Ibu Kota Baru
Lahan di Sepaku Penajam Dimiliki PT ITCI Bersatus Lahan Negara, Bakal Dibangun Ibu Kota Baru RI
Tak hanya itu, berdasarkan catatan Jatam, mayoritas lahan di Kabupaten Penajam Paser Utara dikuasai oleh PT ITCI Kartika Utama.
“Kan, kami cadangkan lahan untuk jangka panjang, jadi ya kami tunggu sampai habis izinnya. Semua izin yang di situ enggak akan diperpanjang. Yang bisa diambil, segera diambil,” tutur Bambang.
Kemudian, lanjut Bambang, untuk lubang eks-tambang, pihaknya akan merehabilitasinya kembali dengan penimbunan tanah atau menjadikan itu sebagai danau.
Di tempat terpisah, tokoh masyarakat Samboja, H Abu (62) saat ditemui Tribunkaltim.co pada Selasa (27/8/2019).
Menurutnya, pemerintah membangun Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur demi kemaslahatan bersama. Masyarakat yang memiliki lahan bersinggungan dengan area IKN seharusnya tak boleh mempersulit keadaan.
Dari pengalaman H Abu, untuk pembangunan infranstruktur publik, bila bersinggungan dengan lahan warga maka pemerintah bakal mengganti sesuai dengan nilai jual objel pajak (NJOP) lahan.
"Kalau ada di dalamnya (lahan) ada tanam tumbuh, mungkin itu bisa dimusyawarahkan dengan yang punya tanaman," tuturnya sambil tersenyum.
Terkecuali yang membeli swasta atau pihak selain pemerintah, maka tak ada salahnya pemilik lahan mematok harga tinggi. Lantaran punya kepentingan komersil yang menguntungkan pribadi atau golongan semata.
"Seperti jalan tol, dibangun untuk keperluan orang banyak. Pemerintah ini, kan, atas nama membangun, tak boleh menentang sebagai masyarakat, apa sekadar gantinya harus disyukuri. Kecuali swasta atau pribadi. Kalau pemerintah, kan, untuk kepentingan kita semua," ungkapnya.
Tak bisa dipungkiri, H Abu merupakan salah saudagar yang memiliki banyak tanah di Samboja, Kutai Kartanegara. Di kalangan masyarakat ia kerap disebut perintis atau sosok yang dituakan di Koala Samboja.
Namun saat disinggung soal tanah miliknya, H Abu mengelak dikatakan memiliki banyak tanah di kawasan Samboja, Kukar, Kalimantan Timur.
"Gak ada,ah," tutur anak kedua dari 9 bersaudara, yang hobi menghibahkan tanahnya ke pemerintah. Mulai dari lahan 4 hektar untuk pasar beserta bangunan 300 kiosnya, hingga lahan 1,5 hektare sekaligus membangun wisata air Kaltim Park bagi masyarakat Samboja.
"Belum ada yang nawar," sambungnya saat ditimpali pertanyaan apa sudah ada spekulan berdatangan menawar aset miliknya.
Warga Samboja tentu menyambut baik keputusan presiden memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.
"Kami merasa bersyukur atas nama warga samboja. Terutama anak-anak kami ada peluang, masuk dan bekerja sesuai dengan kemampuannya," bebernya.
Abu membeberkan lapangan kerja masih jadi persoalan di wilayah yang mayoritas penduduknya adalah nelayan dan petani, sebagian lagi pekerja proyek Pertamina.