UPTD Dinas Kehutanan Kalimantan Timur Juga Bangun Posko Siaga Kebakaran Hutan di Berau

Kewenangan pengelolaan hutan di Kabupaten Berau telah dialihkan ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Editor: Samir Paturusi
TribunKaltim.Co/Geafry Necolsen
Kebakaran lahan di Berau, Kalimantan Timur. Sejak awal tahun 2019, tercatat setidaknya 50 hektare lahan habis terbakar. 

Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo mengatakan, kebakaran lahan memang harus ditangani secara serius.

Jika tidak, selain api akan semakin meluas, juga akan membahayakan kesehatan masyarakat, termasuk berdampak terhadap perekonomian, apalagi jika kabut asap semakin parah seperti yang terjadi tahun 2015 lalu.

“Saya sudah menyarankan ke Bupati untuk melakukan rapat lengkap, mengundang Jajaran Polres dan Kodim. Saya juga sudah berkoordinasi dengan beberapa kepala kampung yang daerahnya rawan kebakaran hutan dan lahan,” kata Agus Tantomo kepada Tribunkaltim.co.

Agus Tantomo mengatakan, Pemkab Berau memiliki unit pemadam kebakaran yang cukup lengkap. Namun karena kebakaran lahan biasanya terjadi di tempat yang jauh dan tidak ada akses jalan, pemadaman api tidak optimal.

“Ternyata itu tidak efektif. Karena lokasi kebakaran biasanya jauh dari sumber air, kondisi jalan yang tidak bisa ditembus dengan kendaraan darat.

Saya sudah ngobrol dengan Skadron 13, mereka kan punya helikopter. Kami akan minta bantuan kepada mereka, ini juga sudah saya sampai ke pak bupati,” ungkapnya.

Namun menggunakan helikopter untuk memadamkan api, ternyata ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan. “Kendalanya, harus ada alat khusus di helikopter untuk memadamkan api.

Katanya harganya sangat mahal. Tapi menurut saya, membeli alat tambahan ini lebih murah jika dibanding dengan kerugian yang kita alami akibat kebakaran lahan ini,” tegasnya.

Seperti diketahui, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 lalu, sempat melumpuhkan aktivitas penerbangan.

Akibatnya, jumlah wisatawan yang datang menurun dan memberikan efek domino, hotel dan penginapan sepi pengunjung dan bisa ditebak, berakibat pada roda perekonomian wilayah ini.

Selain alat tambahan yang diperlukan untuk memadamkan api dari helikopter, Agus Tantomo mengatakan, pihaknya juga harus menentukan, material apa yang akan digunakan untuk memadamkan api dari helikopter milik TNI Angkatan Darat ini.

“Tinggal kita tentukan, apakah pemadaman api ini menggunakan air, atau bahan kimia,” tandasnya.

Ibu Hamil Disarankan Pakai Masker

Sementara itu, maraknya kebakaran lahan di sejumlah kecamatan di Kabupaten Berau, berdampak pada kabut asap yang menyelimuti wilayah ini.

Meski tidak sampai menganggu aktivitas penerbangan, karena jarak pandang antara 5 hingga 7 kilometer, namun kabut asap ini mengancam kesehatan masyarakat.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved