Peringati Hari Batik Nasional, 80 Perwakilan Istri ASN Ikut Workshop Batik Kutim
DWP dan Pemberdayaan Perempuan satu link. Peningkatan pendidikan, kualitas dan pemberdayaan perempuan di Kutim, perlu dilakukan agar bisa kreatif
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA – Menyambut HUT ke 74 RI dan Hari Batik Nasional 2 Oktober mendatang, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kutai Timur, menggelar workshop bertema Keikutsertaan Wanita dalam Pembangunan dengan tajuk Menjaga Kearifan Lokal melalui Batik.
Kegiatan yang dibuka Sekkab Kutim Irawansyah dilaksanakan di workshop Batik Maju Bersama, Kabo Jaya, Desa Swarga Bara, Selasa (6/8). Diikuti 80 peserta yang berasal dari perwakilan SKPD se Pemkab Kutim.
“Kegiatan ini banyak diminati dan sangat bermanfaat. DWP dan Pemberdayaan Perempuan satu link. Peningkatan pendidikan, kualitas dan pemberdayaan perempuan di Kutim, perlu dilakukan agar bisa berkreatifitas dan berdaya, yang pada akhirnya bisa meningkatkan ekonomi para anggota DWP Kutim,” kata Sekkab Kutim Irawansyah.
Sekkab Kutim Irawansyah pun menyarankan ada spesialisasi kemahiran tertentu. Tidak semua hanya pandai membatik saja. Tapi, ada juga yang memiliki keterampilan membuat tas, dompet serta aksesoris. Sehingga bisa dipadukan.
Sebelumnya, Ketua DWP Kutim Sri Andayani mengatakan kegiatan membatik merupakan realisasi cita-cita dirinya, untuk mendirikan workshop DWP Kutim. Sebagai wadah pengembangan keterampilan dan kreativitas anggota yang bisa memberi nilai tambah secara ekonomis. Salah satunya dengan membatik.

“DWP Kutim sebelumnya sudah menggelar lomba design batik khas DWP Kutim yang diikuti anak-anak ASN kita. Batik tersebut bisa digunakan sebagai seragam DWP Kutim. Dari hasil design tersebut, saat ini kita gelar pelatihan membatik," kata Ketua DWP Kutim Sri Andayani.
Harapannya, kata Ketua DWP Kutim Sri Andayani, DWP Kutim bisa ikut serta melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa. Apalagi batik juga sudah tercatat sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi oleh Unesco.
“Ke depan DWP Kutim akan bekerja sama dengan sekolah lainnya di Kutim, agar lebih banyak yang berpartisipasi untuk melestarikan budaya lokal Kutim, melalui batik khas Kutim,” ujar Ketua DWP Kutim Sri Andayani.

Dari pelatihan membatik, DWP Kutim juga akan mengembangkan potensi para anggota untuk belajar membordir dan menjahit. Agar dapat menumbuhkan ekonomi produktif yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.
“Kebetulan peralatan untuk bordir dan menjahit sudah tersedia dan workshop-nya pun sudah ada. Jadi semua berkesinambungan, mulai dari ketersediaan kain, menjahitnya dan membordir,” ungkap Ketua DWP Kutim Sri Andayani.
Pelatihan satu hari ini, para peserta akan mendapat pengenalan tentang batik, terutama motif batik khas Kutim. Setelah itu, belajar membuat pola, baru mencanting pola tersebut. Kemudian, dilanjutkan dengan pewarnaan menggunakan pewarna sintetais dengan sistem coet, bukan mencelup.(sar)
Baca Juga;
Aksi Pasutri Bunuh Anak Mereka yang Baru Lahir Terungkap Karena Istri Alami Pendarahan, Ini Motifnya
80 Persen Capim KPK Ternyata Miliarder, Ada yang Hartanya Capai Rp 1 Triliun, Ini Penjelasan Febri
Ramalan Zodiak Selasa 6 Agustus 2019: Scorpio Berjalan Menyenangkan Hari Ini, Pisces Mudah Lelah
Pelaku Perusakan Rumah Menteri Susi Mengaku Kerasukan Roh, dan Membisikkan Sesuatu