Ibu Kota Baru
Anggota DPD RI Ini Tutup Pidato Kenegaraan di Jakarta dengan Doa, Sebut Ibu Kota Indonesia di Kaltim
Agustus ramai membicangkan soal rencana pemindahan ibu kota Indonesia ke Pulau Kalimantan. Belakangan pun, ramai dukungan Ibu Kota Indonesia di Kaltim
Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kencana, Samarinda, Nor Wahid Hasyim punya analisa lain bagaimana memenuhi kebutuhan 1,5 juta penduduk di Ibu Kota Baru nantinya secara bertahap. Ini pun jika Ibu Kota Indonesia di Kaltim.
Dalam kajian Bappenas menyebutkan, Ibu Kota Baru nantinya bakal dihuni setidaknya 1,5 juta penduduk eksodus bertahap dari DKI Jakarta selama beberapa tahun.
Mereka adalah aparatur sipil negara, pejabat, politisi, TNI/Polri berserta keluarganya.
Wahid menjelaskan, mengacu standar nasional dan standar yang perusahaan terapkan, satu liter per detik air yang dialirkan PDAM mencukupi minimum 60 sambungan rumah.
Tiap sambungan bisa dinikmati 6 warga. Artinya, satu liter per detik air bisa mencukupi 360 jiwa.
Jika ada 1,5 juta penduduk di ibukota baru, minimal membutuhkan 4.166 liter per detik.
Ia mengatakan, saat ini sedang diproses rencana pembuatan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kalhold kapasitas 1000 liter per detik.
Sebanyak 500 liter per detik, kata Wahid, cukup dialokasikan memenuhi sisa kebutuhan pelanggan di Samarinda.
Sementara, bisa saja 500 liter per detik lainnya disalurkan atau dijual ke pelanggan ibukota baru sebanyak 180 ribu warga.
"Jalur distribusi dari Kalhold lewat jalan tol km 40," tutur Wahid, Selasa (6/8/2019) di kantornya.
Nah, karena eksodus penduduk berangsur-angsur, ia nilai jumlah itu masih cukup untuk memenuhi kebutuhan air di tahap awal.
Tahap kedua, bisa saja memanfaatkan air dari fasilitas pengolahan regional bernama Tebasabo (Tenggarong, Balikpapan, dan Bontang) yang memiliki kapasitas minimal 1000 liter per detik.
Digadang-gadang, proyek dengan skema kerja publik privat partnership swasta dan pemerintah ini butuh investasi Rp 3 triliun.

"Airnya ambil di Embalut (Tenggarong Seberang), dan bisa langsung dialirkan ke Tahura," katanya menganalisis. "Air di Embalut tak terkena intrusi air laut,".
Walaupun belum mengetahui berapa jarak dari Embalut ke Tahura, ia tak risau soal pipaisasi yang panjang.