Gempa Hari Ini

Gempa Hari Ini 12 Agustus Guncang Bali, Warga Resah Rentetan yang Terjadi Bakal Memicu Gempa Besar

Rentetan gempa terjadi beberapa waktu belakangan dikhawatirkan bisa memicu gempa yang lebih besar

Penulis: Doan Pardede | Editor: Budi Susilo
Cature @infoBMKG
Gempa hari ini 12 Agustus 2019 dengan kekuatan 5,0 SR kembali mengguncang Jembarana-Bali. Warganet mempertanyakan apakah rentetan gempa yang terjadi beberapa waktu belakangan bisa memicu gempa yang lebih besar 

Baca juga :

Gempa 9 SR Bukan Isapan Jempol, Jokowi Beri Imbauan Khusus ke BNPB, Ini Gambaran Dampak 2,5SR-12,9SR

Benarkah Listrik Mati Massal Berkaitan dengan Gempa 6,9 SR di Banten? Begini Penjelasan BMKG

Sekarang, lanjut Presiden Jokowi, di sekolah, masyarakat mulai dilakukan edukasi.

Presiden Jokowi menunjuk saat terjadi gempa berkekuatan 6,9 SR di Banten, Jumat (2/8) malam, sudah ada sebuah lompatan yang baik, proses-proses evakuasi itu.

“Tapi bahwa kepanikan ada, itu iya. Namanya gempa pasti menyebabkan kepanikan, masyarakat panik,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga menambahkan, yang penting terus dilakukan edukasi mengenai kebencanaan terutama gempa bumi yang sulit diprediksi, sulit dihitung. Kedua, selalu dapat kita waspada.

Tidak bisa diprediksi

Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali menegaskan, bahwa gempa besar berkekuatan Magnitute 9 SR atau yang disebut dengan Megathrust hingga saat ini belum dapat diprediksi oleh siapapun: kapan, di mana, dan berapa kekuatannya.

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang menanggapi berkembangnya berita yang viral di media sosial bahwa akan terjadi gempa besar berkekuatan Magnitute 9,0 pasca terjadinya gempa Banten Magnitue 6,9 SR.

“Masyarakat diimbau agar tetap tenang namun waspada dan tidak percaya kepada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam siaran persnya seperti dilansir setkab.go.id.

Menurut Triyono, gempa bumi terjadi akibat deformasi bantuan yang terjadi secara tiba-tiba pada sumber gempa yang sebelumnya mengalami akumulasi medan tegangan (stress) di zona tersebut, pengaruh penjalaran stress untuk proses selanjutnya secara kuantitatif masih sulit untuk diketahui.

“Teori yang berkembang saat ini baru dapat menjelaskan bahwa sebuah gempabumi utama dapat membangkitkan atau memicu aftershocks dan masih sulit untuk memperkirakan gempa besar rentetannya seperti beberapa kasus gempabumi doublet, triplet (dua atau tiga kejadian gempabumi tektonik dalam waktu dan lokasi yang relatif berdekatan), dan seterusnya,” terang Triyono.

Yang lebih penting dan urgent, lanjut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG itu, adalah melakukan langkah-langkah mitigasi terkait kesiapan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi.

Baca juga :

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved