nanti. Dari pantauan Tribunkaltim.co di posko SAR Gabungan, tampak keluarga korban dengan setia menunggu korban ditemukan.
Diberitakan sebelumnya, kejadian tersebut terjadi pada Minggu (4/8) siang kemarin, sekitar pukul 15.00 Wita, di jembatan Mahkota II. Korban atas nama Murhum alias Reski alias Balak (22), yang sehari-hari tinggal di kost temannya, Jalan Trikora, Simpang Pasir.
Dari keterangan yang dihimpun, korban memutuskan untuk terjun dari jembatan Mahkota II ke sungai Mahakam, dengan ketinggian mencapai 15 meter itu disebabkan karena permasalahan asmara dengan kekasihnya, yang memutuskan untuk bisa fokus bersekolah.
Korban Belum Ditemukan
Sementara itu, hari kedua pencarian korban tenggelam di Sungai Mahakam belum membuahkan hasil.
Pencarian sendiri telah dilakukan Tim SAR Gabungan sejak pukul 07.00 Wita, Senin (5/8) pagi tadi dengan radius pencarian mencapai 1 kilometer dari titik korban diketahui tenggelam.
Pada pencarian korban, Tim SAR Gabungan hanya melakukan pencarian dengan penyisiran menggunakan rubber boat maupun speed boat. Sedangkan penyelaman maupun pembuatan gelombang tidak dilakukan karena dinilai tidak efektif.
"Ini hari kedua pencarian, sejauh ini korban belum kita temukan," ucap Kepala Unit Siaga SAR Samarinda, Dede Hariana, Senin (5/8/2019).
"Terkait metode pencarian, kita hanya lakukan dengan penyisiran. Untuk penyelaman dan pembuatan gelombang tidak kita lakukan, karena tidak efektif," sambungnya.
Dari kejadian sebelumnya, korban tenggelam di Sungai Mahakam diperkirakan dapat ditemukan sekitar 3 hari setelah kejadian untuk kategori dewasa, sedangkan anak di bawah umur diperkirakan dapat ditemukan dalam jangka waktu 2 hari.
"Dewasa biasanya 3 hari, kalau anak-anak bisa lebih cepat. Tapi kalau kejadian di daerah laut, bisa memakan waktu lebih lama lagi, karena luasnya area," imbuhnya.
Sesuai dengan standart prosedur pencarian, pihaknya akan melakukan pencarian selama 7 hari ke depan. Jika tidak ditemukan hingga batas waktu tersebut, maka operasi SAR akan dihentikan.
"Pencarian kita lakukan selama sepekan, kalau sudah ketemu sebelum sepekan, operasi bisa langsung dihentikan. Untuk pencarian hari kita lakukan mulai pukul 07.00 - 18.00 Wita, malam kita hanya lakukan pemantauan saja," jelasnya.
Sejauh ini kendala yang dihadapi pihaknya yakni arus lalu lintas kapal yang cukup padat. Terlebih kapal-kapal penarik tongkang batu bara.
Untuk kebutuhan armada serta personel, menurutnya telah mencukupi untuk keperluan pencarian.
Di hari pencarian selanjutnya, pihaknya akan memperluas lokasi pencarian. Radius pencarian ditambah seluas 1 NM, dan setiap harinya akan terus diperluas.
Terkait dengan maraknya informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya di media sosial, pihaknya menyarankan agar masyarakat, terutama warganet untuk tidak buru-buru menyimpulkan, terlebih memposting ke media sosial.
Kalau pun menemukan korban, sebaiknya lebih dahulu melaporkan ke posko Tim SAR Gabungan yang berada di di bawah jembatan Mahkota II sisi Palaran, maupun ke Kepolisian terdekat.
"Kemarin ada informasi di medsos korban ketemu, setelah kami tanyai ternyata tidak benar. Kami harap masyarakat tidak gegabah mengabarkan ke medsos, karena hal ini juga mempengaruhi proses pencarian kami di sini, tentu kita berharap korban ini segera ditemukan," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, kejadian tersebut terjadi pada Minggu (4/8) siang kemarin, sekitar pukul 15.00 Wita, di jembatan Mahkota II. Korban atas nama Murhum alias Reski alias Balak (22), yang sehari-hari tinggal di kost temannya, Jalan Trikora, Simpang Pasir.
Dari keterangan yang dihimpun, korban memutuskan untuk terjun dari jembatan Mahkota II ke Sungai Mahakam, dengan ketinggian mencapai 15 meter itu disebabkan karena permasalahan asmara dengan kekasihnya, yang memutuskan untuk bisa fokus bersekolah. (*)
Baca Juga
• BREAKING NEWS - Bocah 9 Tahun Tenggelam di Kolam Galian, Tak Tertolong Meski Dibantu Tukang Bangunan
• Mulki Tenggelam di Perairan Desa Rantau Panjang Paser, Diduga Terjatuh dari Kapal
• Bong, Korban Kapal Tenggelam di Sungai Kedang Kepala Kutai Timur Ditemukan Meninggal Dunia
• Kapal Kayu Muat Batu Bara Alami Kerusakan di Laut, Satu ABK Tewas Tenggelam
• Burung Gagak Dianggap Jadi Pertanda Petaka, Kakek Bersama 2 Cucu Tenggelam di Sungai