Ibu Kota Baru
Profil PPU Calon Lokasi Ibu Kota Baru setelah Bukit Soeharto Dicoret, Pertumbuhan Penduduk Rendah
Setelah Bukit Soeharto resmi batal menjadi kawasan ibu kota baru, lokasi lain di Kaltim yang juga telah disiapkan, yakni Kabupaten PPU mencuat
Penulis: Doan Pardede | Editor: Januar Alamijaya
Bila dirata-rata maka pertumbuhan penduduk pertahun sebesar 2,79%.
Lebih dari 70 persen penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan penduduk usia produktif yaitu usia 15-64 tahun.
Kondisi tersebut merupakan potensi yang dimiliki Kabupaten Penajam Paser Utara karena dengan formasi tersebut maka berpotensi menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara melalui kontribusi tenaga kerja di sektor-sektor lapangan usaha.
Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data kependudukan yang ada perkecamatan, kondisi kependudukan setiap kecamatan dapat digambarkan pada piramida seperti
terlihat pada gambar 2.6.

Penyebaran Penduduk
Dilihat dari kepadatan penduduknya di Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki kepadatan yang relatif rendah.

Mengamati data tabel di atas bisa disimpulkan bahwa dari ke-empat kecamatan yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kecamatan Babulu merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi dalam kurun waktu 2009-2013, pada tahun 2013 kepadatan mencapai 80,57 orang/km2.
Disusul Kecamatan Penajam dengan kepadatan 63,29 orang/km2 dan Kecamatan Sepaku adalah kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah
diantara kecamatan lain yaitu 26,96 orang/km2.
Dinamika penduduk adalah perubahan penduduk, baik pengurangan maupun penambahannya.
Faktor yang mempengaruhi dinamika penduduk adalah kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan kepindahan atau migrasi.
Topografi
Dalam perencanaan kota kemiringan lahan/ topografi merupakan unsur yang penting untuk ditelaah. Kesesuaian lahan bagi peruntukkan bangunan tertentu tidak terlepas dari pertimbangan kemiringan lahan di kawasan tersebut.
Pada umumnya Ketinggian tempat di Wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara berada pada 0 – 500 m diatas permukaan laut (dpl) pada elevasi terendah terdapat di daerah sekitar muara Sungai yang mengalir di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara terdiri atas wilayah berupa daratan dan wilayah yang berupa perairan laut.
Wilayah perairan laut ini tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Babulu, Kecamatan Waru dan Kecamatan Penajam dimana ketiga kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan Selat Makassar.
Ditinjau dari kondisi topografi, dapat diketahui bahwa wilayah daratan Kabupaten Penajam Paser Utara terdiri atas dataran dan perbukitan, terutama di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara bagian barat.
Geohidrologi
Adanya siklus hidrologi di daerah Kabuapten Penajam Paser Utara mempunyai pengaruh terhadap lapisan permukaan tanah. Kondisi Hidrologi di
Kabupaten Penajam Paser Utara berdasarkan keadaan eksisting dapat melayani kebutuhan pengairan untuk pertanian.

