Usir Emak-emak Pendemo hingga Tekuk Jari Warga saat Foto, 5 Kisah Edy Rahmayadi yang Jadi Sorotan

Yang teranyar, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dikabarkan ingin membuat film-film perjuangan yang biayanya akan ditanggung Pemprov Sumut.

Penulis: Doan Pardede | Editor: Rita Noor Shobah
Kolase twitter, Tribun Medan
(kiri) Gubernur Sumut Edy Rahmayadi sedang bersama rombongan Presiden Jokowi. (kanan) Edy Rahmayadi menekuk jari warga yang ingin berfoto dengannya 

Tahun 2018 lalu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menjadi sorotan.

Saat itu, sikap Gubernur baru Sumatera Utara Edy Rahamayadi terhadap pendemo menjadi perbincangan.

Edy Rahmayadi mengusir pendemo ketika sedang berbicara.

Edy Rahmayadi usir pendemo karena mengaku tak senang bila sedang bicara ada yang menginterupsi.

Kejadian itu terjadi saat Edy Rahmayadi mendatangi pendemo di Kantor Gubernur Sumut di Jalan Diponegoro, Kamis (13/9/2018).

Pendemo yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Kecil Modern Sumatera Utara menuntu Pemporv Sumut bisa mengeluarkan izin melaut.

"Anak istri menjerit, tidak bisa bayar uang sekolah dan makan karena tidak ada uang. Beberapa kawan kami ditembak dan ditangkap," kata orator tersebut.

"Teringat 3 hari yang lalu, kawan kami diberondong dan tiga korban berserakan di tengah laut. Kami diberondong seperti teroris. Padahal kami bukan penjahat, tapi kami saat ini terpenjara dengan Permen 71 (Peraturan Menteri) yang seperti tidak berprikemanusiaan," tambah orator.

Di tengah unjuk rasa, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menghampiri pendemo.

Berdiri di atas mobil komando, Edy Rahmayadi berbicara menggunakan pengeras suara.

"Kalian rakyat saya, saya tak mau rakyat ini dibodoh-bodohin dan rakyat saya miskin. mengerti ?

Nanti saja, saya baru lima hari jadi gubernur sudah kau demo. Apa urusan kalian. Orang saya juga belum tahu urusan nelayan ini," kata Edy Rahmayadi.

Edy Rahmayadi menjelaskan, mesti dibanding harus melakukan demonstrasi, sebaiknya pendemo melakukan ibadah salat zuhur.

Ketika itu, ada seorang ibu pendemo yang langsung memotong pembicaraan Edy Rahmayadi dengan mengaku sudah melangsungkan salat zuhur.

"Saya baru selesai salat orang masjidnya kosong, berbohong lagi ini ibu," kata Edy Rahmayadi.

Ucapan Edy Rahmayadi kembali ditimpali oleh ibu itu.

Masih berbicara, Edy Rahmayadi kemudian merebut mik yang sedang dipegang oleh ibu tersebut.

"Habis ini saya minta kembali, perwakilan tinggal di tempat, jelas ? Ada yang tidak mau ?

"Jangan menggangu jalan yang begini, rakyat Sumut bukan hanya kalian.

Ibu sekarang berdiri, pulang, kasih jalan pulang," kata Edy Rahmayadi.

Ibu tersebut kemudian berjalan mengarah ke samping truk tempat Edy Rahmayadi berdiri.

"Kalian setuju saya jadi Gubernur ? Kalau setuju dengarkan saya, kalau tak setuju saya mundur jadi gubernur," kata Edy Rahmayadi

Ketika masih berbincara, kembali ada ibu yang ikut berbicara.

Edy Rahmayadi kemudian langsung kembali menyuruhnya untuk berdiri dan keluar dari barisan pendemo

"Saya tak senang kalau saya ngomong terus ada orang ngomong, ayo, ini yang pakai kertas kuning yang banyak ngomong, ibu sekali lagi jangan ngomong, pulang," kata Edy Rahmayadi.

"Jauh-jauh kami dari tanjung balai demi sejengkal perut, bukan mau cari kekakayaan," timpal ibu yang diminta pergi oleh Edy Rahma-yadi.

"Sekali lagi ibu jangan ngomong. Pulang," ujarnya.

Kemudian Edy Rahmayadi pun kembali menyampaikan bahwa Sumatera Utara tidak akan pernah bagus jika para warga terus berdemo, dan saling menyalahkan.

"Rakyat Sumatera Utara bukan cuma kalian. Yang satu minta begini. Yang satu minta begini. Kalian libur terus. Ini yang harus diatur," ujarnya.

Kemudian dia pun mengutarakan para koordinator tinggal di tempat dan melakukan dialog dengannya, namun yang lain membubarkan diri, begitu juga yang punya sound system segera membawanya pulang.

Seorang ibu pun kembali menyampaikan jangan ada yang bubar, sehingga Edy Rahmyadi pun menyuruh polisi mengurus sang ibu, seraya menyampaikan bahwa ibu tersebut bukan rakyat Sumatera Utara.

"Itu berarti bukan masyrakat Sumatera Utara, dari dulu rakyat Sumatera Utara patuh dan taat," ujarnya.

Berikut videonya :

5. Larang foto pakai jari

Kolase foto Edy Rahmayadi saat melarang warga acungkan dua jari saat berswafoto dengannya
Kolase foto Edy Rahmayadi saat melarang warga acungkan dua jari saat berswafoto dengannya (Tribun Medan)

Beredar video Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi tampak tiba-tiba menekuk jari seorang wanita yang mengacungkan dua jari seakan mengisyaratkan angka dua, Selasa (12/2/2019).

Dalam postingan video tersebut, Edy Rahmayadi langsung spontan menyambar tangan wanita tersebut untuk tidak berfoto dengan menggunakan bahasa tubuh, seperti mengacungkan dua jari atau satu jari yang mengisyarakatkan angka tersebut.

Wanita yang tidak dikethaui namanya tersebut lantas mengacungkan jempolnya. Lagi-lagi Edy menekuk jari wanita tersebut. Ia lantas meminta wanita tersebut mengepalkan tangannya saja saat berfoto.

Mereka pun berfoto tanpa memberikan isyarat jari apapun. Video tersebut diunggah pertama kali oleh Humas Pemprov Sumut.

Edy Rahmayadi tampak gelagapan saat dikonfirmasi soal video viral dirinya. Edy mengaku lupa, kapan dia melakukan itu hingga terpublikasi.

"Yang mana?, Saya tak tahu itu. Tak ingat saya," Ujar Edy saat ditemui usai Salat Ashar.

Meski sudah diingatkan, kening Edy terlihat mengerut saat ditanyai. Bahkan salah seorang bawahan menjelaskan video mana yang dimaksud.

"Video yang dia atau Hari Pers Nasional (HPN) Pak," kata bawahan tersebut kepadanya.

Mantan Ketua Umum PSSI itu menegaskan, untuk tidak memakai simbol-simbol jari saat berfoto.

Meski pun dia tak menyebut, jika penggunaan jari itu bisa menjadi buly dan dikaitkan dengan kondisi politik jelang Pemilu 2019.

"Yang pastinya tak boleh pakai pakai jari. Yang boleh adalah semangat (mengepalkan tangan)," ujarnya.

Sebelumnya, sebuah video menunjukkan Edy mengubah pose jari pengunjung yang berfoto bersamanya. Seorang perempuan berbaju merah tiba-tiba membuat pose dua jari saat akan berfoto.

Berikut videonya :

(TribunKaltim.co/Doan Pardede)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved