Tiga Nyawa Melayang Akibat DBD, Semester Pertama Sudah Tembus 516 Kasus
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang periode Januari-Juli sudah terdatat 516 kasus demam berdarah. Tiga orang diketahui meninggal dunia
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG — Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kurun semester pertama 2019 di Kota Bontang meningkat drastis ketimbang tahun lalu.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang periode Januari-Juli sudah terdatat 516 kasus demam berdarah. Tiga orang diketahui meninggal dunia akibat kasus ini.
Hal ini terungkap saat Rapar Koordinasi (Rakor) Kewaspadaan Dini Kasus Demam Berdarah Dengue di Pendopo, Rujab Wali Kota Bontang, Kamis (22/8/2019).
Kepala Dinkes Bontang, Bahauddin mengatakan, kasus yang terjadi di Bontang sangat tinggi tahun ini. Bahkan, tiga nyawa anak-anak melayang lantaran pasien baru dirujuk keluarga setelah memasuki masa kritis.
“Korban baru dilarikan ke rumah sakit setelah 4-5 hari alami demam tinggi padahal ini masa kritisnya sang pasien,” ujar Bahauddin saat menyampaikan data di hadapan rapat kerja.
Ketiga korban DBD masih berusia belia. Mereka tinggal di tiga lokasi berbeda, yakni di Kelurahan Loktuan, Gunung Elai dan Tanjung Laut Indah.
Dalam pemaparannya, Bahadduin mengatakan korban meninggal terlambat mendapat penaganan medis. Korban warga Loktuan baru dibawa ke RS Pupuk Kaltim setelah demam tinggi hari ke-5.
Petugas medis sudah mengupayakan pemberian pertolongan medis. Namun, naas nyawa korban tak mampu diselamatkan.
“Kasus lain juga serupa dialami pelajar Sekolah Dasar, ia terlambat dirujuk ke rumah sakit dan berakhir nyawanya tak mampu diselamatkan,” ujar Bahauddin.
Bahauddin menambahkan, tingginya kasus dipicu kesadaran masyarakat masih rendah terhadap lingkungan mereka. Sebab, pihaknya rutin melakukan upaya pencegahan sebaran penularan demam berdarah.
Bahkan, pengasapan alias fogging di titik-titik yang terjangkit rutin digelar. Hanya saja, kesadaran warga menjaga kebersihan lingkungan mereka belum sepenuhnya dilakukan.
“Harus perbaiki pola hidup, bersih-bersih di lingkungan masing-masing. Budaya 4 M (menguras, mengubur, menutup plus memakaim lotion anti nyamuk,” pungkasnya.
Kasus DBD di Balikpapan Meningkat
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga minggu ke-27 di tahun 2019 mencapai 1.575 kasus.
Hal tersebut diungkapkan Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty kepada Tribunkaltim.co, Selasa (16/7/2019).
"Ada penurunan tren di bulan Juni ke Juli jumlah kasus mengalami penurunan," ujar Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty.
Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, hingga minggu ke-27 tahun 2019 ini terdapat sebanyak 1.575 kasus dengan 9 orang meninggal dunia.
Sedangkan tahun 2018 jumlah kasus mencapai 1.424 kasus.
Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty menjelaskan, adapun langkah yang dilakukan DKK Balikpapan terhadap bahaya DBD adalah dengan gencar melakukan penyuluhan oleh masing–masing puskesmas kepada warganya.
"Baik penyuluhan di ruang tunggu dan wajib di setiap puskesmas melakukan sosilialisasi di media sosial akan bahaya DBD," ungkap Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty.
Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty juga menjelaskan, petugas medis di rumah sakit dan puskesmas agar dengan cepat memperhatikan masyarakat yang terkena demam tinggi dan membawa ke laboratorium.
"Bagi warga yang keluarganya terkena DBD untuk cepat membawa ke rumah sakit dan jangan menunggu lama," pungkas Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty (*)
Baca Juga
• Kasus DBD di Balikpapan Mengkhawatirkan, DPRD Minta DKK Gerak Cepat
• Komisi IV DPRD Balikpapan Tegaskan Kualitas Pelayanan Pasien DBD Harus Diutamakan
• Kasus DBD di Kabupaten PPU Naik Drastis, Dinas Kesehatan Catat 144 Kasus hingga Juni 2019
• Tiga Bersaudara Terkena DBD, Satu Meninggal, Tim Kesehatan Temukan Jentik Bersarang di Kediamannya