Di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara terdapat mata air, embung dan bendung yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, baik yang sudah di kelola maupun yang masih belum dikelola namun mempunyai potensi yang cukup besar untuk pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Di Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki 21 titik sumber air yang tersebar 2 (dua) kecamatan yaitu 9 titik sumber air di Kecamatan Babulu dan 12 titik sumber air di Kecamatan Sepaku.
Sedangkan untuk embung yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara sendiri terdapat diseluruh wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, dimana di Kecamatan Penajam terdapat 3 embung yang ada dimana 2 embung terletak di sekitar Desa Seloloang dan Desa Nipah – Nipah merupakan embung yang sudah dikelola dan berpotensi cukup besar sedangkan ada 1 embung lagi di sekitar Desa Sotek yang belum dikelola masih alami namun mempunyai potensi yang cukup besar, hal ini dapat dilihat dari debit air yang ada sekitar 300.000 m3. sedangkan yang lainnya terdapat di Kecamatan Waru sebanyak 2 titik embung, Kecamatan Babulu ada 6 titik embung dan di Kecamatan Sepaku sebanyak 6 titik embung.
Untuk Bendung yang terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara hanya terdapat 2 Bendung yang terdapat di Desa Babulu Darat 1 Bendung dan 1 Bendung di Desa Waru. Selain bendung yang ada, di Kabupaten Penajam Paser Utara Pemerintah Terutama Dinas Pengairan Kabupaten Penajam Paser Utara merencanakan pembangunan Bendungan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara namun masih bersifat rencana atau akan dibangun.
Rencana Bendungan tersebut terletak di sekitar Kecamatan Penajam tepatnya di sekitar Sungai Tonan dan di sekitar Sungai Tenin yang terdapat di Kecamatan Sepaku. Ke-2 rencana bendungan tersebut akan dibangun dari dana propinsi lewat Dinas Pengairan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Sedangkan untuk mata air, di Kabupaten Penajam Paser Utara hanya terdapat 3 mata air yang terdapat di Desa Babulu Darat dan Desa Labangka Kecamatan Babulu serta di sekitar Kecamatan Sepaku.
Gambaran Geologi
Daerah perbukitan terbesar dibagian Utara dan Barat antara lain di Kecamatan Babulu dan Kecamatan Sepaku.
Struktur geologi didaerah ini merupakan lipatan yang berbentuk antilklinal dan sinklinal, hal tersebut adanya sistem rekahan dan rongga akibat pelarutan menyebabkan batu gamping banyak menyimpan air.
Daerah dataran rendah
Daerah dataran rendah ini tertutup oleh belahan hasil rombakan daerah atas didekat ataupun di daerah hulu, lapisan tanah bagian atas ini terdiri dari lempung, lempung pasiran dan napal.
Pada umumnya berupa dataran alluvial yang batuannya bersifat kedap air, oleh karena itu peresapan air hujan lebih kecil apabila dibandingkan dengan daerah batu gamping.
Adapun masing-masing jenis tanah dan proporsi sifat adalah sebagai berikut :
Alluvial, bahan induk dari tanah liat dan pasir yang beraneka ragam tanah kelabu kehitam-hitaman dengan tekstur liat berat sedikit plastis.
Penggunaan lahan pada umumnya berupa persawahan dengan pengairan yang sebagian besar sudah teratur dan sebagian berupa empang/tambak.
Dengan ini baik untuk perluasan sawah yang dipergunakan sebagai tanaman bahan pangan.
Kompleks mediteran, tanah jenis ini berasal dari bahan induk batu liat napal, sifat lainnya dari jenis tanah ini mempunyai kadar bahan organik rendah sampai sedang.
Fisiografi daerah berupa bukit lipatan dengan bentuk wilayah berbukit sampai bergunung, sebagian besar merupakan wilayah berbukit dengan kemiringan lereng 30 %.
Jenis tanah ini biasanya dipakai untuk bermacam-macam bentuk penggunaan lahan, antara lain persawahan tadah hujan dan tegalan serta galian batu gamping.
Grumusol, jenis tanah ini berasal dari bahan induk , bahan kapur, napal dan batu liat.
Tanah kelabu tua dengan tekstur liat dan struktur sangat gempal serta konsisten teguh sampai plastis. Tanah Grumusol ini tersebar di daerah bukit lipatan yang merupakan bagian bawah punggung antiklinal dan lembah-lembah sinklinal dengan bentuk wilayah bergelombang. Jenis tanah ini mempunyai kemampuan lahan untuk pertanian yang sangat terbatas oleh air.
Klimatologi
Berdasarkan kajian data iklim pada masing-masing kecamatan dapat diketahui bahwa rata-rata hari hujan di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah sebanyak 10 hari perbulan dengan curah hujan rata-rata sebesar230 mm per bulan.
Sedangkan curah hujan di atas 300 mm perbulan terjadi antara bulan Desember sampai dengan Februari.
Curah hujan sebesar 100 – 300 mm per bulan pada umumnya terjadi pada bulan Maret sampai bulan juni, dan pada bulan juli sampai bulan Oktober.
Kondisi iklim di wilayah Propinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa karakteristik iklim di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara termasuk wilayah iklim tropika humida.
Temperatur udara rata-rata sebesar 260C dengan perbedaan temperatur pada waktu siang dan malam berkisar antara 5-7
0C.
Temperatur minimum terjadi antara bulan Oktober sampai bulan Agustus, Berdasarkan pembagian iklim di wilayah Kalimantan Timur, iklim Kabupaten Penajam Paser Utara termasuk zone 1 dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 1800 sampai 2000 mm/tahun dengan rata-rata tahunan 1963 mm/tahun.
Kondisi Perumahan
Sebagai kebutuhan dasar manusia selain pangan dan sandang, maka keberadaan papan (perumahan) layak huni yang memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat memberi suasana nyaman bagi penghuninya, merupakan salah satu dampak perubahan tingkat sosial ekonomi penduduk.
Menurut luas lantai perumahan bangunan tempat tinggal, sebagian besar rumah tangga menempati luas lantai 21-49 m2 , yaitu mencapai 46,78 persen dari seluruh rumah tangga.
Sedangkan rumah tangga yang luas lantainya kurang dari 20 m2, hanya sekitar4,09 persen.
Fasilitas Rumah
Sampai saat ini, sumber air minum yang paling banyak digunakan adalah air dalam kemasan baik yang bermerk maupun yang isi ulang sebesar 54,99 persen rumah tangga.
Sedangkan yang menggunakan air minum yang berasal leding (yaitu leding meteran, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta, serta air leding yang dijual eceran) hanya 3,42persen.
Tingginya rumah tangga yang menggunakan air kemasan untuk air minum menunjukkan bahwa tingkat kesadaran penduduk untuk kebersihan dan kesehatan air minum sudah tinggi.
Pada tahun 2013 terdapat 28,24 persen rumah tangga memakai listrik PLN tanpa meteran.
Hal tersebut tidak mengindikasikan bahwa rumah tangga tersebut mencuri listrik PLN, tapi bisa jadi karena mereka menyambung listrik
dari tetangganya.
Sedangkan rumah tangga yang menggunakan meteran dengan porsi terbesar adalah pada daya sebesar 900 watt, yaitu terdapat 36,85
persen rumah tangga.
Indikator sosial sebagai petunjuk kesejahteraan rumah tangga lainnya adalah ketersediaan fasilitas jamban yang mempunyai pengaruh terhadap
kesehatan penghuni.
Tercatat rumah tangga yang menggunakan jamban sendiri sebanyak 90,39 persen rumah tangga.
Sedangkan yang memakai jamban umum sekitar 1,85persen rumah tangga.
Disamping itu masih ada rumah tangga yang tidak memiliki jamban sekitar 3,92 persen.
(TribunKaltim.co/Doan Pardede)